Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna, berkaitan dengan disabilitas di dalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia. Dalam masyarakat awam, gangguan jiwa sering disebut dengan sakit jiwa atau gila. Meskipun sebenarnya dalam gangguan jiwa tidak mengenal istilah sakit jiwa atau gila tersebut.
Dalam masyarakat tradisional di banyak daerah di Indonesia, masih terdapat kepercayaan bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan roh jahat, akibat guna-guna, akibat kutukan atau dosa-dosanya, dan lain sebagainya. Karena kepercayaan yang salah inilah, akibatnya banyak penderita gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan atau pengobatan yang baik dan tepat. Bahkan dengan alasan agar tidak membahayakan bagi orang lain atau untuk menutupi malu keluarga, penderita gangguan jiwa mendapat perlakuan yang tidak pantas dari anggota keluarganya, seperti dipasung atau dikurung. Perlakuan seperti tersebut, tidak akan membuat penderita gangguan jiwa menjadi lebih baik, tetapi malah akan memperburuk kondisi penderita gangguan jiwa tersebut.
Dampak Gangguan Jiwa. Orang yang mengalami gangguan jiwa membutuhkan perawatan klinis, pengobatan serta terapi khusus untuk itu. Karena gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan pada keseimbangan zat kimia (neurotransmitter) atau kerusakan sel dan syaraf otak seseorang. Gangguan jiwa yang tidak segera ditangani akan berdampak sebagai berikut :
- Kondisi orang yang mengalami gangguan jiwa tersebut akan semakin buruk. Gangguan jiwa tidak dapat sembuh dengan sendirinya, diperlukan seorang tenaga kesehatan yang ahli (psikiater) untuk dapat menangani masalah gangguan jiwa tersebut.
- Kualitas hidup orang yang mengalami gangguan jiwa tersebut akan menurun. Gangguan jiwa yang tidak segera ditangani akan memperburuk kualitas hidup penderita, seperti perubuhan pola perilaku menjadi lebih bersifat negatif, timbulnya masalah kesehatan yang lain, terganggunya hubungan sosialisasi, dan lain sebagainya.
- Merusak fungsi kognitif otak. Gangguan jiwa yang tidak segera diatasi akan berdampak buruk pada fungsi normal otak. Akan mengakibatkan penurunan fungsi otak dalam mengolah informasi, menyimpan informasi (daya ingat), berpikir logis, dan pengambilan keputusan.
- Kematian. Gangguan jiwa yang tidak segera diatasi akan semakin membuat penderita kehilangan kemampuan untuk berpikir rasional dan beradaptasi dengan lingkungannya. Pada kondisi demikian, penderita tidak dapat lagi melihat jalan keluar untuk hidupnya kecuali bunuh diri.
Cara Mengatasi Gangguan Jiwa. Gangguan jiwa dan sakit jiwa (gila) merupakan dua hal yang berbeda. Dalam taraf awal tanda-tanda sakit jiwa (gila) sulit dibedakan dengan gangguan jiwa, bahkan gejala tersebut ada pada orang normal yang sedang mengalami tekanan emosi dalam batas-batas tertentu. Untuk itulah dibutuhkan tenaga kesehatan yang ahli di bidang itu untuk mendiagnosa penderita. Hasil diagnosa tersebut merupakan kunci untuk langkah pengobatan selanjutnya.
Gangguan jiwa dapat ditangani dengan memakai beberapa cara, diantara adalah dengan :
- Terapi psikofarmaka (obat psikotropik), yang meliputi antipsikosis, antidepresi, antimania, antiansietas, dan lain sebagainya. Menurut Hawari, psikofarmaka adalah obat yang bekerja secacra selektif pada sistem saraf pusat dan mempunyai efek utama pada aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup penderitan.
- Terapi somatic, yang hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat gangguan jiwa sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh lain. Salah satu bentuk terapi jenis ini adalah Electro Convulsive Therapy.
- Terapi modalitas, merupakan suatu pendekatan kepada pederita gangguan jiwa yang bertujuan untuk mengubah perilaku penderita gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya menjadi perilaku yang adaptif.
Ada beberapa jenis terapi modalitas, diantaranya adalah :
- terapi individual, yaitu penanganan penderita gangguan jiwa dengan pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang penderita.
- terapi lingkungan, yaitu bentuk terapi yang dilakukan dengan cara menata lingkungan agar tercipta suatu suasana baru yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada penderita, yaitu dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptive.
- terapi kognitif, yaitu strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku penderita gangguan jiwa.
- terapi keluarga, yaitu terapi yang diberikan kepada seluruh anggota sebagai unit penanganan, dengan tujuan agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya.
- terapi kelompok, yaitu bentuk terapi kepada penderita gangguan jiwa yang dibentuk dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok.
- terapi bermain, yang diterapkan karena adanya anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal.
Gangguan Jiwa Tidak Menular. Gangguan jiwa merupakan penyakit yang mempengaruhi otak sehingga mengganggu keseimbangan kimiawi. Gangguan jiwa biasanya didahului dengan stres, depresi, atau kejadian lain yang berkaitan dengan suasana hati (mood). Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyakit yang menular adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur yang bisa berpindah-pindah dari satu orang ke orang yang lain, baik melalui kontak fisik secara langsung atau secara tidak langsung (melalui udara, peralatan makan atau minum, dan lain sebagainya).
Gangguan Jiwa Bisa Diturunkan dari Orang Tua. Gangguan jiwa umum terjadi pada orang yang keluarga sedarahnya juga memiliki gangguan jiwa. Gen tertentu, pada saat kondisi stres atau depresi atau adanya kejadian traumatis dalam hidup, dapat memicu dan meningkatkan resiko seorang anak mengalami gangguan jiwa.
Semoga bermanfaat.