Kalimat : Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, Dan Jenis Kalimat

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kalimat. Secara umum, kalimat dapat diartikan sebagai kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas Subjek dan Predikat. Kalimat juga dapat berarti susunan dari beberapa kata atau klausa dan dapat dilengkapi dengan kata hubung atau konjungsi. Dalam Kamus Besa Bahasa Indonesia, kalimat diartikan dengan :
  1. kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
  2. perkataan.
  3. ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titi nada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi bunyi. Sedangkan dalam wujud tulisan huruf latin, kalimat ditandai dengan adanya berbagai tanda baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti apa dibaca.

Selain itu, pengertian kalimat juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat dari para ahli, diantaranya adalah :
  • Gorys Keraf, dalam "Diksi dan Gaya Bahasa", berpendapat bahwa kalimat adalah satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
  • Abdul Chaer, dalam  "Linguistik Umum", berpendapat bahwa kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.
  • E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, dalam "Cermat Berbahasa Indonesia", berpendapat bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi baik lisan dan tulisan harus memiliki subjek dan predikat.


Ciri-Ciri Kalimat. Kalimat memiliki ciri-ciri diantaranya adalah sebagai berikut :
  • merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
  • dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap (setidaknya terdiri atas Subjek dan Predikat).
  • memiliki satuan ide dan makna yang utuh.
  • mempunyai pola intonasi akhir.
  • adanya huruf kapital dan tanda baca.


Unsur Kalimat. Suatu kalimat dibentuk oleh unsur-unsur sebagai berikut :

1. Subjek atau S”.
Subjek merupakan unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat, yang pada umumnya :
  • terletak sebelum unsur “Predikat”.
  • berupa kata benda (nomina) atau dapat juga berupa frasa atau klausa.
yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat.

Ciri-ciri Subjek adalah :
  • menjawab pertanyaan “apa” atau “siapa”.
  • diikuti dengan kata “itu”.
  • diawali dengan kata “bahwa”.
  • memiliki keterangan pewatas “yang” (konjungsi dengan menggunakan kata “yang”).
  • tidak diawali dengan preposisi seperti “dari”, “dalam”, “di”, “ke”, “kepada”, “pada”.
  • berupa nomina atau frasa nominal.

2. Predikat atau P”.
Predikat merupakan unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada kalimat. Letak predikat berada di antara Subjek dan Objek. Pada umumnya, Predikat dapat menggunakan kata kerja, kata sifat, atau kata sifat dan kata benda. Cara untuk mengetahui Predikat dalam kalimat, dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.

Ciri-ciri Predikat adalah :
  • menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana.
  • bisa berupa kata “ialah” atau “adalah”.
  • ingkaran dapat diwujudkan dengan kata “tidak”.
  • bisa diikuti dengan kata-kata aspek atau modalitas, contoh “telah”, “sudah”, “sedang”, “belum”, “akan”, “ingin”, “hendak”, “mau”, dan lain sebagainya.

3. Objek atau O”.
Pada umumnya, Objek terletak sesudah Predikat. Objek dapat dikatakan sebagai keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Posisi Objek harus selalu berada di belakang Predikat, sehingga Objek tidak didahului oleh preposisi. Pada umumnya, objek itu diisi oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa. Pada kalimat pasif, Objek menjadi Subjek.

Ciri-ciri Objek adalah :
  • berada di belakang predikat.
  • dapat berubah menjadi Subjek dalam kalimat pasif.
  • tidak didahului dengan preposisi.
  • diawali dengan kata “bahwa”.

4. Keterangan atau K”.
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur keterangan biasanya dijadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat.
  • Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam, kepada, terhadap, untuk, oleh, dan tentang.
  • Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.

Ciri-ciri Keterangan adalah :
  • bukan termasuk ke dalam Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti Subjek, Predikat, Objek dan Pelengkap ).
  • tidak terikat dengan posisi (mempunyai kebebasan tempat diawal/diakhir , atau diantara Subjek dan Predikat).

5. Pelengkap.
Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi Predikat, sehingga Pelengkap posisinya berada di belakang predikat. Dalam posisi yang demikian, terkadang sulit untuk membedakannya dengan Objek. Ada satu cara yang dapat kamu lakukan untuk mengidentifikasinya.

Ciri-ciri Pelengkap adalah :
  • tidak bisa dipindahkan atau melompati Subjek dan Predikat.
  • tidak dapat diubah menjadi Subjek.


Jenis Kalimat. Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang didasarkan pada :

1. Makna.
Berdasarkan makna-nya, kalimat terdiri dari :

1.1. Kalimat Berita.
Kalimat berita atau kalimat deklaratif merupakan jenis kalimat yang isinya memberitakan sebuah informasi kepada sang pembaca ataupun pendengar. Jika dituliskan, kalimat berita diakhiri dengan tanda titik (.). Contoh kalimat berita : Tadi pagi ada kecelakaan di depan sekolah.

1.2. Kalimat Perintah.
Kalimat perintah atau kalimat imperatif merupakan jenis kalimat yang artinya mampu memberikan perintah untuk melakukan suatu hal. Jika dituliskan, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru (!), meski tanda titik juga bisa digunakan. Contoh kalimat perintah : Tutuplah pintu itu !

Kalimat perintah terdiri dari :

a. Kalimat perintah taktransitif.
Kaidah dalam membuat kalimat perintah taktransitif adalah :
  • menghilangkan subjek, biasanya dapat berupa pronomina persona kedua.
  • mempertahankan bentuk verba seperti apa adanya.
  • menambhakan partikel -lah jika dikehendaki untuk sedikit memperhalus isinya.
Contoh kalimat perintah taktransitif : Berliburlah ke rumah nenekmu !

b. Kalimat perintah transitif aktif.
Kaidah dalam membuat kalimat perintah transatif aktif kaidahnya mirip dengan yang digunakan oleh kalimat perintah taktransitif kecuali mengenai bentuk verbanya. Dalam kalimat transitif, verbanya harus diubah ke dalam bentuk perintah terlebih dahulu dengan menanggalkan prefiks meng- dari verbanya. 
Contoh kalimat perintah transitif aktif : Belikanlah adikmu sepatu baru.

c. Kalimat perintah bentuk pasif.
Kalimat perintah juga dapat disampaikan ke dalam bentuk pasif. Bentuk verba yang digunakan masih tetap dalam keadaan pasif. Sementara urutan katanya tidak berubah. Contoh kalimat perintah bentuk pasif : Kontrak itu harus dikirim sekarang !

Disamping itu, dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata yang digunakan untuk menghaluskan perintah, seperti : tolong dan silahkan. Kalimat perintah juga dapat dibuat menjadi bentuk ingkar dengan penggunaan kata “jangan”.

1.3. Kalimat Tanya.
Kalimat tanya atau kalimat interogatif merupakan jenis kalimat yang isinya kalimat dengan maksud untuk menanyakan sesuatu ataupun seseorang. Terdapat lima cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kalimat tanya, yaitu :
  • menambahkan kata apa-kah.
  • membalikan urutan katanya.
  • menggunakan kata “bukan” atau “tidak”.
  • mengubah intonasi kalimat.
  • dengan menggunakan kata tanya.

1.4. Kalimat Seru.
Kalimat seru atau kalimat interjektif merupakan jenis kalimat untuk menyampaikan rasa kagum terhadap sesuatu. Dalam penggunaannya menggunakan tanda seru.

2. Diathesis.
Berdasarkan diathesis, kalimat terdiri dari :
  • Kalimat aktifKalimat aktif merupakan kalimat yang dimana Subjek-nya langsung melakukan pekerjaan terhadap Objek-nya. Pada umumnya, kata kerja yang digunakan ditandai dengan awalan me-. Namun tak sedikit, predikat di dalam kalimat aktif tidak disertai dengan imbuhan, sebagai contoh makan dan minum. Contoh kalimat aktif : Budi menggunakan botol untuk menciptakan suara.
  • Kalimat pasif. Dalam kalimat pasif, kata kerja yang digunakan cenderung memakai kata di- atau ter-. Contoh kalimat pasif : Bangunan disana dikerjakan dengan sangat baik oleh para arsitektur ternama.

3. Urutan Kata.
Berdasarkan urutan kata-nya, kalimat terdiri dari :
  • Kalimat normal. Kalimat berpola dasar yang dimana subjek pada kalimatnya mendahului predikatnya.
  • Kalimat inverse. Kalimat inverse merupakan kalimat kebalikan dari kalimat normal. Dimana predikat yang digunakan mendahului objek.
  • Kalimat minor
  • Kalimat minor memiliki satu inti fungsi gramatikalnya. Contoh : kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam, panggilan ataupun judul.
  • Kalimat mayor. Kalimat mayor hanya memiliki Subjek dan Predikat saja. Objek, Pelengkap dan juga Keterangan dapat ditambahkan sesuka hati.

4. Struktur Gramatikal.
Berdasarkan struktur gramatikal-nya, kalimat terdiri dari :

4.1. Kalimat tunggal
Dalam kalimat tunggal hanya memiliki Subjek dan Predikatnya saja.

4.2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk merupakan penggabungan dari beberapa kalimat menjadi satu kalimat untuk memudahkan dalam hal berkomunikasi. Kalimat majemuk terbagi dalam beberapa jenis, yaitu :
  • Kalimat majemuk setara, merupakan jenis kalimat majemuk yang memiliki dua atau lebih kalimat tunggal yang apabila dipisahkan dapat berdiri sendiri.
  • Kalimat majemuk bertingkat, merupakan jenis kalimat majemuk yang memiliki dua kalimat yang satunya sebagai induk kalimat yang dapat berdiri sendiri atau bebas serta anak kalimat kebalikan dari induk kalimat. 
  • Kalimat majemuk campuran, merupakan jenis kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara dan bertingkat menjadi satu kalimat.

5. Unsur Kalimat.
Berdasarkan unsur-nya, kalimat terdiri dari :

5.1. Kalimat lengkap.
Kalimat lengkap mengikuti pola dasar dari suatu kalimat baik yang sudah dikembangkan ataupun tidak. Penggunaan unsur-unsurnya juga jelas. Sehingga dapat mudah dipahami. Contoh kalimat lengkap : Warna hijau melambangkan kesuburan.

5.2. Kalimat tidak lengkap.
Kalimat tidak lengkap atau tidak sempurna ini hanya mempunyai salah satu dari unsurnya saja. Pada umumnya, kalimat seperti ini hanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, setuan, larangan, sapan dan lain sebagainya. Contoh kalimat tidak lengkap : Kapan pulang?

6. Pengucapan.
Berdasarkan pengucapan-nya, kalimat terdiri dari :

6.1. Kalimat langsung.
Kalimat langsung secara detail menirukan sesuatu yang disampaikan orang lain. Tanda baca kutip juga digunakan dalam penulisan kalimat langsung. Kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya, kalimat berita ataupun kalimat perintah. Contoh kalimat langsung : “Letakkan sapumu !” bentak pak satpam.

6.2. Kalimat tidak langsung.
Kalimat yang melaporkan kembali mengenai kalimat yang disampaikan orang lain. Kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk berita. Contoh kalimat tak langsung : Budi berkata padaku bahwa lebih baik membaca daripada main-main.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kalimat, ciri-ciri, unsur, dan jenis kalimat.

Semoga bermanfaat.