Memberi Hukuman Pada Anak

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Masing-masing anak mempunyai sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Seringkali orang tua akan merasa jengkel atau bahkan marah saat melihat anaknya nakal atau terlalu aktif hingga susah dikendalikan. Tidak jarang orang tua akan menghukum anak dengan mencubit atau memarahi mereka.

sumber : sayangianak.com
Anak-anak, terutama anak yang berusia di bawah lima tahun, merupakan masa di mana anak memiliki rasa keingintahuan yang besar, akibatnya anak akan mengeksplorasi hal-hal baru yang dilihatnya. Mulai dari terus menerus menanyakan hal-hal baru tersebut, menjelajah tempat-tempat yang baru dikenalnya, hingga apabila hal baru tersebut berbentuk barang, anak akan mengambil bahkan membanting barang tersebut. Apa yang dilakukan oleh anak tersebut, seringkali membuat orang tua menjadi lepas emosinya, kemudian menghukum atau memarahi anak tersebut.

Menghukum anak, sepanjang itu untuk pembelajaran dan dilakukan sampai dengan batas-batas tertentu, tentunya tidak menjadi masalah. Apa yang dilakukan orang tua, menghukum atau memarahi anak, sebenarnya bentuk untuk memberitahukan konsekuensi atas kelakuan anak yang dianggap  tidak pada tempatnya. Orang tua yang normal, dalam memberikan hukuman pada anak, tentunya tidak dimaksudkan untuk melakukan kekerasan. Hanya saja, terkadang dilakukan dengan cara yang berlebihan hingga menyakiti si anak, baik secara fisik maupun secara emosional dengan cara verbal.

Bentuk kekerasan pada anak ada dua macam, yaitu :
  • Secara fisik, biasanya berupa mencubit, memukul, atau hukuman apapun yang dapat melukai secara fisik.
  • Secara non fisik, dilakukan dengan cara memarahi atau membantak anak secara keras, sehingga melukai dan membakas di hati dan perasaan si anak.
Apapun bentuknya, tindak kekerasan pada anak akan membuat anak merasa tidak nyaman dan akan mempengaruhi perkembangan emosinya ketika si anak dewasa, tergantung dari intensitas tindak kekerasan yang dilakukan.

Harusnya orang tua dapat mempertimbangkan dampak kekerasan pada anak kelak. Anak bisa membenci, dendam, menjauh bahkan memberontak sehingga bisa memjadi kendala bagi kualitas hubungan orang tua dan anak. Yang mesti diperhatikan adalah sebagai peniru yang ulung, kelak anak bisa meniru perlakuan keras orang tuanya. Hal lain yang mungkin terjadi adalah kekerasan yang dialami anak juga dapat mempengaruhi konsep diri seorang anak menjadi negatif.

Sebagai orang tua, jika merasa ada yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan oleh anak, bisa memberitahukan hal tersebut dengan kata-kata atau bahasa tubuh tanpa harus dikendalikan oleh emosi. Orang tua bisa mengajak anak bicara dengan saling bertatap  mata untuk meyakinkan anak bahwa orang tua keberatan dengan perilakunya, dengan apa yang telah dilakukan oleh anak. Kalupun orang tua menganggap perlu tindakan fisik, orang tua bisa menyentil tangannya agar anak tahu bahwa ia tidak boleh melakukannya lagi.

Hukumam pada anak bisa diberikan tanpa dilandasi dengan tindak kekerasan. Masih banyak alternatif hukuman lain yang tidak berdasarkan kekerasan. Sebagai contoh melarang anak melakukan apa yang disukai untuk sementara waktu, mengurangi jadwal menonton televisi, main game, dan lain sebagainya. 

Anak akan memahami bahwa konsekuensi apa yang akan diterimanya apabila ia melakukan sesuatu yang dilarang oleh orang tuanya, tetapi ia tetap melakukannya. Hal penting lain adalah orang tua harus menciptakan kesimbangan, tidak hanya memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan oleh anak, tetapi juga harus memberikan penghargaan (reward) kepada anak, ketika anak berprestasi atau melakukan tindakan positif lainnya. Penghargaan dalam bentuk apapun harus diberikan kepada anak.

Tidak ada salahnya juga orang tua meminta maaf pada anak karena telah melakukan tindak kekerasan padanya. Meminta maaf bisa berbentuk ucapan atau pelukan dengan penuh rasa sayang. Sehingga anak akan bisa memahami bahwa orang tua menyesali atas tindakan kekerasan yang telah dilakukannya tersebut. Dengan begitu, hubungan antara orang tua dan anak akan senantiasa terjaga dengan baik.

Semoga bermanfaat.