Karakter Anak Manja Dan Melatih Anak Untuk Tidak Manja

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Setiap manusia mempunyai karakter masing-masing. Dan karakter manusia tersebut sangat berpengaruh pada prilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga dengan anak. Orang tua mesti mengetahui bagaimana karakter anaknya, sehingga dengan demikian orang tua akan dapat mengawasi dan membimbing si anak dengan baik dan benar.

gambar : ayahbundaku.com
1. Karakter Anak Manja.

Sifat manja berbeda dengan bermanja-manja. Sifat manja cenderung negatif, tapi tidak demikian dengan bermanja-manja. Kadang kala anak minta kepada orang tuanya untuk dicium atau dipangku, hal tersebut merupakan perilaku dari anak yang menunjukkan si anak ingin bermanja-manja dan mencari kehangatan dari orang tuanya. Perilaku anak bermanja-manja seperti tersebut justru bagus, karena bisa mendekatkan hungungan antara anak dan orang tua secara emosi. Beda dengan anak manja, yang segalanya harus dituruti, dan seolah-olah semua orang harus bekerja untuk dia. Sifat manja akan merugikan diri anak itu sendiri. Anak-anak yang bersifat manja biasanya mempunyai karakter sebagai berikut :
  • Sering merasa tertekan di area publik. Karena terbiasa diperlakukan istimewa di rumah, dan semua orang rumah terbiasa melayani kebutuhannya, maka anak manja akan merasakan tertekan di luar rumah, karena tidak ada orang yang melayani dan memperlakukannya dengan isstimewa.
  • Sulit bekerja sama dengan orang lain. Anak manja selalu hanya fokus pada dirinya sendiri, mereka cenderung masa bodoh dengan orang lain.
  • Banyak mengeluh. Karena tidak terbiasa melakukan urusannya sendiri, maka anak manja akan selalu mengeluh apabila ditinggalkan oleh orang-orang yang biasa melayaninya.
  • Kurang disukai oleh teman-temannya. Hal ini disebabkan karena anak manja cenderung mau menang sendiri dan egois.
  • Kurang dapat menerima tantangan. Karena kebiasaannya untuk dilayani, anak manja akan mudah menyerah untuk melakukan hal-hal yang harus dilakukannya sendiri.
  • Mudah frustasi. Kalau keinginannya tidak diikuti, anak manja akan mudah ngambeg. Hal ini disebabkan karena selama ini kemauannya selalu terkabul.
  • Kurang mempunyai keterampilan hidup. Karena selalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi keinginannya, maka anak manja cenderung malas untuk mempelajari hal-hal yang bisa menunjang keterampilan hidupnya.
  • Cendurung tidak mandiri. Karena terbiasa dilayani oleh orang lain, anak manja akan selalu tergantung pada orang lain untuk menyelesaikan keperluannya.
Tentunya sebagai orang tua, kita tidak menginginkan mempunyai anak manja seperti tersebut. Jadi ajarkanlah anak-anak untuk bisa hidup mendiri. Hal tersebut bisa dilakukan dan di mulai dari hal-hal kecil di rumah. Misalkan dengan memberikan tanggung jawab pada anak untuk membereskan kamar tidurnya sendiri, mencuci piring bekas tempat makannya, dan lain sebagainya. 

2. Melatih Anak Untuk Tidak Manja.

Seperti diketahui, bahwa tidak ada anak yang terlahir manja. Sifat manja pada anak terbentuk sebagai akibat dari pola asuh dari orang tua. Bila sejak kecil anak sudah terbiasa dituruti segala keinginannya maka akan timbul kecenderungan sifat manja pada anak. Meskipun sifat manja biasanya terbentuk sejak anak
masih kecil, tapi sifat manja anak tersebut tetap bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan. Semua itu kembali pada peran orang tua dan lingkungan tempat tinggal si anak. 
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengurangi atau menghilangkan sifat manja pada anak adalah sebagai berikut :
  • Buatlah batasan yang jelas, mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Ajak anak untuk bicara, jelaskan dan terangkan kepada anak, hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan, tentunya beritahukan juga konsekuensi yang akan diterima ole anak apabila ia melanggar ketentuan tersebut.
  • Orang tua mesti konsisten dengan aturan yang telah dibuat. Selain orang tua, orang-orang yang dekat dengan anak juga mesti konsisten dengan aturan yang ada. Jangan ragu untuk bersikap tegas dan tega pada anak, apabila anak tidak mematuhi aturan yang telah dibuat.
  • Orang tua mesti menjadi contoh yang baik. Anak biasanya meniru apa yang dilihatnya, jadi orang tua dan orang-orang yang dekat dengan anak harus bisa memberikan contoh yang baik pada anak. Kalau tidak menginginkan anak melanggar aturan yang telah dibuat, orang tua atau orang-orang yang dekat dengan anak juga jangan melanggar aturan yang ada.
  • Beri konsekuensi. Aturan yang telah dibuat, harus ditaati. Jika anak melanggar, konsekuensi yang telah diberitahukan pada si anak mesti diberikan. Terapkan konsekuensi tersebut dengan konsisten. Demikian juga sebaliknya, hargai perilaku baik si anak. Jika memang diperlukan berilah reward atau penghargaan pada anak, bisa berupa pujian, pelukan, atau bisa juga berbentuk barang.
Sejak bayi anak bisa dilatih untuk tidak manja. Kita tidak perlu merasa bersalah karena tidak memenuhi keinginan anak, terutama pada keinginan anak yang dapat membahayakan diri si anak sendiri atau orang lain.

Semoga bermanfaat.