Mepandes atau Metatah merupakan tradisi memotong gigi yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Apakah gigi mereka benar-benar dipotong ? Ternyata tidak, dalam tradisi mepandes ini gigi tidaklah benar-benar dipotong, melainkan hanya dikikir di bagian ujungnya saja. Tradisi mepandes ini bertujuan menghilangkan sifat-sifat buruk yang ada dalam diri manusia. Umumnya mepandes menjadi salah satu tahap kehidupan yang wajib dilalui orang-orang menjelang dewasa.
gambar : liputan6.com |
Upacara potong gigi dilaksanakan ketua adat dengan dibantu sangging (tukang potong gigi). Proses mepandes dimulai dari mabhyakala dan maprayascita (penyucian diri oleh tujuh orang pendeta Hindu). Peserta upacara potong gigi biasanya mengenakan busana berwarna putih yag dipadu dengan warna kuning. Tidak hanya itu, yang perempuan juga mengenakan tata rias dan hiasan-hiasan lain di rambut.
Ada enam gigi yang akan diratakan, yaitu dua gigi taring dan empat gigi seri di bagian atas. Sebelum mulai meratakan gigi, sangging akan terlebih dahulu melakukan penyucian peralatan-peralatannya.
Keenam gigi yang siap diratakan tersebut, menandakan enam sifat buruk manusia atau yang disebut Sad Ripu. Sifat-sifat tersebut adalah nafsu (kama), rakus (loba), marah (krodha), mabuk (mada), bingung (moha), dan iri hati (matsarya).
Jika tidak dihapus, keenam sifat itu akan membahayakan kehidupan manusia. Sepanjang upacara, doa-doa juga dipanjatkan untuk menjauhkan si anak dari musuh-musuh yang mebawa penderitaan, kesengsaraan, bencana, dan lain-lain. Doa-doa juga dimaksudkan agar anak tersebut dianugerahi kesejahteraan, kebahagiaan, dan umur yang panjang. Di Bali, yang berkewajiban menggelar mepandes adalah orang tua.
Upacara mepandes digelar dengan sangat meriah, sama seperti acara pernkahan. Tak heran, jika biayanya mencapai puluhan juta rupiah. Karena alasan biaya tersebut, banyak orang tua akhirnya patungan dan menyelenggarakan mepandes bersama-sama atau secara massal. Dengan demikian, ongkosnya jadi bisa diminimalkan.
Ada juga orang tua yang menyelenggarakan mepandes di hari yang sama dengan hari pernikahan sang anak. Menurut informasi yang ada, jika keburu meningggal sebelum sempat menjalani upacara potong gigi, seseorang tetap harus dikikir giginya. Proses ini dilaksanakan sebelum jasadnya diaben atau dibakar.
(majalah Sekar)