Aliansi Strategis Dalam Dunia Bisnis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Aliansi strategis, secara umum dapat diartikan sebagai hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang telah disepakati bersama atau memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan oleh masing-masing organisasi secara independen. Sedangkan Chan dan Heide, menyebutkan bahwa aliansi strategis sebagai persetujuan kontrak antar perusahaan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan tanpa tergantung pada bentuk aliansi yang akan diambil oleh perusahaan. Aliansi strategis biasanya dilakukan :
  • untuk jangka waktu tertentu.
  • pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun mempunyai kesamaan dalam produk dan layanan yang ditujukan untuk target yang sama. 
Aliansi strategis banyak terjadi dalam dunia bisnis. 

Dalam dunia bisnis, keberadaan aliansi strategis dipandang sebagai hal yang sentral bagi suatu perusahaan untuk menghadapi persaingan global dan untuk memasuki pasar baru. Aliansi strategis yang dibentuk diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Anggota atau rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis yaitu dengan sumber daya, seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian, ataupun kekayaan intelektual. Hubungan antara perusahaan dalam aliansi strategis tersebut dijelaskan oleh Wheelan dan Hunger sebagai berikut : 
  • perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam aliansi strategis membentuk suatu hubungan simbiosis mutualistis untuk memperoleh teknologi guna mendapat akses dalam pasar yang spesifik, untuk menurunkan resiko keuangan, menurunkan resiko politik, serta untuk mencapai atau menjamin keunggulan dalam persaingan. 

Tipe Aliansi Strategis. Terdapat beberapa tipe aliansi strategis, yaitu :
  • Joint Venture, yaitu aliansi strategis di mana dua atau lebih perusahaan menciptakan perusahaan yang independen dan legal untuk saling berbagi sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
  • Equity Strategic Alliance, yaitu aliansi strategis di mana dua atau lebih perusahaan memiliki persentase kepemilikan yang dapat berbeda dalam perusahaan yang dibentuk bersama, tapi mengkombinasikan semua sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
  • Non Equity Strategic Alliance, yaitu aliansi strategis di mana dua atau lebih perusahaan memiliki hubungan kontraktual untuk menggunakan sebagian sumber daya dan kapabilitas unik untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
  • Global Strategic Alliances, yaitu kerja sama secara partner ships antara dua atau lebih perusahaan lintas negara dan lintas industri. Terkadang aliansi ini dibentuk antara korporasi (atau beberapa korporasi) dengan pemerintah asing.

Prinsip-Prinsip dalam Aliansi Strategis. Untuk membentuk suatu aliansi strategis yang solid dan efektif, perlu berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut : 
  • temukan persamaan visi, bukan perbedaan kepentingan. Aliansi harus dimulai dengan berbaik sangka.
  • mengutamakan untuk menggagas beberapa pencapaian kecil, dan percaya pada adanya harapan, bukan rasa takut.
  • lakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan rencana. 
  • mengutamakan isu yang telah disepakati dan bertumpu pada isu tersebut dalam melakukan kegiatan.
  • selalu terbuka dengan pandangan lain, bersedia bermufakat dan mengedepankan negosiasi yang saling menguntungkan.
  • aliansi harus dinamis dan inovatif, maksudnya tidak mudah puas dan terus berusaha menggagas sesuatu untuk kemajuan aliansi.

Indikator Kualitas Aliansi Strategis. Kualitas aliansi strategis dapat diukur dengan indikator-indikator yang berkaitan dengan kepercayaan yang diberikan kepada masing-masing anggota. Indikator-indikator dimaksud adalah berkaitan dengan :
  • masing-masing anggota aliansi tidak akan melakukan tindakan yang merugikan anggota yang lain.
  • tidak adanya keinginan untuk mengambil keuntungan dari anggota lain walaupun ada kesempatan.
  • perilaku pelanggan, maksudnya adalah komitmen pelanggan untuk selalu menepati janji kepada perusahaan aliansi.

Penggunaan Aliansi Strategis. Pada umumnya, aliansi strategis digunakan oleh perusahaan untuk :
  • mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau peningkatan pengetahuan. 
  • meningkatkan akses pada teknologi baru.
  • melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing dalam memasuki pasar baru.
  • mengurangi waktu dalam siklus produksi.
  • memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan.
  • memperbaiki kualitas.

Keuntungan Aliansi Strategis. Aliansi strategis yang dibentuk oleh beberapa perusahaan tersebut akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik sesuai dengan kapabilitasnya.
  • pembelajaran dari partner dan pengembangan kompensasi yang mungkin untuk memperluas akses pasar.
  • memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar organisasi dapat hidup.

Proses Pembentukan Aliansi Strategis. Aliansi strategis dibentuk dengan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :
  • Pengembangan Strategi. Dalam tahapan ini dilakukan kajian tentang kelayakan aliansi, sasaran dan rasionalisasi, pemilihan fokus isu yang utama, pengembangan sumber daya strategi untuk mendukung produksi, teknologi, dan sumber daya manusia. Dalam tahapan ini juga dilakukan penyesuaian sasaran dengan strategi keseluruhan perusahaan.
  • Penilaian Rekanan. Dalam tahapan ini dilakukan analisis potensi rekan yang akan dilibatkan, baik kekuatan maupun kelemahannya, penciptaan strategi untuk mengakomodasi semua gaya manajemen rekanan, menyiapkan kriteria pemilihan rekanan, memahami motivasi rekanan dalam membangun aliansi dan memperjelas gap kapabilitas sumber daya yang mungkin akan dikeluarkan oleh rekanan.
  • Negosiasi Kontrak. Dalam tahapan ini akan dilakukan beberapa hal, seperti penentuan apakah semua pihak memiliki sasaran yang realistik, pembentukan team negosiasi, pendefinisian kontribusi masing-masing pihak dan pengakuan atas proteksi informasi penting, menentukan ketentuan-ketentuan terkait dengan pemutusan hubungan, penentuan hukuman/pinalti untuk kinerja yang buruk, dan menyusun prosedur yang jelas dan dapat dipahami dalam interaksi antar anggota aliansi.
  • Operasionalisasi Aliansi. Dalam tahapan ini mencakup hal-hal tentang penegasan komitmen manajemen senior masing-masing pihak, penentuan sumber daya yang digunakan untuk aliansi, menghubungkan dan menyesuaikan anggaran dan sumber daya dengan prioritas strategis, penegasan kinerja dan hasil dari aktivitas aliansi.
  • Pemutusan Aliansi. Dalam tahapan ini disepakati tentang syarat-syarat tertentu berkaitan dengan pemutusan/penghentian aliansi. Pada umumnya aliasi akan berhenti saat sasaran yang dituju tidak tercapai, atau saat partner melakukan perubahan perioritas strategis, atau terjadi relokasi sumber daya ke tempat yang berbeda.

Aliansi strategis akan membentuk suatu kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan memunculkan sinergi. Menurut Kuncoro, alasan rasional perusahaan membentuk suatu aliansi strategis adalah untuk memanfaatkan keunggulan sesuatu perusahaan dan mengkompensasi kelemahannya dengan keunggulan yang dimiliki oleh partnernya. Dengan membentuk aliansi strategis, perusahaan dapat saling berbagi kemampuan dalam transfer teknologi, penanggulangan resiko, dan pendanaan. 

Demikian penjelasan berkaitan dengan aliansi strategis dalam dunia bisnis.

Semoga bermanfaat.