Pengertian Antropologi Fisik Dan Bidang Kajian Antropologi Fisik (Biologis)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Antropologi, secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia. Sedangkan menurut Harsojo, yang dimaksud dengan antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang umat manusia sebagai makhluk masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup menjadi berbeda dari yang satu dengan yang lainnya.

Baca juga : Pengertian Antropologi Dan Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Jadi, obyek antropologi adalah manusia. Dalam arti manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, kebudayaan, suku bangsa, serta perilakunya. Manusia yang hidup di muka bumi ini mempunyai asal usul tertentu dan dapat dikelompokkan menjadi berbagai kelompok tertentu yang didasarkan atas beberapa ciri-ciri tubuh yang ada pada sebagian besar individu-individu manusia. Kelompok manusia yang didasarkan pada persamaan ciri-ciri tubuh  seperti itu, dalam ilmu antropologi disebut ras.

Baca juga : Bagian-Bagian Dari Ilmu Antropologi

Pengertian Antropologi Fisik. Berkaitan dengan hal tersebut, antroplogi terbagi dalam beberapa cabang ilmu, salah satunya adalah antropologi fisik. Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mempelajari pengertian dan sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dengan sudut pandang atau sebagai bahan penelitiannya adalah ciri-ciri tubuh manusia, yang meliputi :
  • ciri-ciri luar/lahir (fenotip), seperti warna kulit, bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, dan lain-lain.
  • ciri-ciri dalam (genotip), seperti golongan darah.
Cabang Ilmu Antropologi Fisik. Antropologi fisik dapat dibedakan menjadi dua cabang ilmu, yaitu  :
  • Paleoantropologi, yaitu bagian dari antropologi fisik yang mempelajari tentang asal usul manusia serta perkembangan manusia (evolusi manusia), dengan obyek penelitian berupa fosil-fosil manusia yang ditemukan dan terdapat dalam lapisan-lapisan bumi.
  • Somatologi, yaitu bagian dari antropologi fisik yang mempelajari tentang keaneka-ragaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri tubuh (fisik) secara keseluruhan (ciri-ciri genotipe dan fenotipe).

Sedangkan Harsojo, membagi antropologi fisik menjadi beberapa cabang ilmu berdasarkan bidang kajiannya, sebagai berikut : :
  • Paleontologi primata, yaitu ilmu yang mempelajari keaneka-ragaman manusia yang telah musnah dan mempelajari makhluk hidup yang ada kaitannya dengan manusia. 
  • Evolusi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari perkembangan fisik manusia, dari mahkluk hidup yang bukan manusia sampai manusia sekarang.
  • Antropometri, yaitu ilmu yang mempelajari tentang teknik pengukuran tubuh manusia. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keaneka-ragaman manusia yang masih hidup, termasuk perbedaan fisik manusia secara perorangan dan kelompok atau ras.
  • Antropologi sosial, yaitu ilmu yang mempelajari pengelompokan manusia berdasarkan perbedaan fisik (ras), sejarah ras, dan percampuran ras.
  • Studi perbandingan tentang pertumbuhan organik dan antropologi konstitusional, yaitu ilmu yang mempelajari kecenderungan (predis-posis) dari berbagai tipe tubuh manusia terhadap suatu penyakit tertentu dan mempelajari tingkah laku khusus seperti tingkah laku kriminal.

Baca juga : Metode Ilmiah Dari Antropologi

Berdasarkan ilmu antropologi, semua manusia yang hidup atau pernah hidup di muka bumi ini berasal dari satu spesies yaitu Homo sapiens. Dalam perkembangannya manusia terbagi dalam berbagai ras, yang merupakan ciri-ciri biologis dengan pembagian berbagai jenis ras berdasarkan pada tanda-tanda fisik manusia tersebut, yang meliputi :
  • bentuk badan.
  • bentuk kepala.
  • bentuk muka dan tulang rahang bawah.
  • bentuk hidung.
  • warna kulit, warna mata, dan warna rambut.
  • bentuk rambut.

Baca juga : Pengertian Antropologi Budaya Dan Bidang Kajian Antropologi Budaya

Sedangkan dalam hal pengelompokkan jenis ras manusia, para ahli membedakannya dari segi morfologi atau lahiriah manusia. Ciri-ciri morfologi merupakan ciri-ciri yang tampak yang meliputi :
  • ciri-ciri kualitatif, yang meliputi warna kulit, warna mata, serta warna dan bentuk rambut.
  • ciri-ciri kuantitatif, yang meliputi bentuk badan, tinggi badan, indeks kepala, dan lain sebagainya.

Baca juga : Teori Difusi Kebudayaan

Bedasarkan ciri-ciri morfologi pada manusia tersebut, Alfred Kroeber, mengelompokkan ras manusia menjadi sebagai berikut :

1. Ras Kaukasoid, yang meliputi :
  • Nordic, yang terdapat di Eropa Utara dan sekitar laut Baltik.
  • Alpin, yang terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur.
  • Mediteranian, yang terdapat di sekitar laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabia, dan Iran.
  • Indic, yang terdapat di India, Pakistas, dan Srilanka.

2. Ras Mongoloid, yang meliputi :
  • Asiatik Mongoloid, yang terdapat di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur.
  • Malayan Mongoloid, yang terdapat di Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
  • American Mongoloid, yang terdapat di Amerika Utara (orang es kimo) dan penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan.

3. Ras Negroid, yang meliputi :
  • African Negroid, yang terdapat di benua Afrika.
  • Negrito, yang terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina.
  • Melanesia, yang terdapat di Papua dan Kepulauan Melanesia.

4. Ras Khusus, yang meliputi :
  • Bushmen, yang terdapat di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan.
  • Weddoid, yang terdapat di pedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan.
  • Australoid, yang terdapat di Australia yang merupakan penduduk asli benua Australia (suku Aborigin).
  • Ainu, yang terdapat di pulau Karafuto, Hokkaido di Jepang Utara.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi tersebut, orang Indonesia dapat dikelompokkan menjadi empat ras, yaitu :
  • Ras Melayu Mongoloid, dengan ciri-ciri rambut ikal atau lurus, muka agak bulat. Kelompok ras ini di duga datang ke Indonesia pada jaman batu (neolithikum) atau pada jaman perunggu, yang merupakan kelompok ras terbesar yang ada di Indonesia dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indoenesia. Kelompok ras ini terbagi menjadi dua, yaitu kelompok Melayu Tua atau Proto-Melayu, seperti suku bangsa Batak, Toraja, dan Dayak serta kelompok Melayu Muda atau Deutro Melayu, seperti suku bangsa Jawa, Bali, Madura, Banjar, dan lain sebagainya.
  • Ras Papua Melanesoid, dengan ciri-ciri rambut keriting kecil, bibir tebal, serta kulit hitam. Termasuk dalam kelompok ras ini adalah penduduk pulau Papua, Kai, dan Am.
  • Ras Weddoid, dengan ciri-ciri perawakan kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak. Termasuk dalam kelompok ras ini adalah orang Sakai di Siak, suku Kubu di Jambi, orang Enggano di Mentawai, Toala, Tokea, dan orang Tomuna di pulau Muna.
  • Ras Negroid, dengan ciri-ciri rambut keriting, perawakan kecil, dan kulit hitam. Termasuk dalam kelompok ras ini adalah orang Semang di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di pulau Andaman.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian antropologi fisik dan bidang kajian antropologi fisik.

Semoga bermanfaat.