Secara umum metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan sebenarnya bukan suatu ilmu, melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai gejala alam atau masyarakat tanpa dapat disadari hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
Dalam ilmu antropologi, kesatuan pengetahuan tersebut dapat dicapai melalui beberapa tingkatan, yaitu :
1. Pengumpulan Fakta.
Dalam tingkat ini dilakukan pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat serta kebudayaan untuk diolah secara ilmiah. Pengumpulan fakta dilakukan dengan berbagai metode wawancara, observasi, mencatat, mengolah, serta melukiskan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup, yang dilakukan dengan penelitian lapangan secara langsung dengan cara peneliti datang sendiri dan membaur dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan tentang gejala kehidupan manusia dalam masyarakat tersebut. Untuk melengkapi hasil dari penelitian tersebut, peneliti selanjutnya akan melakukan studi pustaka atau penelitian di perpustakaan.
2. Penentuan Ciri-Ciri Umum dan Sistem.
Dalam tingkatan ini cara berpikir ilmiah digunakan dengan bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Sehingga akan ditemukan ciri-ciri yang sama, yang umum, dalam bermacam-macam fakta yang didapat dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia. Proses berpikir dalam tingkatan ini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstrak. Apabila fakta-fakta yang didapat berasal dari sebanyak mungkin macam masyarakat dan kebudayaan di seluruh dunia, dalam hal mencari ciri-ciri umum di antara berbagai macam fakta masyarakat tersebut harus menggunakan berbagai metode membandingkan atau metode komparatif. Metode komparatif biasanya dimulai dengan metode klasifikasi.
3. Verifikasi.
Dalam tingkatan ini, proses berpikir dilakukan secara deduktif dari perumusan-perumusan umum, kembali ke arah fakta-fakta khusus. Metode untuk melakukan verifikasi atau pengujian dalam kenyataan terdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus memperkuat pengertian yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam atau dalam masyarakat yang hidup. Ilmu antropologi yang mengandung pengetahuan yang lebih banyak berdasarkan pengertian dari pada pengetahuan berdasarkan kaidah, mempergunakan metode-metode verifikasi yang bersifat kualitatif. Dengan mempergunakan metode-metode kualitatif, ilmu antropologi mencoba memperkuat pengertiannya dengan menerapkan pengertian itu dalam kenyataan beberapa masyarakat yang hidup, tetapi dengan cara lebih khusus dan mendalam.
Pada ilmu-ilmu sosial, termasuk juga ilmu antropologi, sebagian besar dari pengetahuannya bersifat "pengertian" mengenai kehidupan masyarakat dan kebudayaan. Namun begitu ada pula ilmu-ilmu sosial yang pengetahuannya berupa kaidah-kaidah sosial budaya.
Demikian penjelasan berkaitan dengan metode ilmiah dari ilmu antropologi. Tulisan tersebut bersumber dari buku Pengantar Ilmu Antropologi, karangan Koentjaraningrat.
Semoga bermanfaat.