Kecemasan merupakan reaksi emosional terhadap situasi yang menekan adalah bagian dari pengalaman manusia sehari-hari. Kecemasan yang dialami oleh manusia memiliki tingkatan tertentu yang berupa kecemasan yang wajar dan kecemasan yang tidak wajar. Kecemasan yang tidak akan mengganggu kehidupan manusia dan akan mendorong manusia untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi segala situasi, dan sebaliknya kecemasan yang tidak wajar akan berpengaruh negatif atau buruk pada manusia. Dalam tingkatan tertentu, kecemasan yang tidak wajar akan membuat manusia menjadi frustasi.
Menurut Atkinson, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Psikologi", menyebutkan bahwa kecemasan yang dialami oleh seseorang ditandai dengan rasa kekuatiran, keprihatinan dan rasa takut. Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan akan menyebabkan timbulnya kecemasan. Situasi yang mengancam tersebut dapat berupa ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, serta tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan dirinya.
Berbagai Jenis Kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh seseorang tidak sama. Ada beberapa jenis kecemasan yang dapat terjadi pada seseorang. Menurut Sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisis, dalam bukunya yang berjudul "A General Introduction to Psychoanalysis", menyebutkan bahwa kecemasan terdiri dari tiga jenis atau tipe, yaitu :
1. Kecemasan Realistik.
Kecemasan realita adalah kecemasan yang bersifat umum dan sering dialami oleh manusia, yang bersumber dari adanya rasa takut terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini akan menuntun orang untuk berperilaku bagaimana cara menghadapi bahaya. Dalam banyak hal, rasa takut yang bersumber pada realita ini menjadi ekstrim. Contoh dari kecemasan realita adalah ketakutan terhadap kebakaran, gempa bumi, binatang buas, dan lain sebagainya.
2. Kecemasan Neurotik.
Kecemasan neurotik adalah kecemasan yang muncul tanpa diketahui bahaya seperti apa yang mengancamnya. Misalnya : seorang mahasiswa merasakan cemas ketika hendak bertemu dengan dosennya, padahal dia tidak pernah berpengalaman atau mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan dengan dosen tersebut. Kecemasan neurotik dapat bersumber dari ketidak-sadaran atau insting orang yang bersangkutan. Hanya saja yang perlu disadari bahwa kecemasan bukan karena ketakutan terhadap insting tersebut, tetapi merupakan ketakutan atas apa yang akan terjadi apabila insting tersebut dipuaskan (benar-benar terjadi).
Kecemasan neurotik dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
- kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan seperti ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
- bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia). Sifat khusus dari phobia adalah intensitas ketakutan melebihi porsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya.
- reaksi gugup atau setengah gugup. Reaksi seperti ini munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang jelas dan tegas.
3. Kecemasan Moral.
Kecemasan moral adalah kecemasan yang berasal dari konflik yang terjadi ego (prinsip realitas) dan superego (moral dan kondisi ideal). Kecemasan moral merupakan rasa takut terhadap hati nurani sendiri. Orang dengan hati nurani yang cukup berkembang, akan cenderung untuk merasa bersalah apabila mereka berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kode moral mereka. Contoh dari kecemasan moral : ketika seorang anak merasa gagal untuk menjalankan prinsip moral yang dipegangnya, seperti merasa gagal merawat orang tuanya.
Sedangkan menurut R.S. Lazarus, dalam bukunya yang berjudul "Patern of Adjustment", menyebutkan bahwa berdasarkan penyebabnya, kecemasan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- state anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman. Kecemasan seperti ini ditentukan oleh perasaan yang subyektif. Misalnya : menjalani operasi, mengikuti tes, dan lain sebagainya.
- trait anxiety. Trait anxiety adalah disposisi untuk menjadi cemas dalam menghadapi berbagai macam situasi (gambaran kepribadian). Kecemasan seperti ini merupakan ciri atau sifat yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang atau mempresentasikan suatu keadaan menetap pada seorang individu (bersifat bawaan) dan berhubungan dengan kepribadian yang demikian.
Selain itu, kecemasan juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan lama berlangsungnya kecemasan tersebut, yaitu :
- Phobic Anxiety, yaitu kecemasan yang timbul dikarenakan oleh phobia (ketakutan) tertentu. Misalnya, cemas karena takut ketinggian, cemas karena takut di ruangan yang gelap, dan lain sebagainya.
- Acute Anxiety, yaitu kecemasan yang muncul mendadak dengan intensitas yang tinggi, tetapi tidak terlalu lama akan hilang. Misalnya, ketika melihat atau mendengarkan sesuatu langsung mengingatkan pada peristiwa yang telah lalu yang membuat seseorang tersebut histeris ketakutan.
- Chronic Anxiety, yaitu kecemasan yang berlangsung lama dan terus menerus, meskipun dalam intensitas yang rendah dan tanpa sebab yang jelas. Misalnya, ketika hendak bepergian selalu merasa ingin kencing.
- Normal Anxiety, yaitu kecemasan yang beralasan. Misalnya, cemas menunggu hasil ujian.
- Neurotic Anxiety, yaitu kecemasan yang tanpa alasan yang jelas sebagai akibat dari konflik alam bawah sadar. Misalnya, sering merasa bersalah sebagai akibat pengalaman masa lalu.
Tingkat Kecemasan. Kecemasan sangat berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya yang dialami oleh penderita kecemasan. Menurut M.C. Townsend, dalam "Psychiatric Mental Health Nursing", menyebutkan bahwa kecemasan terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut :
1. Kecemasan Ringan.
Kecemasan ringan dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Dalam kecemasan ringan ini, seseorang masih dapat memotivasi dirinya untuk melakukan sesuatu dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Kecemasan Sedang.
Dalam kecemasan sedang, seseorang akan terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi. Seseorang yang mengalami kecemasan sedang masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.
hati
3. Kecemasan Berat.
Dalam kecemasan berat ini, lapangan persepsi seseorang sangat sempit. Pusat perhatiannya hanya pada hal-hal yang kecil dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain.
4. Kecemasan Panik.
Dalam tingkat panik, seseorang akan kehilangan kendali diri dan perhatian akan segala sesuatu akan hilang. Seseorang akan kehilangan kontrol diri, sehingga ia tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Pada tingkatan panik ini, akan terjadi :
- peningkatan aktivitas motorik.
- berkurangnya kemampuan hubungan dengan orang lain.
- penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional (tidak berfungsi secara efektif).
- disorganisasi kepribadian.
Penanganan/Solusi Gangguan Kecemasan. Gangguan kecemasan pada dasarnya dapat diatasi. Pendekatan-pendekatan psikologis dapat digunakan dalam mengatasi gangguan kecemasan. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan Psikodinamika.
Dalam pendekatan ini, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan pada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terekspresi. Kecemasan merupakan simbol dari konflik dari dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan.
2. Pendekatan Humanistik.
Dalam pandangan humanistik, kecemasan berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi apabila ketidak-sadaran antara inner self seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Terapi humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya.
3. Pendekatan Belajar.
Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, pendekatan belajar sangat efektif untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan yang dialami oleh seseorang. Ada beberapa model terapi dalam pendekatan belajar, yaitu :
- Pemaparan Gradual, dalam model ini membantu mengatasi kecemasan melalui pendekatan setapak demi setapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus kecemasan.
- Rekonstruksi Pikiran, dengan membantu seseorang untuk berpikir secara logis atas apa yang sebenarnya terjadi.
- Flooding, membantu seseorang dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikian rupa serta memaksa seseorang yang mengalami gangguan kecemasan untuk menghadapinya sendiri.
- Terapi Kognitif, merupakan terapi yang dilakukan melalui pendekatan perilaku rasional emotif. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional.
- Terapi Kognitif Behavioral, terapi ini memadukan teknik-teknik behavioral seperti pemaparan dan teknik-teknik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan terapi ini antara lain adalah gangguan kecemasan pasca trauma, gangguan obsesif kompulsif dan panik, serta phobia sosial.
4. Pendekatan Biologis.
Pendekatan biologis pada umumnya dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kecemasan.
Demikian penjelasan berkaitan dengan jenis dan tingkat kecemasan serta cara mengatasi gangguan kecemasan.
Semoga bermanfaat.