Marsda TNI Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Bapak Ilmu Faal Indonesia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Abdulrahman Saleh, lahir di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1909. Pada masa mudanya beliau sempat menamatkan pendidikkannya di HIS (Hollandsch Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) , AMS (Algemene Middelbare School), dan seterusnya melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sebelum beliau menyelesaikan pendidikannya, 
gambar : tni-au.mil.id
STOVIA dibubarkan. Hal tersebut tidaklah mematahkan semangatnya untuk terus belajar. Abdulrahman Saleh selanjutnya meneruskan pendidikan dokter di Sekolah Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hoge School/GHS) di Jakarta. Selama menjadi mahasiswa, Abdulrahman Saleh juga aktif dalam organisasi, seperti Indonesia Muda, Jong Java, dan Kepanduan Bangsa Indonesia.

Setelah menamatkan kuliahnya di Sekolah Tinggi Kedokteran tersebut, Abdulrahman Saleh memperdalam ilmunya di bidang ilmu faal di NIAS (Nederlands Indische Arisen School) Surabaya. Setelah menamatkan pendidikannya di NIAS, Abdulrahman Saleh kembali ke Jakarta untuk menjadi dosen di Perguruan Tinggi Kedokteran (GHS). Selain itu, Abdulrahman Saleh juga mengajar di Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia. Bahkan pada tanggal 5 Desember 1958, karena jasa-jasanya pada bidang ilmu tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengakui Abdulrahman Saleh sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia. Dalam dunia medis, fisiologi atau ilmu faal adalah salah satu cabang dari ilmu biologi, yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah fisiologi berasal dari bahasa Belanda yaitu physiologie, yang dibentuk dari bahasa Yunani Kuno, yaitu physis yang berarti asal usul dan logika yang berarti kajian. Istilah faal sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya pertanda, fungsi, kerja. Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, oegan, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang  menjadi obyek pemberian Penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran. 

Selain menekuni bidang kedokteran, beliau juga memiliki hobi dalam hal teknik radio. Keahlian dalam bidang teknik radio tersebut yang kemudian mengantarkan Abdulrahman Saleh mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI), yang pertama kali mengudara pada tanggal 11 September 1945. Radio ini digunakan sebagai alat komunikasi. Waktu itu, komunikasi merupakan alat penting untuk menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, baik ke seluruh wilayah Indonesia maupun sampai ke luar negeri. Pemancar radio yang digunakannya diberi nama Siaran Radio Indonesia Merdeka.


Selain itu, Abdulrahaman Saleh juga memiliki keahlian di bidang penerbangan. Di antara kesibukannya sebagai dokter, beliau masih menyempatkan waktu untuk aktif dalam Aero Clup atau Perkumpulan Olahraga Udara. Dari sinilah beliau mendapatkan brevet (ijazah) penerbangan. Prestasi dalam bidang penerbangan inilah yang membuatnya masuk ke dinas Angkatan Udara Republik Indonesia. Pada tahun 1946, Abdulrahman Saleh diangkat sebagai Komandan Pangkalan Udara Madiun. Abdulrahman Saleh menyadari bahwa pertahanan udara sangatlah penting dalam menjaga wilayah Indonesia. Oleh karena itu, beliau lantas mendirikan Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara di kota Malang.

Abdulrahman Saleh memiliki jiwa nasionalisme yang sangat tinggi. Beliau mengabdikan semua kemampuannya untuk bangsa Indonesia. Beliau mendukung perjuangan bangsa untuk melawan serangan Belanda. Abdulrahman Saleh juga menghimpun bantuan dari negara-negara lain, salah satu bantuan yang diterimanya adalah obat-obatan dari Palang Merah Internasional, yang diambilnya di India dengan pesawat terbang. Sayangnya, saat kembali dari India, ketika pesawat terbang jenis Dakota VT-CLA yang mengangkut obat-obatan tersebut hendak mendarat di Lapangan Terbang Maguwo Yogyakarta, pesawat terbang yang ditumpangi Abdulrahman Saleh berhasil ditembak oleh pesawat pemburu Belanda. Pesawat itu jatuh dan hancur. Abdulrahman Saleh sebagai pilot dan penumpang lain gugur dalam peristiwa tersebut, yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947. Peristiwa heroik yang mengakibatkan gugurnya Abdulrahman Saleh tersebut sejak tahun 1962 diperingati oleh TNI-AU sebagai hari Bakti TNI-AU.

Atas jasa-jasa yang telah dilakukannya tersebut, Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 071/TK/1974, tanggal 9 Nopember 1974, menganugerahi gelar kepada Abdulrahman Saleh yang gelar lengkapnya adalah Komodor Udara Prof. dr. Abdulrahman Saleh, Sp.F, sebagai Pahlawan Nasional. Selain itu nama beliau juga diabadikan sebagai nama Bandara Udara Abdulrahman Saleh di kota Malang Jawa Timur.

Semoga bermanfaat.