Kerja sama tim atau "teamwork" dapat diartikan sebagai sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Kerjasama tim dapat terwujud dalam individu-individu yang bekerja bersama dalam lingkungan yang kooperatif untuk mencapai tujuan bersama melalui berbagi pengetahuan dan keterampilan.
Berhasil atau tidaknya suatu kerja sama tim dipengaruhi oleh banyak faktor. Ricky W. Griffin, dalam "Manajemen", menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja sama tim adalah :
1. Kepercayaan terhadap rekan kerja.
Kualitas kerja sama tim yang baik dalam organisasi akan tercapai jika di antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan kerja. Rasa percaya di antara sesama rekan kerja akan memudahkan komunikasi dan koordinasi sehingga proses penyelesaian pekerjaan menjadi lebih mudah.
2. Pengayaan pekerjaan (job enrichment) kepada anggota tim dalam mencapai tujuan kelompok.
Pengayaan pekerjaan penting untuk dilakukan kepada anggota tim supaya mereka memahami dan merasakan pekerjaan yang dilakukan oleh rekan kerja yang lain. Hal ini akan memudahkan mereka memahami kesulitan yang dirasakan oleh rekan kerja dalam mencapai tujuan kelompok.
3. Kebebasan anggota tim untuk lebih otonom.
Hal ini akan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk menunjukkan kemampuan mereka secara optimal dan kebebasan berkreasi sehingga memudahkan mereka mengambil keputusan ketika menghadapi masalah dalam pekerjaan.
4. Kepercayaan mengenai peran dan tanggung jawab anggota tim.
Anggota tim perlu diberikan kepercayaan mengenai tugas dan tanggung jawab supaya mereka tidak saling melempar kesalahan kepada rekan kerja yang lain ketika terjadi permasalahan dalam pekerja.
5. Umpan balik di antara sesama anggota tim.
Umpan balik perlu diberikan kepada sesama anggota tim supaya mereka mengetahui kesalahan yang perlu diperbaiki dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dipecahkan bersama.
Baca juga : Pengertian Kerja Sama Tim (Teamwork)
Sedangkan Sims Salas dan Burke, dalam "Is There a Big Five in Teamwork", menyebutkan bahwa terdapat lima komponen inti yang dapat mempengaruhi kerja sama tim yang biasa disebut sebagai "Big Five of Teamwork", yaitu sebagai berikut :
1. Team Leadership.
Team leadership menjadi salah satu komponen dalam "Big Five of Teamwork" karena kegagalan pimpinan dalam membimbing dan mengkoordinasi anggota tim dapat menjadi faktor kunci dalam ketidak-efektifan tim kerja. Team leadership memungkinkan kerja sama tim menjadi efektif tidak hanya dengan menggabungkan kontribusi dari masing-masing anggota tim, tetapi juga dengan memberikan pemahaman pada setiap anggota mengenai tujuan tim. Dengan kata lain, team leadership merupakan kemampuan ketua tim dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan anggota tim lainnya, menilai kinerja tim, menetapkan tugas, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan tim, memotivasi anggota tim dan membuat suasana yang positif.
2. Mutual Performance Monitoring.
Tim yang efektif merupakan tim yang terdiri dari anggota yang memiliki kesadaran fungsi tim dengan memantau kerja sama anggota kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan, menyadari kesalahan sebelum atau sesegera mungkin setelah kesalahan terjadi. Dengan kata lain, mutual performance monitoring merupakan kemampuan anggota tim untuk mengembangkan pemahaman umum tentang tim dan menerapkan strategi yang secara akurat memantau kinerja rekan se-tim untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat berjalan seperti yang diharapkan.
3. Backup Behaviour.
Backup behavior merupakan kemampuan anggota tim untuk mengantisipasi kebutuhan rekan tim lainnya. mencakup kemampuan untuk menggeser beban kerja rekan tim untuk mencapai keseimbangan beban kerja di antara rekan se-tim. Jika pada mutual performance monitoring, beban kerja anggota tim telah melampaui batas, tim dapat melakukan backup behavior dengan menggeser tanggung jawab pekerjaan kepada anggota tim yang kekurangan beban kerja. Kemampuan tim dalam mendistribusikan beban kerja berlebih mengakibatkan tim dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu pentingnya backup behavior tidak hanya meningkatkan kinerja tiap anggota namun juga memungkinkan tim dapat beradaptasi.
4. Adaptability.
Adaptability merupakan kemampuan untuk menyesuaikan strategi berdasarkan informasi dari lingkungan, realokasi rekan tim dan mengubah perilaku data terjadi perubahan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa tim yang anggotanya mudah beradaptasi menjadi lebih efektif daripada tim dengan anggota yang tidak fleksibel. Namun perubahan dalam lingkungan atau tugas tim harus terus dikaji untuk menentukan apakah proses tim menjadi efektif dalam mencapai tujuan dari waktu ke waktu. Kemampuan beradaptasi membantu tim dapat merespon tuntutan yang tidak terduga misalnya penurunan kesehatan pasien. Oleh karena itu, komponen ini bukan hanya berbicara mengenai kemampuan untuk mengubah perilaku tim tetapi juga kemampuan untuk menghadapi perubahan yang baru ditemui.
5. Team Orientation.
Team orientation merupakan kecenderungan untuk mengambil tanggung jawab rekan selama interaksi kelompok dan keyakinan bahwa tujuan tim lebih penting dari tujuan pribadi. Selain itu, team orientation tidak hanya meningkatkan usaha dan kinerja individu dalam tim serta kepuasan individu, tetapi team orientation juga mempermudah kinerja tim secara keseluruhan misalnya pengambilan keputusan yang lebih baik.
Baca juga : Aspek Dan Tahapan Kerja Sama Tim (Teamwork)
Demikian penjelasan berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kerja sama tim (teamwork).
Semoga bermanfaat.