Hakekat Bahasa Dan Pemerolehan Bahasa

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Hakekat Bahasa. Istilah “hakekat bahasa” terdiri dari dua kata, yaitu “hakekat” dan “bahasa”. Kata “hakekatberarti inti sari atau dasar. Hakekat juga berarti kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya). Sedangkan kata “bahasaberarti suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara agar bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.

Berdasarkan hal tersebut, istilah “hakikat bahasa” merupakan inti sari atau dasar kenyataan sebenarnya dari bahasa. Harimurti Kridalaksana, dalam “Kamus Linguistik”, menjelaskan bahwa bahasa pada hakekatnya adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Hakekat bahasa meliputi :

1. Bahasa sebagai sebuah sistem.
Bahasa adalah sebuah sistem, maksudnya bahasa merupakan sejumlah unsur yang beraturan. Unsur-unsur bahasa itu diatur. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan atau kaidah atau pola yang teratur dan berulang, baik dalam tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Apabila aturan atau kaidah ini dilanggar maka komunikasi dapat terhambat.

2. Bahasa sebagai lambing.
Bahasa merupakan lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Lambang merupakan tanda yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial berdasarkan perjanjian dan untuk memahaminya harus dipelajari.

3. Bahasa itu adalah bunyi.
Yang dapat digolongkan bahasa adalah bunyi, terbatas pada bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia saja. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat disebut bahasa, misalnya : bersin, berdehem, batuk, dan lain sebagainya. Hanya bunyi yang berupa ujaranlah yang disebut bahasa. Turunan dari bunyi adalah huruf-huruf, yang sifatnya arbitrer atau mana suka.

4. Bahasa itu bermakna.
Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau bunyi ujar. Lambang itu mengacu pada suatu pengertian, konsep ide atau gagasan maka dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki makna.

5. Bahasa itu konvensional.
Konvensi adalah kesepakatan atau perjanjian. Bahasa bersifat konvensional, maksudnya adalah penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat pemakai bahasa.

6. Bahasa itu produktif.
Sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat dipakai secara tidak terbatas oleh pemakainya. Contoh dari fonem : n - a - k - i dapat membentuk kata : naik - kian - kina - ikan.

7. Bahasa untuk mengidentifikasikan diri.
Orang Melayu mengenal pepatah, “bahasa menunjukkan bangsa”. Bahasa merupakan ciri pembeda yang paling menonjol di antara ciri budaya. Oleh karena dengan bahasa, setiap kelompok sosial merasa diri sebagai satu kesatuan yang berbeda dengan kelompok lain.


Sedangkan Ni Made Dhanawaty, Ni Putu N. Widarsini, dan Made Sri Satyawati, dalam “Pengantar Linguistik Umum”, menjelaskan bahwa untuk mengetahui hakikat bahasa, kita harus menelusuri tiga aspek dasar bahasa, yaitu :

1. Isi Bahasa.
Bahasa sebagai instrumen komunikasi antar manusia memiliki beragam isi yang terkandung di dalamnya meliputi :
  • informasi fonologi, yang berarti bahasa mengandung informasi yang bersifat fonologi, yakni bunyi-bunyi yang tersistem dan taat makna.
  • informasi sintaktik, yang berarti bahasa mengandung informasi dalam wujud kalimat. Dalam kehidupan sehari-hari, kalimat selalu diproduksi oleh alat ucap manusia untuk dapat berkomunikasi.
  • informasi leksikal, yang berisi informasi yang terdapat dalam setiap kata, kosakata atau leksem.
  • pengetahuan konseptual, yang berarti bahasa berisi pengetahuan mengenai konsep-konsep tertentu.
Bahasa memiliki sistem yang digunakan untuk mengevaluasi apa yang didengar.

2. Sifat Bahasa.
Bahasa merupakan simbol (huruf abjad) atau bunyi (ujaran) yang bebas dipergunakan oleh seluruh masyarakat untuk bekerja sama atau berkomunikasi. Terdapat lima sifat pada bahasa yang berwujud ujaran. Kelima sifat dimaksud adalah :
  • bahasa merupakan seperangkat bunyi. Bahasa adalah seperangkat bunyi bersistem yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia. Melalui sistem tersebut, bahasa dapat digunakan dan dipahami oleh sesama manusia.
  • hubungan antara bunyi dan referennya (benda) bersifat arbitrer (mana suka). Maksudnya, tidak ada hubungan antara referen dan bunyi yang digunakan.
  • bahasa itu bersistem. Setiap bahasa di dunia memiliki sistemnya sendiri. Misalnya, sistem bahasa Indonesia membentuk sebuah kata melalui proses morfologis berupa afiks (menambahkan imbuhan), sedangkan dalam bahasa lain belum tentu terdapat sistem tersebut.
  • bahasa merupakan seperangkat lambang. Konstruksi yang membangun sebuah bahasa adalah lambang-lambang bunyi, seperti : a, b, c, d ~ z. Lambang-lambang bunyi tersebut diatur oleh sistem bahasa dan membangun konstruksi kata, seperti : pohon, kursi, dan gunung. Lambang-lambang tersebut hanya akan dimengerti maknanya apabila mengikuti aturan bahasa yang dipahami penutur.
  • bahasa bersifat sempurna atau tuntas. Maksudnya, komunikasi menggunakan bahasa akan dilengkapi dengan gerak tubuh pada penggunaan bahasa lisan, seperti gerakkan tangan melambai ketika mengatakan sampai jumpa. Selain itu, ekspresi wajah juga dapat berganti jika bahasa yang dikomunikasikan memiliki situasi tertentu seperti sedih atau senang. Ketika digunakan dalam bentuk tulisan, bahasa akan memiliki berbagai tanda untuk mengungkapkan jeda, perasaan, dan sebagainya.

3. Ciri Khusus Bahasa.
Bahasa memiliki dua ciri khusus, yaitu :

3.1. Keumuman.
Keumuman maksudnya :
  • setiap bahasa memiliki fonem vokal dan fonem konsonan.
  • setiap bahasa memiliki konstituen untuk menunjuk orang (kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga, tunggal dan jamak, tempat, waktu (deiksis).
  • setiap bahasa mengalami perubahan. 
  • jumlah kalimat yang dihasilkan dalam setiap bahasa tidaklah terbatas.

3.2. Kesejagatan khusus.
Kesejagatan khusus maksudnya :
  • terdapat bahasa yang mengalami konyugasi dan deklinasi.
  • terdapat bahasa yang berafiks (menggunakan imbuhan.
  • ada bahasa tidak berafiks.
  • frasa adposisi yang dimiliki oleh sebuah bahasa berupa preposisi atau postposisi.

Sedangkan ciri-ciri bahasa manusia adalah :
  • bahasa manusia memiliki sistem terpisah, namun saling terkait, baik pada tata bunyi, tata bahasa maupun isyarat.
  • bahasa manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru.
  • manusia membedakan antara isi pesan yang dikomunikasikan dan label yang mewakili isi pesan.
  • dalam komunikasi manusia, bahasa lisan dapat dipertukarkan dengan makna yang didengar.
  • bahasa bukan diturunkan, melainkan dipelajari.
  • sesuatu yang diutarakan dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang.
  • bahasa manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dari generasi ke generasi.

Baca juga : Pengertian Sastra

Pemerolehan Bahasa. Istilah “pemerolehan bahasa” atau “language acquisition” diartikan sebagai proses perkembangan alami yang menunjuk pada periode perkembangan bahasa pertama. Pemerolehan bahasa merupakan penguasaan bahasa pertama yang terjadi secara alamiah dan tanpa disadari, yang digunakan untuk keperluan komunikasi semata tanpa kesadaran akan adanya kaidah bahasa. Pemerolehan bahasa ini merupakan belajar yang informal, natural atau dapat dikatakan seolah anak “memungut” bahasa.

Abdul Chaer, dalam “Linguistik Umum”, menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang diperlukan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang semakin bertambah rumit ataupun teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan-ucapan orang tuanya sampai ia memilih berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa yang baik serta paling sederhana dari bahasa.

Lebih lanjut, Abdul Chaer menyebutkan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama anak, yaitu :

1. Kompetensi.
Kompetensi merupakan proses penguasaan tata bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) secara tidak disadari. Kompetensi di bawa oleh setiap anak sejak lahir. Meskipun di bawa sejak lahir, kompetensi memerlukan pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi dalam berbahasa.

2. Performansi.
Performansi merupakan kemampuan anak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Performansi terdiri dari dua proses, yaitu :
  • proses pemahaman, yang melibatkan kemampuan mengamati atau mempersepsi kalimat-kalimat yang didengar.
  • proses penerbitan, yang melibatkan kemampuan menghasilkan kalimat-kalimat sendiri.


Demikian penjelasan berkaitan dengan hakekat bahasa dan pemerolehan bahasa.

Semoga bermanfaat.