Sistem Tranportasi Pada Manusia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Transportasi adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Makanan yang telah dimakan dan dicerna akhirnya akan diangkut ke seluruh sel tubuh yang memerlukannya. Demikian juga oksigen yang masuk dalam
gambar : cpuik.com
tubuh melalui respirasi diangkut ke seluruh sel tubuh. Terjadinya oksidasi pada zat makanan akan menghasilkan energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup. Pada oksidasi dihasilkan sampah atau sisa-sisa yang tidak berguna bagi tubuh dan diangkut untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.

Alat transportasi manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh manusia darah selalu beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah, pada tubuh manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) yang diedarkan melalui pembuluh limfe.

Pada dasarnya darah tersusun dari :

1. Plasma darah (cairan darah)
Plasma darah sebagain besar terdiri dari air, yaitu lebih kurang 92 %. Zat yang lainnya terdiri dari sari makanan, mineral, hormon, antibodi, zat-zat sisa seperti urea dan karbon dioksida. Selain itu terdapat zat yang berfungsi pada proses pembekuan darah yaitu protrombin dan fibrinogen.

2. Sel darah merah (eritrosit)
Bentuk sel darah merah adalah bulat gepeng. Bentuk permukaannya cekung (bekonkaf) dan tidak mempunyai inti sel. Sel darah merah berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Hemoglobin mengandung zat besi (Fe). Tiap 1 mm kubik darah mengandung lebih kurang 5 juta sel darah merah. Sel darah merah terutama dibentuk dalam sumsum merah tulang pada tulang pipih. Sel darah merah dapat hidup selama 120 hari. Sel-sel darah merah yang rusak akan dirombak di dalam limpa (kura). Hemoglobin yang terlepas dibawa ke dalam hati dan dijadikan zat warna empedu (bilirubin). Zat besi yang terdapat pada hemoglobin yang terlepas dapat digunakan lagi dalam membentuk sel darah merah yang baru.

3. Sel darah putih (lekosit)
Sel darah putih bentuknya tidak tetap atau dapat berubah-ubah, tidak berwarna, dan mempunyai inti sel. Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan sel darah merah. Tiap 1 mm kubik darah mengandung lebih kurang 8.000 sel darah putih. Sel darah putih sebagian besar dibentuk dalam sumsum merah tulang. Sel-sel yang membuat sel darah putih berbeda dengan sel-sel yang membuat sel darah merah. Sel darah putih bisa berumur sekitar 12 - 13 hari. Fungsi sel darah putih adalah melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika tubuh kemasukan kuman, maka kuman tersebut akan dimakan oleh sel-sel darah putih. Jika sel darah putih kalah oleh kuman akan berubah menjadi nanah.

4. Keping darah (trombosit)
Keping darah ukurannya lebih kecil dari sel darah merah, bentuknya tidak teratur. Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah. Jika seseorang luka, maka darahnya akan mengalir melalui luka tersebut. Keping darah yang terdapat dalam darah pada waktu menyentuh permukaan luka akan pecah dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase dengan bantuan ion kalsium akan mengubah protrombin yang terdapat dalam plasma darah menjadi trombin. Selanjutnya trombin akan mengubah fibrinogen yang terdapat dalam plasma darah menjadi fibrin yang berupa benang-benang halus. Fibrin akan menutupi luka, sehingga pendarahan melalui luka akan berhenti.

Semoga bermanfaat.