1. Pengaturan Makan Penderita Deabetes Militus.
Prinsisp pengaturan makan pada penyandang diabetes melitus hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makan dengan pola makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi. Penyandang diabetes militus perlu mengatur makanan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Prinsisp pengaturan makan pada penyandang diabetes melitus hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makan dengan pola makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi. Penyandang diabetes militus perlu mengatur makanan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Karbohidrat rendah memang direkomendasikan, karena berpengaruh terhadap kadar gula darah saat puasa dan 2 jam setelah puasa. Komposisi karbohidrat yang direkomendasikan untuk penderita diabetes militus, adalah :
- Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 % - 65 % total asupan energi. Pembatasan karbohidrat total kurang dari 130 gram per hari tidak dianjurkan.
- Gula dalam bumbu diperbolehkan, sehingga penyandang diabetes militus dapat makan sama dengan makanan keluarga lainnya.
- Sukrosa tidak boleh lebih dari 5 % total asupan energi. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian.
- Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
b. Protein.
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Rekomendasi asupan protein untuk dewasa 0,8 gr/kg/hari. Asupan protein rendah bisa bermanfaat bagi pasien diabetes militus, yaitu sebesar 10 % - 20 % dari total energi. Asupan protein yang dianjurkan bagi pasien diabetes militus adalah :
- Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan (leguminosa), tahu, dan tempe.
- Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 gr/kg berat badan per hari atau 10 % dari kebutuhan energi, dan 65 % hendaknya bernilai bernilai biologik tinggi.
c. Lemak.
Tubuh kita membutuhkan lemak untuk proses produksi berbagai hormon dan pemeliharaan jaringan syaraf tubuh. Tetapi bila kadar lemak berlebihan, lemak akan memberikan efek negatif, yaitu merusak pembuluh koroner. Asupan lemak yang dianjurkan pada penderita diabetes militus adalah :
- Asupan lemak dianjurkan sekitar 20 % - 25 % kebutuhan kalori.
- Lemak henuh kurang dari 7 % kebutuhan kalori.
- Lemak tidak jenuh ganda kurang dari 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.
- Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain : daging berlemak dan susu jenuh.
- Anjuran konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg/hari.
2. Diabetes Yang Terjadi Pada Anak.
Faktor keturunan merupakan faktor penting dalam penurunan penyakit ini, diabetes. Tapi tidak memastikan bahwa seseorang pasti juga akan mengindap diabetes bila orang tua atau kakek neneknya ada yang mengidap diabetes. Secara umum, diabetes ada 2 tipe, yaitu :
- Tipe 1, adalah diabetes yang tergantung insulin. Diabetes ini terjadi karena proses autoimun, yaitu sel pertahanan tubuh tidak bisa mengenali sel tubuhnya sendiri. Sehingga mengakibatkan pankreas tidak dapat menghasilkan insulin.
- Tipe 2, adalah diabetes yang tidak tergantung pada insulin. Diabetes ini terjadi selain karena faktor keturunan, lebih karena disebabkan oleh kebiasaan hidup yang kurang sehat, seperti pola makan yang tidak sehat, kurang olah raga, dan lain sebagainya.
Diabetes tipe 1, diabetes yang tergantung pada insulin lebih banyak dijumpai terjadi pada anak-anak, dan pada umumnya diabetes tipe 2, diabetes yang tidak tergantung pada insulin lebih banyak dijumpai dibanding diabetes tipe 1.
Tidak ada ciri-ciri orang yang berpotensi terkena diabetes, yang ada adalah ciri-ciri atau gejala diabetes. Yaitu : 3 P, Polidipsi (banyak minum), Polifagi ( banyak makan), dan Poliuria (banyak pipis). Ciri lain yang biasanya sudah pada tahap lebih lanjut adalah luka yang sulit sembuh. Untuk memperkecil resiko diabetes terjadi pada anak-anak dapat dilakukan sejak dini atau sejak si anak bayi, yaitu dengan cara memberikan ASI eksklusif pada bayi dan mengenalkan pada anak menu makan alami, sehat, dan seimbang termasuk camilan yang sehat alami, serta kebiasaan hidup sehat lainnya, seperti olah raga yang teratur. ASI eksklusif sudah terbukti secara meyakinkan mengurangi resiko diabetes, tidak saja pada bayi tapi juga mengurangi resiko diabetes pada ibu.
Demikian penjelasan berkaitan dengan seputar diabetes militus.
Semoga bermanfaat.