Fungsi Komunikasi Kelompok Serta Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Kelompok

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Secara umum, komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya tiga orang atau lebih, dengan tujuan untuk berbagi informasi, mengembangkan gagasan, atau memecahkan masalah, baik secara formal maupun informal. Melalui komunikasi kelompok pula akan terjadi proses pengenalan pola-pola interaksi antar individu dengan titik berat tertentu, misalnya pengambilan keputusan.

Dalam komunikasi kelompok, media yang biasanya digunakan diantaranya adalah :
  • seminar, merupakan suatu pertemuan yang diadakan untuk membahas suatu masalah yang dilakukan secara ilmiah.
  • rapat atau meeting, merupakan pertemuan dalam suatu organisasi, baik dalam situasi formal maupun nonformal untuk membicarakan, merundingkan, dan memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
  • diskusi panel, merupakan suatu diskusi yang dipakai guna memperluas wawasan tentang suatu masalah yang sedang hangat dan melibatkan beberapa ahli yang disiplin ilmu atau profesi guna bertindak sebagai seorang pembicara atau panelis.
  • workshop, merupakan suatu diskusi yang membahas masalah yang mempunyai ruang lingkup tertentu dan dibahas secara mendalam. Peserta lokakarya adalah orang-orang yang ahli dalam masalah tersebut.
  • talkshow, merupakan sebuah program televisi atau radio seseorang atapun komunitas berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.


Fungsi Komunikasi Kelompok. Komunikasi kelompok memiliki beberapa fungsi. Burhan Bungin, dalam “Sosiologi Komunikasi”, menjelaskan bahwa fungsi dari komunikasi kelompok adalah :

1. Menjalin hubungan sosial.
Fungsi ini menjelaskan bagaimana kelompok tersebut dapat membentuk dan memelihara hubungan antara para anggotanya dengan memberikan kesempatan melakukan berbagai aktivitas rutin yang informal, santai, dan menghibur.

2. Pendidikan.
Fungsi ini untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan semua anggota kelompok, baik pengetahuan yang bersifat umum maupun khusus, maupun pengetahuan yang berkaitan dengan kepentingan kelompok maupun anggotanya.

3. Persuasi.

Dalam fungsi ini, seorang anggota berusaha mempersuasikan anggota kelompok lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di inginkannya.

4. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Pemecahan masalah berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.

5. Terapi.
Fungsi ini hanya ada pada kelompok tertentu saja yang memang memiliki tujuan untuk membantu menerapi para anggota kelompok agar mencapai perubahan personal sebagai mana yang diinginkan.


Tahapan dalam Komunikasi Kelompok. Komunikasi kelompok dilakukan dalam beberapa tahapan. Alvin A. Goldberg, dalam “Komunikasi Kelompok: Proses-Proses Diskusi dan Penerapannya”, menjelaskan bahwa tahapan yang terjadi dalam komunikasi kelompok adalah :

1. Orientasi.
Dalam tahap orientasi, anggota masih dalam taraf perkenalan, para anggota masih belum dapat memastikan seberapa jauh ide-ide mereka akan dapat diterima oleh anggota lain. Pernyataan dalam tahap ini masih bersifat sementara dan pendapat-pendapat yang dikemukakan secara hati hati. Komentar dan interpretasi yang meragukan cenderung memperoleh persetujuan dalam tahapan ini dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Ide-ide yang dilontarkan tanpa banyak menggunakan fakta pendukung.

2. Konflik.
Fase konflik mulai muncul adanya ketidak-setujuan yang ditunjukkan masing-masing anggota sehingga menimbulkan suatu pertentangan. Dalam tahap ini dukungan dan penafsiran meningkat, pendapat semakin tegas dan komentar yang meragukan berkurang. Usulan keputusan yang relevan seolah-olah sudah dapat ditentukan dan anggota kelompok mulai mengambil sikap untuk berargumentasi, baik itu sikap yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap usulan-usulan tersebut. Dalam tahap ini koalisi pun terbentuk, anggota mulai membentuk gang-gang tertentu sehingga terjadi suatu konflik.

3. Timbulnya sikap-sikap baru.

Dalam tahap ini, konflik yang terjadi dan komentar mulai berkurang, anggota-anggota kelompok tidak lagi membela diri secara gigih dalam menanggapi komentar yang tidak menyenangkan. Sikap-sikap anggota berubah dari tidak setuju menjadi setuju terhadap usulan dan keputusan yang ada.

4. Dukungan.
Dalam tahap ini, usulan dan keputusan yang di inginkan semakin tampak. Pertentangan berubah menjadi dukungan yang lebih menguntungkan bagi usulan dan keputusan. Perbedaan pendapat sudah tidak lagi ada. Para anggota kelompok berusaha keras mencari kesepakatan bersama dan satu sama lain cenderung saling mendukung, khususnya dalam menyetujui beberapa usulan keputusan tertentu.


Demikian penjelasan berkaitan dengan fungsi komunikasi kelompok serta tahapan dalam komunikasi kelompok.

Semoga bermanfaat.