Komunikasi Interpersonal : Efektifitas Dan Kecakapan Yang Dibutuhkan Dalam Komunikasi Interpersonal

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan manusia yang lain. Dalam berhubungan dengan manusia lain tersebut, manusia membutuhkan komunikasi. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan gagasan, perasaan, harapan, dan kesan kepada sesama manusia lainnya serta memahami gagasan, perasaan, harapan, dan kesan manusia yang lain. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal.

Efektifitas Komunikasi Interpersonal. Untuk mencapai suatu komunikasi yang efisien dan efektif banyak faktor yang dibutuhkan, baik faktor psikologis maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Efektifitas komunikasi interpersonal menurut Joseph A. De Vito di mulai dengan lima kualitas umum, yaitu :

1. Keterbukaan (Openness).
Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek komunikasi interpersonal, yaitu :
  • komunikasi interpersonal yang efektif haruslah dapat terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi.
  • kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.
  • mengakui bahwa perasaan serta pikiran yang dilontarkan adalah memang milik kita dan kita harus bertanggung jawab atasnya.

2. Empati (Empathy).
Empati, menurut Henry Backrack diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada saat tertentu. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya. Kita dapat mengkomunikasikan empati secara verbal maupun non verbal. Secara non verbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan :


  • keterlibatan aktif dengan orang tersebut melalui ekspresi wajah dan gerak gerik yang sesuai.
  • konsentrasi terpusat melalui kontak mata, gestur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik.
  • sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3. Sikap Mendukung (Supportiveness).
Hubungan interpersonal yang efektif merupakan hubungan di mana terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka serta empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap mendukung dapat dinyatakan dengan sikap :
  • deskriptif, bukan evaluatif.
  • spontan, bukan strategic.
  • provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap Positif (Positiveness).
Mengomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dapat mendorong orang untuk berinteraksi. Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

  • menyatakan sikap positif.
  • secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.
Sedangkan sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal, yaitu :
  • komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
  • perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. 

5. Kesetaraan (Equality).
Interaksi interpersonal akan lebig efektif jika suasana dan kondisinya setara, dalam arti adanya pengakuan dari pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal bahwa masing-masing pihak sama-sama bernilai serta berharga dan masing-masing mempunyai hal penting untuk dapat disumbangkan. Kesetaraan berarti kita dapat menerima pihak lain, menurut Carl Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tidak bersyarat kepada orang lain.

Kecakapan Yang Dibutuhkan Dalam Komunikasi Interpersonal. Terdapat dua kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar ia dapat melakukan komunikasi interpersonal dengan baik. Kecakapan tersebut adalah :

1. Kecakapan Kognitif.
Kecakapan kognitif adalah kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam berkomunikasi. Kecakapan kognitif menurut Agus M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul "Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal", meliputi :
  • Empati (empathy), yaitu kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa meninggalkan pandangannya sendiri.
  • Perspektif sosial (social perspective), yaitu kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang berkomunikasi dengan dirinya.
  • Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam komunikasi interpersonal.
  • Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan.
  • Memonitor diri (self monitoring), yaitu kecakapan memonitor diri sendiri untuk menjaga ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan pengungkapan pihak yang sedang berkomunikasi dengannya.

2. Kecakapan Behavioral.
Kecakapan behavioral adalah kecakapan berkomunikasi pada tingkat tindakan, yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai tujuan, baik personal maupun relasional. Kecakapan behavioral menurut  Agus M. Hardjana dalam bukunya yang berjudul "Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal", meliputi :
  • Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif menentukan tingkat keikutsertaan dalam proses komunikasi. Kecakapan ini meliputi : sikap tanggap (responsiveness), sikap perseptif (perceptiveness), dan sikap penuh perhatian (attentiveness).
  • Manajemen interaksi (interaction management), merupakan bentuk kecakapan yang berfungsi untuk membantu dalam mengambil tindakan-tindakan yang berguna demi tercapainya tujuan komunikasi.
  • Keluwesan perilaku (behavioral flexibility), merupakan bentuk kecakapan yang berfungsi untuk menentukan tindakan yang diambil demi tercapainya tujuan komunikasi.
  • Mendengarkan (listening), merupakan bentuk kecakapan yang berfungsi untuk bisa mendengarkan dan menyelami perasaan pihak lain. Dengan kecakapan ini seseorang dapat menjadi teman bicara yang baik.
  • Gaya sosial (social style), merupakan bentuk kecakapan yang dapat mengarahkan pelaku komunikasi pada perilaku yang baik dan menarik sehingga menyenangkan pihak lain.
  • Kecemasan komunikasi (communication anxiety), merupakan bentuk kecakapan yang dapat dipakai untuk mengatasi rasa takut, cemas, malu, gugup, dan lain-lain ketika sedang berhadapan dengan lawan bicara. 

Semakin baik komunikasi interpersonal, maka akan makin terbuka seseorang untuk mengungkapkan dirinya dan akan makin positif persepsinya terhadap orang lain melebihi persepsi dirinya.

Semoga bermanfaat.