Pengertian Efikasi Vaksin Dan Efektivitas Vaksin

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, vaksin diartikan sebagai bibit penyakit yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi. Vaksinasi sendiri berarti penanaman bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia atau binatang (dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum) agar orang atau binatang menjadi kebal terhadap penyakit tersebut.

Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh berfungsi untuk mencegah penyakit atau menumbuhkan kekebalan terhadap suatu penyakit, terutama penyakit-penyakit infeksi yang bisa menular karena bakteri atau virus. Seperti : penyakit campak, polio, difteri, meningitis, tetanus, hepatitis, dan lain-lain termasuk juga virus yang saat ini sedang menjadi wabah, yaitu corona virus disease (covid 19).

Sebelum digunakan secara masal dalam rangka pencegahan suatu penyakit tertentu, vaksin harus melewati serangkaian uji klinik terlebih dahulu. Uji klinik yang dilakukan tersebut untuk mengetahui efikasi vaksin dan efektivitas vaksin. Sebagai contoh : 
  • Uji klinik yang dilakukan terhadap vaksin covid 19 buatan Sinovac oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menghasilkan angka efikasi sebesar 65,3 %. Meskipun lebih rendah dari uji klinik terhadap vaksin yang sama yang dilakukan oleh dua negara lain, Turki dan Brasil, BPOM menganggap bahwa angka tersebut (65,3 %) telah memenuhi ambang batas minimal efikasi dari World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 50 %.

Sedangkan efikasi dari vaksin covid 19 yang lain tercatat sebagai berikut :
  • Pfizer dan BioTech, sebesar 95 %.
  • Moderna, sebesar 94,5 %.
  • Sinopharm, sebesar 86 %.
  • Sputnik V, sebesar 91,4 %.
  • Aztra Zeneca Oxford University, sebesar 70 %.


Istilah efikasi dan efektivitas merupakan dua hal yang berbeda. Yang dimaksud dengan efikasi vaksin adalah manfaat yang diberikan vaksin dibandingkan dengan orang-orang yang tidak menerimanya dalam uji klinik. Atau dengan kata lain, efikasi vaksin adalah kemampuan suatu vaksin dalam mencegah penyakit dalam keadaan ideal atau terkontrol, dengan membandingkan kelompok yang divaksin dengan kelompok yang tidak divaksin (placebo).  
  • Prof. Zullies Ikawati, seorang Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, menjelaskan bahwa vaksin dengan efikasi 65,3 % dalam uji klinik berarti terjadi penurunan 65,3 % kasus penyakit pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi (plasebo).

Efikasi vaksin hanya melihat bagaimana vaksin mampu bekerja pada kelompok orang yang menjalani uji klinik. Efikasi vaksin tidak dapat menggambarkan bagaimana nantinya setelah vaksin diberikan kepada masyarakat luas. Efikasi disebut juga dengan kemanjuran, yang selalu dinyatakan dalam persentase.


Efikasi biasanya diperoleh setelah sebuah vaksin melalui uji klinik tahap kedua. 
  • Pada uji klinis tahap kedua ini, peneliti akan memberikan vaksin kepada satu kelompok orang, dan sebagai pembanding, ada kelompok orang yang lain yang tidak menerima vaksin (plasebo). Jika kondisi kelompok penerima vaksin dan kelompok yang tidak menerima vaksin sama, maka efikasi vaksin terhitung 0 %. Sementara jika orang yang tidak menerima vaksin tertular, sedangkan orang yang menerima vaksin sehat-sehat saja (tidak tertular), maka efikasi vaksin adalah 100 %.


Masing-masing vaksin mempunyai persentase efikasi yang berlainan, sehingga sulit untuk menentukan standar efikasi dari suatu vaksin. Menurut "The Conversation", vaksin yang mencapai efikasi 90 % hanya sedikit, diantaranya adalah campak dan cacar air. Sedangkan untuk vaksin covid 19 (yang saat ini sedang heboh), berdasarkan studi dari "Elsevier Public Health Emergency Collection" disarankan untuk efikasinya mencapai 70 % hingga 80 % sebelum diedarkan secara luas ke masyarakat.

Sedangkan efektivitas vaksin adalah kemampuan suatu vaksin dalam menurunkan kejadian infeksi setelah digunakan pada masyarakat luas. Atau dengan kata lain, efektivitas vaksin mengacu pada seberapa baik kinerja vaksin di dunia nyata setelah digunakan oleh masyarakat luas. Efektivitas dari sebuah vaksin baru dapat dilihat ketika vaksin tersebut telah digunakan oleh masyarakat. Efektivitas vaksin dapat lebih rendah, lebih tinggi, atau sama dengan efikasi vaksin yang diperoleh melalui uji klinik. Akan tetapi, pada umumnya tingkat efektivitas lebih rendah dibandingkan efikasi. 


Efikasi vaksin dianggap sangat mempengaruhi efektivitas vaksin, sehingga semakin besar persentase efikasi vaksin, akan semakin bagus efek bekerjanya vaksin dalam mengurangi penyakit yang menginveksi masyarakat umum. Meskipun dalam prakteknya, efikasi yang tinggi pada uji klinik tidak selalu menghasilkan efektivitas yang sama setelah digunakan di dunia nyata, karena banyak kondisi yang tidak selalu bisa terkontrol seperti pada suatu uji klinik.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian efikasi vaksin dan efektivitas vaksin.

Semoga bermanfaat.