Komunikasi persuasif merupakan suatu bentuk komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Komunikasi persuasif akan dapat terbentuk dengan baik apabila terpenuhinya unsur-unsur yang dibutuhkan dalam komunikasi persuasif.
Unsur Komunikasi Persuasif. Menurut Aristoteles, suatu komunikasi dibangun berdasarkan tiga unsur yang fundamental, yaitu :
- sumber komunikasi atau komunikator.
- materi pembicaraan yang dihasilkan atau pesan.
- orang yang mendengarkan atau komunikan.
Demikian juga dalam komunikasi persuasif, unsur-unsur yang terlibat juga tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur yang ada pada komunikasi secara umum. Unsur-unsur komunikasi persuasif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Komunikator atau Persuader.
Komunikan atau persuader adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, perilaku orang, baik secara verbal maupun non verbal. Selain orang atau sekelompok orang, komunikator dapat juga berupa organisasi komunikasi atau media massa, seperti surat kabar, televisi, radio, dan lain sebagainya.
Fungsi komunikator adalah menyediakan sumber informasi yang tersedia dan mengolah informasi tersebut ke dalam suatu bentuk yang cocok bagi kelompok penerima informasi sehingga kelompok penerima akan memahami isi informasi tersebut.
Syarat yang harus dimiliki oleh komunikator adalah sebagai berikut :
- memiliki kredibilitas tinggi.
- memiliki daya tarik.
- terampil berkomunikasi.
- berpengetahuan luas.
Gaya komunikator dapat dibedakan menjadi :
- komunikator yang membangun.
- komunikator yang mengendalikan.
- komunikator yang melepaskan diri.
- komunikator yang menarik diri.
Komunikator atau persuader disebut juga sumber atau source.
2. Komunikan atau Persuadee.
Komunikan atau persuadee adalah orang atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan tersebut disampaikan atau disalurkan oleh komunikator atau persuader, baik secara verbal maupun non verbal. Menurut Ehniger, Manroe, dan Gronbeek dalam bukunya yang berjudul "Principles and Types of Communication", menyebutkan bahwa komunikan atau persuadee dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu :
- komunikan tidak sadar, yaitu penerima pesan yang tidak sadar akan adanya masalah atau penerima pesan yang tidak tahu bahwa perlu mengambil keputusan.
- komunikan yang apatis, yaitu penerima pesan yang tahu akan masalah, tetapi mereka acuh tak acuh terhadap permasalahan tersebut.
- komunikan yang tertarik tapi ragu, yaitu penerima pesan yang tahu dan sadar adanya masalah, serta tahu mesti mengambil keputusan tetapi masih meragukan keyakinan yang harus mereka ikuti dan tindakan apa yang harus mereka lakukan.
- komunikan yang bermusuhan, yaitu penerima pesan yang sadar bahwa ada masalah yang harus diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang diajukan oleh komunikator atau persuader.
Komunikan mempunyai dua tugas, yaitu :
- menilai pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator atau sumber.
- menilai posisi yang mendukung topil pembicaraan.
Penilaian terhadap komunikator atau sumber melibatkan determinasi kelayakan komunikator atau sumber yang khusus untuk pesan yang khusus.
3. Pesan.
Pesan adalah informasi yang dikirim atau disalurkan dari komunikator (pengirim) kepada komunikan (penerima). Pesan dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang diberikan pengertian kepada penerima. Sedangkan menurut Blake dan Haroldsen, pesan merupakan simbol yang diarahkan secara selektif yang diperuntukkan dalam mengkomunikasikan informasi. Dalam proses komunikasi, pesan yang disampaikan dapat berbentuk verbal atau non verbal, dapat disengaja ataupun tidak disengaja. Pesan verbal merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan komunikasi persuasif, di dalamnya terdapat aspek stimulus wicara dan penggunaan kata-kata. Sedangkan pesan non verbal terdiri atas gerakan, kode, dan lain sebagainya.
Pesan yang dikirimkan dapat bersifat :
- informatif, yaitu memberikan keterangan kepada komunikan, selanjutnya komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.
- persuasif, yaitu menumbuhkan pengertian dan kesadaran pada komunikan sehingga pendapat dan perilaku komunikan dapat berubah.
- koersif, yaitu memaksa komunikan dengan menggunakan ancaman berupa sanksi. Koersif dapat berbentuk perintah, instruksi, dan lain sebagainya.
Sedangkan tujuan dari pesan komunikasi persuasif adalah :
- membentuk tanggapan.
- memperkuat tanggapan.
- mengubah tanggapan.
Suatu pesan dikatakan efektif apabila makna pesan yang dikirim komunikator atau persuader berkaitan erat dengan makna pesan yang diterima atau ditangkap serta dipahami oleh sasaran.
4. Saluran Komunikasi.
Saluran komunikasi adalah saluran perantara atau media yang digunakan atau di antara orang-orang yang berkomunikasi. Dengan kata lain, saluran komunikasi merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Bentuk saluran komunikasi tergantung dari jenis komunikasi yang dilakukan. Saluran yang umum digunakan dalam komunikasi adalah :
- saluran formal, yaitu saluran komunikasi dengan mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi, yang timbul dari tingkat paling tinggi dalam organisasi sampai tingkatan yang paling rendah. Saluran formal dari komunikasi dapat terjadi dalam tiga arah, yaitu ke atas, ke bawah, dan ke samping.
- saluran non formal, yaitu komunikasi yang terjadi karena seseorang ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, kelompoknya, dan lain sebagainya atau tentang sesuatu hal yang lain.
5. Umpan balik atau Feedback.
Umpan balik adalah balasan atas perilaku yang diperbuat. Umpan balik dapat berbentuk :
- umpan balik internal, yaitu reaksi komunikator atau persuader atas pesan yang disampaikannya.
- umpan balik eksternal, yaitu reaksi komunikan atau persuadee atas pesan yang disampaikannya.
Umpan balik eksternal dapat bersifat langsung atau bersifat tidak langsung.
6. Efek Komunikasi Persuasif.
Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dan diterimanya pesan melalui proses komunikasi. Efek yang bisa terjadi adalah berbentuk perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku. Jika sikap, pendapat, dan tingkah laku orang tersebut berubah sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya. Efek komunikasi persuasif dapat dilihat dari :
- personal opinion atau pendapat pribadi.
- public opinion atau pendapat umum.
- mayority opinion atau pendapat sebagian besar masyarakat.
7. Lingkungan Komunikasi Persuasif.
Lingkungan komunikasi persuasif adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi persuasif, yaitu konteks situasional di mana proses komunikasi persuasif terjadi. Hal tersebut dapat berupa konteks historis, konteks fisik temporal, kejadian-kejadian kontemporer, inpending events, dan norma-norma sosiokultural.
Lingkungan komunikasi persuasif dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
- lingkungan fisik, yang menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, seperti kondisi geografis. Dengan kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini, kendala komunikasi yang disebabkan oleh lingkungan fisik sudah banyak dapat ditekan.
- lingkungan sosial, yang menunjukkan bahwa faktor sosial budaya, ekonomi, dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, seperti kesamaan bahasa, adat istiadat, dan status sosial.
- dimensi psikologis, merupakan pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi, seperti menghindari kritik yang dapat menyinggung orang lain. Dimensi psikologis disebut juga dengan dimensi internal.
- dimensi waktu, menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda sebagai akibat dari pertimbangan waktu. Karena dimensi waktu, suatu informasi menjadi bernilai.
Komunikasi persuasif dapat terjadi dan berlangsung dengan baik apabila unsur-unsur dari komunikasi persuasif tersebut terpenuhi.
Demikian penjelasan berkaitan dengan unsur-unsur komunikasi persuasif.
Semoga bermanfaat.