Kanker Paru-Paru

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Tumor di paru-paru saat ini masih menjadi momok yang menakutkan. Hal ini karena penderita kanker paru-paru biasanya dalam waktu yang tidak lama akan terenggut nyawanya. Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Penyebab utama kanker paru-paru adalah zat karsinogernik yang keluar dari asap akibat pembakaran bahan yang mengandung nikotin. Faktor lain yang menyebabkan kanker paru-paru, bisa dari polutan udara, penumpukan unsur-unsur kimia di dalam tubuh, serta faktor bawaan (genetikal) walaupun kecil kemungkinannya.

Gejala awal dari kanker paru-paru ini adalah nyeri di bagian dada dan batuk berdarah. Kondisi ini akibat dari proses di dalam saluran nafas, dimana terdapat bulu-bulu penyaring debu dan kuman terkena zat karsinogernik tersebut, sehingga layu. Karena layu maka partikel-partikel pemicu sel-sel kanker muncul yang menimbulkan benjolan kecil yang menempel di saluran nafas. Proses inilah yang menyebabkan luka yang mengeluarkan darah lalu memicu batuk berdarah. Benjolan-benjolan ini pada waktu tertentu akan membesar.

Permukaan paru-paru yang kelihatannya kecil pada dasarnya luas. Karena itu kanker paru-paru baru terdiagnosis pada stadium lanjut, atau sebagian kecil terdiagnosis pada stadium awal. Tapi ketika muncul stadium 1 biasanya sudah menjalar kemana-mana. Diagnosis kanker yang paling sering dilakukan dengan photo rontgent dada, CT scan kalau ada benjolan, dan diagnosis bronchos.

Pengobatan kanker dilakukan dengan multiterapi, dengan berbagai macam pengobatan secara bervariasi tergantung jenis dan kondisi pasien saat datang ke rumah sakit. Kanker paru-paru bisa diobati kalau sudah tegak diagnosis jenisnya. Pada stadium awal dapat dilakukan pembedahan. Tapi kalau sudah stadium lanjut (stadium 2 sampai 4) dan tumornya sudah menjalar, harus diberikan kemoterapi atau radioterapi. Kemoterapi adalah penyinaran yang sifatnya keseluruh tubuh mengejar sel yang sudah terapi, sedangkan radioterapi sifatnya lokal. 

Kalau kemoterapi secara maksimal sudah tidak bisa maka jalan yang terakhir adalah cara paliatif (suportif) adalah upaya peningkatan kualitas hidup penderita hingga akhir hidupnya, dan meredakan segala penderitaannya dalam perjalanan di sisa hidupnya, selanjutnya mengantarkan penderita pada proses kematian yang alami dengan manusiawi.

Imunisasi Hemofilus Influenza Tipe B. Hemofilus Influenza tipe B atau HIB merupakan salah satu bakteri yang sering menyebabkan pneumonia (infeksi pada jaringan paru) dan meningitis (infeksi selaput otak). Akan tetapi bakteri ini hanya salah satu dari sekian banyak kuman penyebab pneumonia dan meningitis.

Banyak literatur yang menyatakan Hemofilus Influenza tipe B sebagai salah satu kuman yang paling sering menyebabkan kedua penyakit berbahaya tersebut. Hanya saja di Indonesia, penyebab pasti pneumonia dan meningitis sampai saat ini belum diketahui karena belum ada data yang memadai. Fakta tersebut disebabkan sulitnya prosedur diagnosis dan mahalnya biaya penelitian untuk itu.  Namun begitu, di Indonesia telah memiliki hasil penelitian penggunaan vaksin Hemofilus Influenza tipe B ini dengan sampel yang cukup besar yang mendukung penggunaan vaksin ini. Imunisasi Hemofilus Influenza tipe B ini hanya pilihan, dalam arti apabila orang tua punya dana yang cukup, sebaiknya melakukan vaksinasi ini. Karena harga vaksin yang relatif cukup mahal. Yang perlu diingat, karena penyebab pnemonia dan meningitis tidak hanya bakteri ini, jadi meskipun sudah mendapat imunisasi Hemofilus Influenza tipe B, bukan berarti anak akan terlindungi dari semua penyebab pnemonia dan meningitis.

Bila pemerintah atau organisasi profesi mewajibkan suatu vaksin untuk seluruh anak Indonesia, konsekuensinya pemerintah harus menyediakan dana. Tidak saja yang berkaitan dengan dana impor vaksin, tapi juga dana distribusi dan sebagainya. Dari sisi kebijakan publik, negara masih belum perlu dan mampu untuk mewajibkan Imunisasi Hemofilus Influenza tipe B ini. Imunisasi Hemofilus Influenza tipe B ini dilakukan tiga kali sebelum usia 12 bulan, bersamaan dengan imunisasi DPT dan polio. Selanjutnya diberikan booster satu kali pada usia 15 - 18 bulan.

Apel Mencegah Kanker Paru-Paru. Di Amerika, orang mengenal ungkapan, "makan apel sekali sehari, bisa mengusir dokter". Maksudnya, kalau kita rajin mengkonsumsi apel, badan akan terbebas dari penyakit, jadi tidak perlu sering ke dokter. Artinya buah apel itu sangat berkhasiat sehingga bisa membuat kita selalu sehat. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, ternyata buah apel bisa mencegah penyakit berat, seperti kanker paru-paru dan kanker usus. Hal itu karena apel mengandung zat yang bisa mengusir racun yang biasa disebut antioksidan. Apel mengandung serat yang sangat tinggi sehingga dapat membantu mengeluarkan segala macam kotoran yang tidak berguna dari dalam tubuh manusia. Apel juga bisa mencegah datangnya penyakit jantung. 

Dalam 100 gram apel atau dalam satu buah apel mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia, yaitu :
  • Karbohidrat sebagai sumber energi.
  • Protein
  • Vitamin A
  • Vitamin B1
  • Vitamin B2, B3, B5, B6, dan B9
  • Vitamin C
  • Kalsium
  • Zat Besi
  • Fosfor
  • Magnesium

Demikian penjelasan berkaitan dengan kanker paru-paru.

Semoga bermanfaat.