Zaman Neolitikum : Pengertian, Ciri-Ciri, Peralatan Dan Kebudayaan Zaman Neolitikum, Serta Peninggalan Zaman Neolitikum

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Zaman Neolitikum. Istilah neolitikum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “neos” yang berarti baru dan “lithos” yang berarti batu. Berdasarkan arti kata tersebut, zaman neolitikum dapat diartikan sebagai zaman baru baru atau zaman batu muda, yaitu periode setelah zaman mesolitikum atau zaman batu madya atau zaman batu tengah. Istilah zaman neolitikum pertama kali dikemukaan oleh Sir John Lubbock pada tahun 1865.

Zaman neolitikum merupakan periode dalam teknologi manusia yang secara tradisional adalah bagian terakhir dari zaman batu. Zaman neolitikum termasuk dalam era pleistosen akhir dan awal di era holosen. Istilah “neolitikum” sendiri sebetulnya tidak mengacu pada periode kronologis tertentu, tetapi lebih kepada seperangkat karakteristik perilaku dan budaya termasuk penggunaan dan pemanfaatan berbagai hal, termasuk tanaman liar dan hewan peliharaan, sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup.

Pada periode zaman neolitikum, teknologi manusia pada saat itu sudah cukup berkembang jika dibandingkan dengan periode zaman sebelumnya, masyarakatnya sudah mengenal cara bercocok tanam selain masih juga berburu, sudah dapat menghasilkan bahan makanan sendiri (food production), serta masyarakat pada zaman neolitikum sudah mulai hidup menetap, tidak lagi berpindah-pindah atau nomaden. Karena hidupnya yang sudah menetap, dalam masyarakat zaman neolitikum dikenal adanya seorang yang dianggap sebagai “primus interpares” atau yang utama dari sesamanya. Umumnya, individu ini adalah kepala suku atau tetua adat dari komunitas masyarakat tersebut. Jenis manusia yang hidup pada pada zaman neolitikum adalah Homo Sapiens ras Mongoloide dan Austromelanosoide.


Ciri-Ciri Zaman Neolitikum. Berdasarkan hal tersebut di atas, terdapat beberapa ciri dari masyarakat zaman neolitikum, diantaranya adalah :
  • hidup menetap dan memiliki tempat tinggal yang tetap.
  • telah mengenal teknik bercocok tanam dan beternak.
  • bentuk peralatan yang digunakan sudah halus dan diberi tangkai.
  • menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan toteisme.
  • telah mengenal pakaian, yang dibuat dari kulit hewan ataupun kulit kayu.
  • mengenal perhiasan, yang terbuat dari kulit kerang, batu dan terakota.


Peralatan dan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum. Terdapat beberapa peralatan yang digunakan dan hasil kebudayaan masyarakat zaman neolitikum, yaitu :

1. Peralatan Zaman Neolitikum.
Beberapa peralatan yang digunakan masyarakat pada zaman neolitikum, diantaranya adalah :
  • Kapak persegi. Kapak ini berbentuk persegi dan terbuat dari batu yang sudah dihaluskan dan diasah agar memiliki ujung yang cukup tajam untuk memotong dan mengiris. Umumnya, kapak ini digunakan untuk memotong dan mengolah kayu, menggarap tanah, serta melaksanakan upacara-upacara adat.
  • Kapak lonjong. Kapak ini berbentuk lonjong dan ukurannya bervariasi, terbuat dari batu yang sudah diolah dan dihaluskan. Umumnya, kapak ini digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah pertanian serta untuk memotong kayu dan pohon-pohon besar.
  • Mata panah. Mata panah terbuat dari batu yang dibentuk sedemikian rupa, dan diasah menjadi tajam dan halus, sehingga dapat dengan cepat membunuh hewan buruan.
  • Perkapalan. Masyarakat zaman neolitikum sudah mengenal cara membuat kapal yang sederhana, dengan bahan dasar batang pohon, yang mereka gunakan untuk mengarungi sungai, danau, dan daerah-daerah pesisir.
  • Anyaman. Masyarakat zaman neolitikum sudah menguasai teknik menganyam sederhana, sehingga mereka dapat membuat alat-alat dan perabot (rumah tangga) anyaman dari bahan dasar bambu, rumput kering, ataupun kayu rotan.
  • Gerabah. Masyarakat zaman neolitikum sudah menguasai cara pembuatan gerabah atau tembikar, dari bahan dasar tanah liat yang dicampur dengan pasir.

2. Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum.
Beberapa kebudayaan yang dihasilkan pada zaman neolitikum, diantaranya adalah :
  • Pakaian. Masyarakat zaman neolitikum sudah mampu menguasai teknik pembuatan pakaian sederhana yang dibuat dari serat dan kulit kayu yang sudah diolah dengan ditumbuk dan dipisah-pisahkan seratnya.
  • Perhiasan. Masyarakat zaman neolitikum sudah mulai mengenal perhiasan, seperti gelang, kalung, serta anting-anting ornamental yang dibuat dari kulit kerrang, batu-batuan, kayu, serta tulang belulang.
  • Perdagangan. Masyarakt zaman neolitikum sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter. Perdagangan zaman ini tidak digunakan untuk mencari keuntungan, tetapi untuk bertahan hidup secara subsisten.
  • Kepercayaan kuno. Masyarakat zaman neolitikum sudah mengenal konsep keagamaan dan spiritualitas kepada ruh nenek moyang serta benda-benda alam. Konsep ini dikenal sebagai animisme dan juga dinamisme, yang merupakan kepercayaan utama dari manusia purba yang hidup pada zaman ini.

Baca juga : Pengertian Prasasti

Peninggalan Zaman Neolitikum. Beberapa artefak peninggalan masyarakat zaman neolitikum, diantaranya adalah :
  • arca. Arca atau patung peninggalan zaman neolitikum umumnya berbentuk binatang atau manusia dan melambangkan ruh-ruh nenek moyang yang menjaga suatu komunitas.
  • menhir. Menhir adalah batu besar tunggal yang tinggi dan berbentuk seperti sebuah tiang ataupun tugu, yang berfungsi sebagai tanda dan juga objek dalam pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang dalam konsep animisme dan dinamisme pada masa tersebut.
  • punden berundak. Punden berundak adalah sebuah bangunan berteras yang digunakan sebagai tempat pemujaan ruh-ruh nenek moyang, yang memiliki bentuk yang mirip dengan candi, sehingga kerap dianggap sebagai awal mulai dari budaya pembangunan candi di Indonesia.
  • waruga. Waruga adalah sejenis kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat dan terbuat dari batu utuh yang berukuran besar, yang digunakan sebagai tempat untuk memakamkan manusia pada zaman neolitikum dan megalitikum, sehingga harus mampu menampung manusia dewasa didalamnya.
  • sarkofagus. Sarkofagus adalah peti mati yang digunakan untuk menimpan jenazah seperti sebuah Waruga. Namun, bentuk dari sarkofagus adalah seperti palung atau lesung yang memanjang. Artefak ini terbuat dari sepasang batuan utuh yang sudah dibentuk, satu sebagai dasarnya dan satunya sebagai penutup dari sarkofagus tersebut.
  • kubur batu. Kubur batu adalah sejenis peti mati yang digunakan sebagai tempat penyimpanan jenazah yang terbuat dari bahan dasar batu. Mirip dengan sarkofagus, kubur batu ini kerap ditemukan berbentuk lonjong sehingga mayat yang dibaringkan didalamnya memiliki posisi horizontal.
  • dolmen. Dolmen adalah sejenis meja batu yang digunakan sebagai tempat penempatan sesajen serta lokasi pemujaan kepada ruh-ruh nenek moyang dalam konsep animisme dan dinamisme. Terkadang, dolmen juga digunakan untuk menutup bagian atas dari sarkofagus.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian zaman neolitikum, ciri-ciri, peralatan dan hasil kebudayaan zaman neolitikum, serta peninggalam zaman neolitikum.

Semoga bermanfaat.