Pengertian Komunikasi Persuasif Dan Bentuk Penyampaian Pesan Dalam Komunikasi Persuasif

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran, gagasan, dan ide kepada orang lain dengan harapan mendapat reaksi yang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan komunikasi menurut pendapat para ahli, diantaranya adalah :
  • Carl I. Hovland, berpendapat bahwa komunikasi adalah proses yang mungkin dilakukan oleh pembawa informasi dengan tujuan memberikan stimulan kepada orang lain untuk mengubah perilakunya.
  • Djenawar, berpendapat bahwa komunikasi adalah seni untuk menyampaikan ide-ide atau informasi tertentu dari seseorang kepada orang lain.

Persuasif atau persuasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku seseorang melalui cara-cara yang halus dan manusiawi, dengan harapan akan memunculkan kesadaran, kerelaan, dan perasaan senang serta adanya keinginan untuk bertindak sesuai dengan yang dikatakan komunikator (persuader). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persuasi diartikan sebagai :
  1. ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya, bujukan halus, himbauan.
  2. karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.

Sedangkan persuasi menurut pendapat para ahli, diantaranya adalah :

  • Brembeck dan Howell berpendapat bahwa persuasi adalah usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif orang ke arah tujuan yang sudah ditetapkan. 
  • Ronald L. Applebaum dan Karl W.E. Anatol mengartikan persuasi sebagai proses komunikasi yang komplek pada saat individu atau kelompok mengungkapkan pesan, baik disengaja maupun tidak, melalui cara-cara verbal dan non verbal untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain.

Dari pengertian persuasi tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa :
  • Persuasi adalah bentuk dari komunikasi. Karena dalam persuasi melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan yang berinteraksi. Hubungan yang terjadi sangat esensial untuk keseluruhan persuasi. Adanya jalinan kontak antara pengirim dan penerima pesan, menjadikan saling mempengaruhi di antara keduanya.
  • Persuasi adalah sebuah proses. Persuasi bersifat dinamis dan abstrak. Persuasi merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus, tanpa henti, dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal tersebut memungkinkan untuk memudahkan instruksi untuk mengikuti jejak awal dan evolusi proses persuasi yang dibagi-bagi ke dalam beberapa langkah atau fase, hanya saja dalam kenyataannya tidak ada pembagian yang menonjol.
  • Persuasi menimbulkan perubahan. Pesan persuasi dapat menimbulkan perubahan, seperti halnya intervensi yang direncanakan. Pertanyaannya adalah apakah target dari persuasi ? Bagaimana perubahan yang terjadi sebagai akibat dari persuasi dapat diukur ? Target persuasi adalah perilaku yang nampak atau pernyataan audiens yang dalam mengenai kepercayaan, sikap, atau perhatian. Perubahan diukur dengan membandingkan pernyataan yang mendalam atau perilaku yang tampak atau keduanya, sebelum dan setelah intervensi atau perlakuan.
  • Persuasi dapat disengaja atau tidak disengaja. Komunikator dapat secara sengaja atau sadar melakukan perubahan secara spesifik pada individu atau kelompok. Hal ini terjadi saat komunikator merencanakannya dan mengucapkan kata-kata dengan tujuan khusus untuk mengubah sikap audiens atau penerima pesan. 
  • Persuasi dapat dilakukan secara verbal dan non verbal. Penyusunan kata-kata yang dilakukan secara tepat dapat menimbulkan efek persuasi. Aspek non verbal, seperti ekspresi wajah, gerak tangan, bentuk tubuh, dan sebagainya juga berpengaruh dalam menentukan persuasi yang dilakukan.

Pengertian Komunikasi Persuasif Menurut Para Ahli. Secara umum komunikasi persuasif  dapat diartikan sebagai suatu komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.  Sikap individu atau kelompok yang hendak dipengaruhi dengan persuasi terdiri dari tiga komponen, yaitu  :
  • kognitif, yaitu perilaku di mana individu atau kelompok mencapai tingkat "tahu" pada obyek yang diperkenalkan.
  • afektif, yaitu perilaku di mana individu atau kelompok mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka ada obyek.
  • konatif, yaitu perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu atau kelompok melakukan suatu perbuatan atau tindakan tertentu terhadap obyek.

Di antara para ahli sendiri belum terdapat persamaan pandangan tentang pengertian dari komunikasi persuasif. Masing-masing ahli mempunyai pendapatnya sendiri berkaitan dengan pengertian dari komunikasi persuasif tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Deddy Mulyana, berpendapat bahwa komunikasi persuasif adalah suatu proses komunikasi di mana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator dengan cara membujuk tanpa memaksanya.
  • Astrid Susanto, berpendapat bahwa komunikasi persuasif adalah suatu komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah sikap dan tindakan seseorang atau berhasil memperoleh persetujuan dari penerima pesan (komunikan) terhadap apa yang dimaksudkan atau disampaikan oleh komunikator.
  • Kenneth E. Anderson, berpendapat bahwa komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu  atau kelompok melalui transmisi beberapa pesan. 
  • R. Bostrom, berpendapat bahwa komunikasi persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi, atau membentuk respon, berupa sikap atau perilaku, dari penerima pesan.
  • Erwin P. Betinghaus, berpendapat bahwa komunikasi persuasif adalah proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan perbuatan seseorang, yang dilakukan dengan melalui perantara pendengaran dan penglihatan.
  • Carl I. Hovland, berpendapat bahwa komunikasi persuasif adalah suatu proses di mana individu atau komunikator memberikan stimulus secara verbal untuk mengubah individu lainnya (audiens).

Komunikasi persuasi dapat dilakukan secara rasional dan dan secara emosional.
  • secara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide atau konsep.
  • secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.

Bentuk Penyampaian Pesan dalam Komunikasi Persuasif. Bentuk-bentuk penyampaian pesan  dalam komunikasi persuasif menurut Alvonco dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
  • Claim. Orang menggunakan claim ketika menyampaikan suatu pernyataan, baik yang tersirat (eksplisit) maupun yang tersurat (implisit). Hal tersebut dapat dilihat dalam iklan-iklan di media massa.
  • Warrant. Merupakan bentuk penyampaian pesan yang dikemas dalam bentuk ajakan atau bujukan, serta tidak terkesan memaksa. Pendengar atau komunikan dibangkitkan emosinya untuk bersama-sama melakukan apa yang diharapkan. Contohnya penggunaan kata "ayo", "mari", dan lain sebagainya.
  • Data. Persuasi mengandalkan data-data atau fakta untuk memperkuat argumentasi dari pesan yang disampaikan. Data yang disampaikan merupakan cara untuk menunjukkan keungulan produk tersebut.

Dalam melakukan komunikasi persuasif, seseorang harus memahami kriteria tanggung jawab persuasi, yang oleh Larson disebutkan sebagai adanya kesempatan yang sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi, dan mempertimbangkan kehadiran audiens.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian komunikasi persuasif dan bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi persuasif.

Semoga bermanfaat.