Psikologi Transpersonal : Pengertian, Obyek Dan Konsep Psikologi Transpersonal

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Psikologi Transpersonal. Kemunculan psikologi transpersonal secara khusus bertitik tolak pada kajian empiris terhadap fenomena perkembangan jiwa manusia yang menghasilkan teori-teori spesifik, seperti : meta-need, nilai-nilai puncak, unitive consciousness, pengalaman puncak, b-values, pengalaman mistik, aktualisasi diri, transendensi diri, esensi kesatuan wujud, dan lain-lain. Secara definitif teori-teori ini dipahami beragam oleh berbagai kalangan di mana ada yang memahaminya sebagai sesuatu yang bersifat alamiah, bersifat ketuhanan, supranatural, dan berbagai kategori lainnya.

Psikologi transpersonal
atau “transpersonal psychology” merupakan istilah yang digunakan dalam mazhab psikologi yang digagas terutama oleh para ahli psikologi maupun ilmuwan dalam bidang lain (selain psikologi) yang menekankan penjelasan tentang kemampuan dan potensi puncak manusia, di mana istilah ini secara sistematis tidak memiliki tempat dalam teori positivistik atau behavioristik, psikoanalisa klasik, maupun psikologi humanistik.

Secara umum, istilah “psikologi transpersonal” merupakan penggabungan dari dua kata, yaitu :
  1. psikologi” atau “psychology”, yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang berakar dari kata “psyche” yang berarti “jiwa”, dan “logos” yang berarti “ilmu”. Sehingga psikologi dapat diartikan sebagai “ilmu jiwa”.
  2. transpersonal”, secara etimologi berakar dari kata “trans” yang berarti “di atas (beyond, over)”, dan “personal” yang berarti “diri”. Sehingga transpersonal dapat diartikan sebagai “pengalaman di mana kesadaran diri atau identitas diri melampaui (trans) individu atau pribadi untuk mencapai aspek-aspek yang lebih luas dari umat manusia, kehidupan, jiwa, atau kosmik”, dengan kata lain transpersonal berarti “perkembangan yang melampaui batas-batas individual”.

Berdasarkan hal tersebut, istilah “psikologi transpersonal” atau “transpersonal psychology” dapat diartikan sebagai psikologi (ilmu jiwa) yang membahas dan mengkaji pengalaman di luar atau batas diri, seperti pengalaman-pengalaman spiritual atau transcendental diri manusia, yaitu pengalaman dasar kemanusiaan dalam hubungannya dengan hal-hal seperti : Tuhan, ketinggian kodrat, cinta, tujuan, dan idealitas. Psikologi transpersonal menempatkan agama (spiritualitas) sebagai salah satu wilayah kajiannya, dan hal inilah yang membedakan konsep manusia dalam  psikologi humanistik dan psikologi transpersonal. Namun demikian, psikologi transpersonal bukanlah seperangkat kepercayaan, dogma, atau agama, melainkan suatu upaya untuk membawa tingkatan pengalaman manusia sepenuhnya menuju puncak spiritualitas yang membawa manusia pada kebahagiaan yang sempurna.


Selain itu, pengertian psikologi transpersonal juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • John Davis, dalam “We Keep Asking Ourselves: What Is Transpersonal Psychology ?”, yang dimuat dalam Guidance and Counseling, Volume : 15(3), Tahun 2000, menyebutkan bahwa psikologi transpersonal adalah. ilmu yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori, dan metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama
  • Z. Noesjirwan, dalam “Metodologi Psikologi Islami”, menyebutkan bahwa psikologi transpersonal adalah studi terhadap potensi tertinggi umat manusia dan dengan pengakuan, pemahaman dan perealisasian keadaan-keadaan kesadaran yang mempersatukan antara spiritual dan transenden.
  • R. Walsh dan F. Vaughan, dalam “On Transpersonal Definitions”, yang dimuat dalam Journal of Transpersonal Psychology, Volume : 25(2), Tahun 1993, menyebutkan bahwa psikologi transpersonal adalah wilayah dari psikologi yang berfokus pada studi tentang pengalaman transpersonal dan fenomena terkait. Fenomena tersebut termasuk penyebab dan pengaruh dari pengalaman transpersonal dan perkembangannya, serta disiplin dan praktik yang diinspirasi dari hal tersebut.


Obyek Psikologi Transpersonal. Psikologi transpersonal secara khusus memberikan perhatian kepada studi ilmiah yang empiris, berikut implementasi yang bertanggung jawab dari penemuan-penemuan yang relevan bagi pengaktualisasian diri, transendentasi diri, kesadaran kosmis, serta fenomena-fenomena transendental yang terjadi pada (atau dialami oleh) perorangan-perorangan atau sekelompok orang. Z. Noesjirwan menjelaskan bahwa obyek dari psikologi transpersonal adalah :
  • keadaan keadaan kesadaran.
  • potensi-potensi tertinggi atau terakhir.
  • melewati ego atau pribadi ( trans-ego).
  • transendensi.
  • spiritual.


Konsep Psikologi Transpersonal. Secara umum, terdapat lima konsep utama dari psikologi transpersonal, yaitu :

1. Fokus pada dimensi spiritual.
Konsep psikologi transpersonal berfokus pada dimensi spiritual  manusia yang dianggap bahwa dalam dimensi tersebut ternyata mengandung berbagai potensi dan kemampuan yang luar biasa yang kadang diabaikan. Hal ini berhubungan dengan pengalaman subjektif atau yang dinilai secara pribadi menurut pandangannya sendiri atau dari pengalaman luar bisa yang dialami oleh seseorang.

2. Mengarah pada kesadaran manusia.
Konsep psikologi transpersonal menunjukkan bahwa bidang ilmu psikologi ini mencoba untuk menjajaki lebih dalam dan melakukan telaah ilmiah pada dimensi yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang hanya berhubungan dengan kebatinan, ruhaniawan, agamawan, mistikus, atau sesuatu yang berhubungan dengan gaib.

3. Pendekatan pada perkembangan.
Konsep psikologi transpersonal dimulai dari tahap prapersonal yakni ketika manusia masih berada dalam kandungan sampai usia tiga sampai dengan empat tahun. pada masa ini, kesadaran hanya mengenai tentang keinginan untuk bertahan hidup, mendapatkan perlindungan, dan merasa terikat dengan orang lain atau membutuhkan bantuan orang lain.

4. Mengakui adanya pandangan spiritual.
Konsep psikologi transpersonal mengakui bahwa kesadaran diri telah terurai serta telah mengakui adanya pandangan dunia spiritual dalam dirinya sebagai sesuatu yang utama dan membentuk proses atau sebagai terapi jiwa. Psikologi Transpersonal dapat digunakan oleh terapis dengan jalan mengarahkan seseorang pada komitmen atau pada orientasi dan pengalamannya terhadap kehidupan.

5. Proses Pencerahan.
Konsep psikologi transpersonal juga akan membantu memberikan pengalaman atau hidup yang lebih cerah karena secara tidak langsung telah membimbing seseorang untuk memiliki kepribadian atau akhlak yang lebih baik, terapis akan menggunakan teknik teknik yang mempertajam intuisi dan memperdalam kesadaran personal dan transpersonal tentang dirinya sendiri yang berhubungan dengan spritual. Kearifan dan intuisi akan dibina dan dikembangkan melalui berbagai cara seperti meditasi, pencitraan, dan dengan melakukan kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan agama. Psikologi transpersonal diharapkan mampu memberi pencerahan pada diri seseorang dan mampu memberi ketenangan dalam hati yang nantinya akan berdampak positif pada kesehatan tubuh, jiwa, keinginan di masa depan, dan hubungan sosialisasinya.

John Davis menjelaskan bahwa terdapat enam konsep dasar dalam psikologi transpersonal, yaitu :

1. Pengalaman Puncak.
Pengalaman puncak pada awalnya merupakan istilah yang digunakan untuk meneliti pengalaman mistikal serta pengalaman-pengalaman lain pada keadaan kesehatan psikologis yang optimal, hanya saja hal tersebut akan terbatasi oleh adanya konotasi-konotasi keagamaan dan spiritual. Sehingga, istilah pengalaman puncak pada akhirnya digunakan sebagai istilah yang netral. Penelitian tentang pengalaman puncak telah mengidentifikasi frekuensi, faktor-faktor pemicu, faktor-faktor psikososial, yang berkaitan dengannya, dan konsekuensi dari pengalaman puncak.

2. Transenden Diri.
Transendensi diri merupakan keadaan yang disitu rasa tentang diri meluas melalui defenisi-defenisi sehari-hari dan citra-citra diri kepribadian individual bersangkutan. Transendensi diri mengacu langsung akan suatu koneksi, harmoni atau kesatuan yang mendasar dengan orang lain dan dengan alam semesta.

3. Kesehatan Optimal.
Kesehatan optimal  yang melampaui apa yang dimungkinkan dalam pendekatan-pendekatan lain dalam psikologi. Kesehatan jiwa biasanya dilihat sebagai penanganan yang memadai dari tuntutan-tuntutan lingkungan dan pemecahan konflik-konflik pribadi, namun pandangan psikologi transpersonal juga memasukan kesadaran, pemahaman diri, dan pemenuhan diri.

4. Kedaruratan Spiritual.
Kedaruratan spiritual merupakan suatu pengalaman yang mengganggu yang disebabkan oleh suatu pengalaman (atau kebangkitan) spiritual. Pada umumnya, psikologi transpersonal berpendapat bahwa krisis-krisis psikologis dapat menjadi bagian dari suatu kebangkitan yang sehat dan bahwa kejadian-kejadian itu tidak selalu merupakan tanda-tanda psikopatologi.

5. Spektrum Perkembangan.
Spektrum perkembangan, yakni suatu pengertian yang memasukkan banyak konsep psikologi dan filsafat kedalam kerangka transpersonal. Secara filosofis, model ini adalah contoh dari filsafat perennial. Pandangan ini mengisyaratkan adanya tingkatan-tingkatan realitas dari tingkat material melalui tingkat yang berturutan mencakup sifat-sifat dari tingkat-tingkat sebelumnya bersama-sama sifat-sifat yang muncul.

6. Meditasi Mindfulness.
Meditasi merupakan berbagai praktek untuk memusatkan atau menenangkan proses-proses mental dan memupuk keadaan transpersonal. Sama seperti conditioning merupakan metode kunci dalam behaviorisme, interpretasi serta katarsis merupakan metode kunci dalam psikoanalisa, maka meditasi adalah metode kunci bagi metode psikologi transpersonal.

Sedangkan F. Vaughan, Bryan Wittine, dan R. Walsh, dalam “Transpersonal Psychology and Religion Person”, yang dimuat dalam Religion and Clinical Practice of Psychology, Tahun 1996, menjelaskan bahwa terdapat empat konsep atau asumsi dasar psikologi transpersonal, yaitu :
  • psikologi transpersonal merupakan pendekatan kepada penyembuhan dan pertumbuhan yang melingkupi semua tingkat spektrum identitas-prapersonal, personal, dan transpersonal. Tahap prapersonal dimulai dalam rahim sampai usia tiga sampai empat tahun. Pada tahap ini, kesadaran didorong oleh keinginan untuk bertahan hidup, memperoleh perlindungan, dan merasa terikat. Tahap personal meliputi kesadaran diri (sense of self) yang kohesif dan stabil. Sedang pada tahap transpersonal, individu menjadi pribadi yang sadar tentang kerinduannya akan pengetahuan diri yang lebih mendalam.
  • psikologi transpersonal mengakui terurainya kesadaran diri terapis serta pandangan dunia spiritualnya sebagai hal yang utama dalam membentuk sifat proses dan hasil terapi. Asumsi ini merupakan ciri khas psikologi transpersonal yang mengharuskan terapis untuk memberikan komitmen pada orientasi spiritualnya terhadap kehidupan.
  • psikologi transpersonal merupakan proses kebangkitan atau pencerahan (awakening) dari identitas mikro menuju identitas makro. Psikologi transpersonal menganggap bahwa spiritual emergency merupakan proses spiritual yang akan membimbing orang menuju pertumbuhan kepribadian atau akhlak seseorang yang lebih besar dan fungsi yang lebih tinggi
  • psikologi transpersonal akan membantu proses kebangkitan atau pencerahan (awakening) dengan menggunakan teknik-teknik yang mempertajam intuisi dan memperdalam kesadaran personal dan transpersonal tentang diri. Kearifan dan intuisi dibina dan dikembangkan melalui teknik-teknik seperti meditasi, pencitraan, mimpi, dan altered state of consciousness.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian psikologi transpersonal, obyek dan konsep psikologi transpersonal.

Semoga bermanfaat.