Sampai saat ini masih banyak orang, terutama di daerah-daerah pedesan, mengartikan epilepsi sebagai kesurupan atau kemasukan roh halus. Suatu pengertian yang salah. Epilepsi atau biasa juga disebut ayan, berasal dari bahasa Yunani "epilepsia" yang berarti serangan. Epilepsi merupakan suatu penyakit syaraf menahun yang dapat menimbulkan serangan secara mendadak serta berulang tanpa diketahui penyebabnya. Oleh sebab itu, oleh para dokter spesialis syaraf, epilepsi dikategorikan sebagai penyakit neurologis menahun yang disebabkan oleh adanya aktivitas listerik abnormal pada otak manusia.
Epilepsi dapat menyerang siapa saja, pada semua kalangan tanpa batasan umur, ras, maupun status sosial ekonomi. Bahkan seorang bayi yang masih berusia satu bulanpun juga bisa terserang epilepsi. Epilepsi pada bayi sering disebut dengan idiopatik dan apa penyebabnya sangat sulit untuk diketahui.
Secara umum ada beberapa faktor yang diketahui sebagai pemicu epilepsi, seperti :
- Kekurangan oksigen dalam jaringan otak atau hipoksia.
- Cidera pada kepala atau pernah mengalami operasi otak.
- Kelainan pada saat menjelang dan setelah persalinan.
- Kelainan pembuluh darah pada otak, ada genangan darah atau nanah di otak, dan adanya peradangan atau tumor di otak.
- Faktor genetik, meskipun hal ini sangat kecil kemungkinannya.
Ada cara sederhana, khususnya buat para orang tua untuk mengetahui lebih dini apakah anaknya terkena epilepsi atau tidak, yaitu dengan memperhatikan dengan teliti gerakan-gerakan yang dilakukan anak sejak lahir. Apabila anak sering melakukan gerakan-gerakan aneh tanpa sebab dan sering terkejut secara berulang-ulang, sebaiknya orang tua segera membawa anak tersebut ke dokter agar bisa diperiksa lebih seksama.
Serangan epilepsi biasanya muncul secara mendadak dan berlangsung sangat cepat. Dalam banyak kasus, orang-orang di sekitar orang yang terserang epilepsi akan panik, kebingungan, atau malah tertegun menyaksikan orang atau anaknya yang terkena epilepsi. Dalam keadaan panik tersebut yang banyak terjadi justru kita salah dalam memberikan pertolongan pertama sehingga berakibat fatal pada penderita epilepsi. Sebaliknya, penanganan yang terlambat terhadap orang atau anak yang terserang epilepsi juga dapat berpengaruh pada kecerdasan penderita. Penderita epilepsi berpotensi mengalami keterbelakangan mental yang sifatnya permanen.
Sebagai pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat melihat orang atau anak yang terserang epilepsi, kita dapat melakukan hal-hal berikut :
- Segera jauhkan benda-benda berbahaya yang dapat melukai penderita epilepsi.
- Letakkan sesuatu yang lembut di bawah kepala penderita epilepsi, seperti bantal atau selimut yang dilipat.
- Longgarkan seluruh pakaian penderita epilepsi, terutama di bagian leher dan perut.
- Baringkan secara perlahan menghadap satu sisi saja. Hal ini untuk menghindarkan penderita epilepsi dari tersedak oleh lidah atau air liurnya.
- Berusaha untuk menyadarkan penderita dengan melakukan nafas buatan.
- Jika serangan epilepsi sudah reda, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
- Hal yang penting, jangan pernah sekali-kali membuka gigi yang sudah terkatup rapat atau meletakkan sesuatu kedalam mulut penderita epilepsi, karena justru akan dapat mengakibatkan penderita menggigit lidahnya sendiri.
Pertolongan dengan menggunakan obat-obatan medis biasanya hanya ditujukan untuk mencegah datangnya serangan epilepsi, tidak dapat menghentikan serangan epilepsi saat serangan epilepsi tersebut berlangsung. Obat-obatan juga bukan untuk menyembuhkan epilepsi.
Epilepsi bukan penyakit keturunan dan tidak juga tidak menular. Jadi orang tua atau anggota keluarga yang lain hendaknya tidak merasa malu dan mengucilkan anaknya atau anggota keluarga yang mengidap epilepsi. Pengucilan justru akan membuat pengidap epilepsi merasa tertekan. Hadapi masalah ini dengan penuh kesabaran dan berkeyakinan bahwa epilepsi dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
Memang sampai dengan saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan epilepsi, tapi dengan perhatian orang tua dan anggota keluarga yang lain, dengan mengetahui cara mengelola dan mengatasi serangan epilepsi, serta dengan pemberian obat-obatan yang tepat penderita epilepsi dapat hidup dengan normal.
Demikian penjelasan berkaitan dengan hidup normal dengan epilepsi.
Semoga bermanfaat.