Komunikasi Interpersonal : Prinsip Dan Teori Komunikasi Interpersonal

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Komunikasi merupakan proses di mana dua orang atau lebih saling membagi informasi, gagasan, ataupun perasaan. Setiap individu yang terlibat dalam komunikasi memiliki latar belakang sosial, budaya, dan pengalaman psikologis yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat mempengaruhi efektifitas sebuah komunikasi. Sehingga dalam komunikasi sangat penting untuk setiap individu dapat memahami simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, baik simbol verbal maupun non verbal. 

Prinsip Komunikasi Interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan suatu bentuk komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih, di mana setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal dapat menjadi pemberi dan pengirim pesan sekaligus pada waktu yang bersamaan. Dalam komunikasi interpersonal terdapat prinsip-prinsip, yang oleh Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson disebutkan sebagai berikut :
  • orang tidak dapat tidak berkomunikasi.
  • setiap interaksi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan.
  • setiap interaksi dimaknai dengan bagaimana interaksi tersebut diberi tanda.
  • pesan berupa simbol-simbol verbal dan petunjuk non verbal.
  • pertukaran pesan bersifat simetris atau komplementer.

Sedangkan Joseph A. De Vito menyebutkan bahwa prinsip-prinsip dalam komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional.
Komunikasi interpersonal merupakan sebuah proses yang berkelanjutan, di mana masing-masing unsurnya saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi interpersonal akan ters terjadi dan akan selalu mengalami berbagai perubahan.

2. Komunikasi interpersonal memiliki tujuan.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :
  • belajar. Komunikasi interpersonal membuat seseorang belajar untuk memahami orang lain dan lingkungannya secara lebih baik.
  • membina hubungan. Komunikasi interpersonal membantu seseorang untuk berhubungan dengan orang lain.
  • mempengaruhi. Komunikasi interpersonal yang terjadi dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.
  • bermain. Komunikasi interpersonal dapat berfungsi sebagai kegiatan bermain.
  • membantu. Untuk seorang terapis, komunikasi interpersonal dapat digunakan sebagai sebagai teknik penyembuhan jiwa dengan metode komunikasi terapeutik dalam keperawatan.

3. Komunikasi interpersonal adalah ambigu.
Dalam komunikasi interpersonal terdapat ambiguitas dalam semua hubungan, pesan-pesan yang muncul dalam komunikasi interpersonal berpotesi ambigu, di mana masing-masing orang akan memberikan makna yang berbeda terhadap pesan yang sama.

4. Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer.
Komunikasi interpersonal dapat menstimuli pola perilaku yang sama atau berbeda.

5. Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan di antara para partisipan.
Dalam sistem komunikasi interpersonal, hubungan interpersonal memegang peranan yang sangat penting karena hubungan interpersonal yang baik merupakan penanda bagi komunikasi yang efektif.

6. Komunikasi interpersonal dapat diberi tanda atau ditandai.
Komunikasi interpersonal dapat diberi tanda atau ditandai, oleh karenanya setiap orang memisahkan bagian-bagian komunikasi ke dalam stimuli dan respon terhadap perspektif dasar yang dimiliki oleh masing-masing partisipan.

7. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat diubah.
Saat berada dalam suatu situasi interpersonal, orang tidak dapat tidak berkomunikasi, dan orang tidak dapat mengulang secara tepat sebuah pesan secara spesifik.

Teori Komunikasi Interpersonal. Dalam penerapannya, komunikasi interpersonal memiliki beberapa teori-teori tertentu sehingga dapat terbentuk suatu komunikasi yang efektif serta efisien. Beberapa teori komunikasi interpersonal tersebut adalah :
  • Constructivism Theory. Teori Constructivism dikenalkan oleh Jesse Della. Teori ini berusaha menjelaskan mengapa seorang individu berkomunikasi dengan cara yang mereka lakukan dan mengapa beberapa komunikator lebih sukses dibanding yang lainnya.
  • Symbolic Interactionism (Interaksionisme Simbolik). Teori Symbolic Interactionism merupakan sebuah perspektif sosiologi yang dipengaruhi oleh banyak teori dari para ahli, seperti George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Interaksionisme simbolik pada dasarnya menggambarkan bagaimana individu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk membentuk makna, bagaimana mereka menciptakan dan menyajikan dirinya sendiri, serta bagaimana ketika mereka berinteraksi dengan orang lain dengan menggunakan simbol-simbol untuk membentuk masyarakat. 
  • Attribution Theory (Teori Atribusi). Attribution theory dikenalkan oleh Fritz Heider, yang mengemukakan bahwa manusia termotivasi untuk memahami perilaku dan menjelaskan pola perilaku. Teori ini berusaha memahami bagaimana masing-masing individu menginterpretasikan perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain.
  • Fundamental Interpersonal Relationship Orientation Theory. Teori ini dikenalkan oleh William Schutz. Menurut teori ini, orang termotivasi untuk memenuhi tiga kebutuhan yaitu inklusi atau kebutuhan merasa dimiliki, kontrol atau kebutuhan untuk membentuk interaksi dengan orang lain, dan afeksi atau kebutuhan untuk disukai dan menjalin hubungan.
  • Action Assembly Theory. Action Assembly theory dikenalkan oleh John Green. Teori ini berusaha menjelaskan dari mana pikiran orang datang dan bagaimana orang mengartikan berbagai macam pikiran tersebut ke dalam komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
  • Communication Accommodation Theory. Communication Accommodation theory dikenalkan oleh Howard Giles. Teori ini menitik beratkan pada bagaimana dan mengapa orang memodifikasi atau mengubah perilaku komunikasi mereka dalam situasi yang berbeda.
  • Social Penetration Theory. Social Penetration theory dikenalkan oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor. Teori ini merupakan teori pertama yang mengkaji tentang bagaimana perubahan dalam pola komunikasi dapat berdampak pada perubahan dalam hubungan. Social Penetration theory menggambarkan bagaimana self disclosure menggerakkan hubungan dari superfisial ke intim. 
  • The Relationship Development Model. Teori ini dikenalkan oleh Mark Knapp.  The Relationship Development Model menyajikan sepuluh tahapan model hubungan yang dapat menyatukan atau bahkan terpisah. Setiap tahapan bercirikan pola komunikasi yang berbeda.

Komunikasi interpersonal tidak hanya sekedar proses komunikasi, melainkan juga sebagai suatu transaksi informasi di mana tidak hanya berkaitan dengan kegiatan fisik tetapi juga berkaitan dengan psikologis, yaitu berkaitan dengan impresi dari orang yang terlibat dalam komunikasi. Impresi dibentuk dalam pikiran orang-orang yang sedang terlibat dalam komunikasi.

Semoga bermanfaat.