Spinometri merupakan alat untuk mendeteksi sistem pernafasan. Dengan alat ini, kita bisa mendiagnosis penyakit paru-paru. Seperti diketahui bahwa penyakit paru obstruktif kronik menempati urutan keempat dalam menyebabkan kematian di seluruh dunia. Sebagaimana yang dirilis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang memperkirakan bahwa kemungkinan pada tahun 2020 penyakit paru obstuktif kronik akan menjadi penyakit penyebab kematian ketiga terbesar di dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri penyakit paru-paru ini merupakan masalah kesehatan yang menyerang sekitar 10 % dari penduduk yang rata-rata berusia 40 tahun ke atas.
gambar : spirometri.no |
Pada prinsipnya, pemeriksaan dengan spirometri dilakukan untuk mengetahui ventilasi udara yang masuk dan keluar dari paru-paru. Sehingga dapat cepat diketahui kemungkinan ada tidaknya resiko penyakit paru-paru yang diderita seseorang. Spirometri dapat mengetahui fungsi paru-paru, apakah bekerja dengan baik atau tidak.
Cara pemeriksaan dengan spirometri, dengan menarik nafas yang kuat dan panjang, kemudian diikuti dengan hembusan nafas yang kuat ke dalam mouthpiece pada alat spirometer. Dengan begitu dapat diukur jumlah udara yang dikeluarkan pada hembusan nafas maksimal. Pemeriksaan dilakukan sampai didapat tiga hasil yang dapat diterima, dan dua diantaranya merupakan reproduksibel. Jika hembusan pada satu detik pertama rendah, kemungkinan anda mengalami penyempitan saluran nafas.
Nilai fungsi paru-paru yang normal biasanya ditentukan oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, tinggi badan, dan ras seseorang. Semakin bertambah umur seseorang, maka fungsi paru-paru juga akan terus berkurang. Oleh karena itu, apabila anda merasakan kesulitan bernafas, banyak batuk, atau terasa sesak di dada segeralah memeriksakan diri, siapa tahu ada kelainan pada saluran pernafasan, termasuk juga organ paru-paru anda.
Demikian penjelasan berkaitan dengan spirometri, alat deteksi sistem pernafasan.
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.