Pengertian Stres Serta Jenis Dan Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Stres merupakan gangguan mental yang dihadapi seseorang sebagai akibat adanya tekanan. Pada umumnya stres merupakan bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi, maupun mental. Apabila tidak segera diatasi, stres dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja, sakit, maupun gangguan kesehatan mental penderita stres.

Menurut Hardjana, bahwa dalam kondisi dan keadaan stres sekurang-kurangnya ada tiga hal yang saling terkait. Ketiga hal tersebut adalah :
  • hal atau sebab.
  • karena peristiwa. 
  • orang yang merupakan obyek.
Keterkaitan dimaksud adalah keadaan yang menjadi sumber stres (stressor) kepada orang yang mengalami stres (the stressed) serta huhungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres (transaction) berserta segala hal yang berkaitan olehnya. 

Pengertian Stres. Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai apa yang dimaksud dengan stres, beberapa ahli tersebut diantaranya adalah :

1. Malayu S.P. Hasibuan.
Stres adalah suatu kondisi ketegangan pada seseorang yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisinya. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, seseorang yang mengalami stres akan merasa gugup, merasakan kekuatiran yang kronis, mudah marah, dan tidak relaks.

2. Ardani.
Stres adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.

3. Yusuf.
Stres adalah reaksi yang terjadi dalam fisik, yang biasanya didasari atas permasalahan kehidupan yang telah dialaminya. Menurut Yusuf, stres sangat berbeda dengan depresi.

4. Handoko.
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. 

5. Siagian.
Stres adalah kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang.

6. Sarafino.
Stres adalah suatu kondisi yang muncul ketika individu berhubungan dengan lingkungannya, individu merasakan ketidak-sesuaian antara tuntutan-tuntutan situasional dengan sumber daya biologis, dan sosial yang dimilikinya. Menurut Sarafino, stres dapat dilihat dalam tiga sudut yang berbeda, yaitu :
  • stres sebagai stimulus.
  • stres sebagai respon.
  • stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan.

7. Hans Selye.
Stres adalah respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. aa

8. Santrock.
Stres adalah suatu bentuk respon yang dialami oleh individu terhadap kejadian atau keadaan yang mengakibatkan seseorang merasa terancam, sehingga ia membalas dengan mengancam dan mengganggu orang lain, atas segala kemampuan seseorang untuk menanganinya.

9. Robbins.
Stres adalah suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan di mana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.

10. Anoraga.
Stres adalah tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

11. Weinberg dan Gould.
Stres adalah adanya ketidak-seimbangan antara tuntutan fisik dan psikis serta kemampuan memenuhinya.

12. Woolfolk dan Richardson.
Stres adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidak-senangan yang menggerakkan, menyiagakan, atau membuat aktif organisme.

13. Baron dan Byrne.
Stres adalah respon terhadap persepsi kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang potensial menimbulkan bahaya atau tekanan emosional.

14. Agolla dan Ongori.
Stres adalah suatu bentuk persepsi yang dialami oleh seseorang karena adanya kesenjangan antara kemampuan individu dan tuntutan lingkungan yang dialaminya.

Jenis Stres.  Hans Selye membedakan stres menjadi dua bagian, yaitu :
  • Eustress, merupakan jenis stress yang bisa memacu semangat seseorang. Stres jenis ini akan menyebabkan seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Eustress merupakan stres yang positif dan tidak menimbulkan efek negatif.
  • Distress, merupakan jenis stres yang mengganggu dan banyak orang yang menghindari stres jenis ini. Distress merupakan stres yang negatif, menyebabkan kondisi tubuh dan mental menjadi terpuruk dan dapat berujung pada depresi.

Distress yang merupakan jenis stres yang negatif dapat dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu :
  • Distress Internal, yaitu jenis stres yang bersumber dari pengalaman buruk, ancaman, perubahan situasi yang tidak terduga dan tidak nyaman. Distress internal memberikan dampak buruk bagi orang yang mengalaminya.
  • Distress Akut, yaitu jenis stres yang terjadi saat seseorang mengalami peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat.

Selain itu masih terdapat jenis stres yang lain yang bisa dialami oleh seseorang, yaitu :
  • Stres Kronik, yaitu stres yang terjadi pada saat seseorang berusaha menahan rasa stres dalam jangka waktu yang lama. Stres kronik dan distress akut dapat memicu timbulnya hiperstress.
  • Hipostress, yaitu stres yang terjadi ketika seseorang tidak menemukan tantangan atau kekuatiran dalam hidupnya. Hipostress berawal dari rasa bosan yang ekstrim sehingga tidak memiliki motivasi untuk melakukan apapun dalam hidupnya. 

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres. Stres adalah sesuatu yang tidak berwujud dan abstrak. Oleh karenanya sangat sulit mengukur tingkat stres seseorang. Selain itu, stres yang dialami oleh seseorang yang satu dan orang-orang lainnya memiliki parameter yang berbeda-beda. Menurut Atkinson dan Hilgard, tingkat stres seseorang tergantung pada sejumlah faktor, yaitu :
  • Kemampuan memperkirakan. Ketika seseorang mampu memperkirakan kapan akan mengalami stres, maka hal tersebut akan mengurangi tingkat stres yang dialaminya.
  • Kontrol atas jangka waktu. Kemampuan untuk mengontrol waktu kejadian yang penuh stres juga dapat mengurangi tingkat stres yang dialami.
  • Evaluasi kognitif. Tingkat stres yang dialami seseorang akan tergantgung dari situasi yang dialami dan berarti bagi seseorang tersebut.
  • Perasaan mampu. Perasaan seperti itu yang bersifat positif sangat membantu dalam mengatasi dan menurunkan tingkat stres yang dialami seseorang.
  • Dukungan dari orang lain (masyarakat). Dukungan dan perhatian dari orang lain dapat membantu seseorang dalam mengatasi stres yang dialaminya. 

Sedangkan menurut Rasmun, efek stres (tingkat stres) pada setiap orang dipengaruhi oleh faktor  sebagai berikut :
  • Kemampuan seseorang dalam mempersepsikan stresor (penyebab stres). Jika stresor dipersepsikan buruk maka tingkat stres akan semakin tinggi.
  • Intensitas terhadap stimulus. Jika intensitas serangan stres terhadap seseorang tinggi, maka kemungkinan kekuatan fisik dan mental seseorang tersebut tidak mempu mencegah atau mengadaptasi stres.
  • Jumlah stresor (penyebab stres) yang harus dihadapi dalam waktu yang sama. Jika dalam waktu yang sama harus menghadapi banyak stresor, maka masalah sekecil apapun akan menjadi pemicu timbulnya stres.
  • Lamanya paparan stresor (penyebab stres). Semakin lama menghadapi stresor akan berakibat semakin lemah kemampuan seseorang dalam mengatasi stres.
  • Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi seseorang dalam mengatasi stres yang disebabkan oleh masalah yang sama.
  • Tingkat perkembangan. Pada tingkatan perkembangan tertentu, intensitas stresor yang dihadapi akan berbeda, sehingga resiko terjadinya stres pada tingkat perkembangan akan berbeda juga. 

Semoga bermanfaat.