Pengetahuan Seputar Balita

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Anak-anak akan tumbuh dan berkembang. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya tersebut, seringkali terjadi permasalahan yang membuat orang tua merasa kuatir. Berikut ini beberapa permasalahan seputar balita. di antara adalah :

1. Merangkak, Satu Tahapan dalam Perkembangan Anak.

Merangkak merupakan tahapan perkembangan motorik yang mesti dilakukan oleh anak manusia. Biasanya bayi mulai belajar merangkak mulai usia 6 - 9 bulan. Hanya saja orang tua sekarang banyak yang tidak tahu pentingnya merangkak bagi perkembangan anak. Para orang tua tersebut maunya si anak cepat bisa berdiri dan berjalan. Sehingga banyak bisa kita lihat, anak-anak yang seharusnya pada tahapan merangkak, distimulus untuk berdiri dengan cara badan bayi diangkat dan kaki-kakinya diarahkan menapak ke paha orang tuanya. Sehingga ketika itu dilakukan terus menerus maka bayi akan lebih cepat berkemampuan berdiri, karena bayi tidak dikenalkan dengan model merangkak. Padahal merangkak merupakan salah satu tahapan perkembangan manusia, yang diantaranya adalah untuk :
  • Menstimulus koordinasi otak kanan dan kiri sehingga dapat melatih organ-organ tubuh yang terdiri dari kanan dan kiri, diantaranya mata, telinga, tangan, kaki, dan juga melatih koordinasi otak kanan dan kiri untuk bekerja sesuai fungsinya secara maksimal.
  • Merangkak menurut para ahli juga dapat meningkatkan proses respon terhadap lingkungan.
  • Menguatkan otot lengan sendi dan leher bayi sehingga anak terlatih memiliki kekuatan otot lengan dan tangan. 
  • Meningkatkan kepekaan saraf telinga, perkiraan, penglihatan.
Saat bayi merangkak, ia akan lebih bisa cepat bereksplorasi sehingga bayi butuh kewaspadaan penglihatan sekitar, pendengaran, dan upaya memahami lingkungan. Apabila bayi sampai umur 10 bulan atau lebih belum bisa merangkak, orang tua bisa melatihnya untuk merangkak, diantaranya dengan cara :
  • Telungkupkan bayi dan berikan mainan yang bisa menggelinding.
  • Memberikan mainan yang bersuara kesamping tidurnya agar bayi membalikkan tubuhnya dan kemudian mainan diarahkan ke depan agar bayi meraihnya dengan cara merangkak setelah telungkup.
  • Jangan sering dilatih berdiri, tapi ajaklah anak duduk, kemudian diberi mainan yang bergerak (bola warna warni, dan lain-lain) atau makanan di depannya agar anak menjangkaunya dengan dadan menengkurap.  
Dalam proses tersebut, sebaiknya orang tua cukup mengawasi, jangan cepat-cepat memberi bantuan kepada si anak, sehingga dengan usahanya anak pasti bisa melalui tahapan merangkak, sebelum akhirnya bisa berdiri dan berjalan.

2. Berbahayakah bayi mendengkur ?

Mendengkur saat tidur dalam batasan-batasan tertentu adalah suatu hal yang wajar. Ada pendapat yang mengatakan bahwa mendengkur merupakan keturunan, ada juga yang mengatakan bahwa orang yang tidur mendengkur karena kecapekan, dan ada juga yang mengatakan bahwa mendengkur terjadi sebagai akibat adanya kelainan pada saluran dan organ pernafasan. Apabila diketahui, bahwa kebiasaan mendengkur karena disebabkan oleh suatu penyakit atau kelainan, maka hendaknya segera diperiksakan ke dokter.
Kebiasaan mendengkur saat tidur tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi dapat pula terjadi pada bayi. Pada bayi, mendengkur  dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya  adalah apa yang disebut dengan noisy baby, yaitu kecenderungan terdengar bunyi 'grok-grok' saat bayi bernafas, baik saat tidur maupun terbangun. Noisy baby disebabkan oleh diameter saluran pernafasan atas bayi yang relatif masih kecil, sehingga adanya sedikit lendir, akan membuat nafas bayi berbunyi. tetapi hal ini akan berkurang dengan sendirinya, seiring makin tumbuh besarnya anak. Saat anak usia enam bulan seharusnya sudah membaik dibandingkan dengan sebelumnya. Apabila setelah usia enam bulan, masih terjadi noisy baby, maka orang tua harus segera memeriksakannya ke dokter. Karena bisa jadi, si bayi mengalami kelainan pada organ dan saluran pernafasannya.
Kemungkinan lain terjadinya bayi mendengkur saat tidur adalah dikarenakan :
  • Lidah yang terjatuh ke belakang, sehingga menutupi sebagian rongga tenggorokan saat bayi tertidur lelap.
  • Pembesaran amandel (tonsil), akan tetapi kondisi ini sangat jarang terjadi pada anak sampai dengan usia 6 bulan.
  • Batuk dan pilek, juga bisa menimbulkan bunyi mendengkur pada bayi, baik saat tidur maupun saat terjaga, karena bayi cenderung belum bisa membuang ingus secara sengaja, sehingga terkumpul di sekitar rongga hidung atau tenggorokan dan menimbulkan bunyi mendengkur.
  • Terjadi iritasi pada saluran pernafasan, sehingga menimbulkan batuk dan bunyi mendengkur.
Penanganan terhadap kasus bayi mendengkur tergantung pada penyebabnya. Selama bayi tidak mengalami sesak nafas dan gangguan tidur, maka tidak perlu dikuatirkan, tetapi tetap harus dicari penyebabnya. Untuk pastinya orang tua bisa membawa bayi-nya ke dokter spesialis anak, supaya bisa diketahui penyebab pastinya dan segera dapat diberikat pengobatan atau perawatannya. Kalau memang hal tersebut dikarenakan kelainan atau penyakit, sebelum terlambat segeralah ditindak lanjuti. 

3. Mengatasi Perut Kembung pada Balita.

Kasus perut kembung biasanya sering terjadi pada bayi yang masih berusia 2 minggu hingga 1 tahun. Biasanya jika terjadi keluhan kembung pada perutnya bayi akan menangis terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan tidak mau tenang. Tapi tidak berarti asal bayi menangis pasti mengalami perut kembung. Paling tidak harus dilihat secara cermat terlebih dahulu gejala-gejalanya. Berikut gejala-gejala bayi mengalami perut kembung :
  • Biasanya gejala bayi mengalami perut kembung adalah menangis tanpa sebab, dan akan berhenti menangis ketika tidak sakit.
  • Jika memang merasakan perut kembung, biasanya bayi akan menarik kakinya ke perut saat menangis, atau menegangkan kakinya lurus ke bawah. Hal ini disebabkan karena bayi menahan rasa sakit pada perut dan otomatis ia akan mencari posisi untuk mengurangi keluhan tersebut.
Jika sudah melihat gejala-gejala demikian, maka jangan tunggu lama-lama, sebaikanya orang tua segera dapat melakukan hal-hal :
  • Angkat lalu gendong dan ayun-ayunkan dengan pelan dan lembut. Dengan gerakan ini lambung si bayi akan mengalami semacam gerakan sehingga memancing angin untuk keluar.
  • Bawa bayi keluar supaya mendapat sirkulasi udara yang lebih banyak sambil terus digerak-gerakkan kedua kakinya secara lembut dan pelan. Kadang ganti kedua tangannya digerak-gerakkan ke atas agar bisa sendawa. Kalau bayi sudah tenang, jangan lupa selimuti untuk menghindari angin yang berlebihan.
  • Usahakan posisi bayi tidak telentang, yaitu setengah duduk hingga 45 derajat, usap pelan-pelan dan lembut dada hingga perut. Karena dengan usapan-usapan lembut ini akan memancing angin segera keluar.
  • Upayakan sesering mungkin buat bayi bersendawa, terutama setiap bayi minum susu, agar aliran susu ke lambung tidak terhambat yang menjadikan angin sulit keluar.
  • Hindari gerakan-gerakan keras, seperti membentak atau memukul bayi, dan jangan pernah mengguncang bayi anda, karena bayi dapat terluka atau bahkan meninggal dunia.
  • Apabila dengan cara tersebut bayi anda tetap saja menangis dan tidak tenang, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. 

Semoga bermanfaat.