1. Perumahan di Daerah Perbukitan.
Pembangunan perumahan yang memanfaatkan bentuk topografi lereng perbukitan bagaikan primadona yang memiliki keuntungan tersendiri. Diantaranya, udara sejuk dan sehat, jauh dari polusi, bebas banjir, pemandangan indah, dan jauh dari kebisingan kota. Yang semua itu mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat perkotaan yang sebelumnya sudah jenuh tinggal di lingkungan yang ramai, bising dan pengab, banjir, serta berbagai problem perkotaan lainnya.
Tapi tidak sepenuhnya lokasi di perbukitan menjanjikan kenyamanan bagi penghuni. Justru di daerah lokasi seperti ini ibarat menyimpan bom waktu yang setiap saat bisa meledak. Yaitu, berbagai resiko dan bahaya yang besar yang sewaktu-waktu bisa terjadi secara tiba-tiba dan sulit dihindari, salah satunya adalah tanah longsor. Kontur geografis perbukitan di bidang tanah miring (slope) di sekitar lereng atau di lembah memiliki jenis tanah labil. Karena pada musim kemarau yang panjang akan mengakibatkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar yang memunculkan pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rengkahan tanah di permukaan. Pada saat hujan atau setelah tingginya intensitas hujan maka air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali, dan air terus akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng sehingga menimbulkan gerakan lateral. Akibatnya kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat, yang mengakibatkan pada saat kondisi tertentu tanah akan melunak. Dalam kondisi seperti ini, tanah tidak akan mampu lagi menahan beban bangunan dan pondasi rumah-rumah yang berdiri di atasnya, maka terjadilah longsor.
Pembangunan perumahan yang memanfaatkan bentuk topografi lereng perbukitan bagaikan primadona yang memiliki keuntungan tersendiri. Diantaranya, udara sejuk dan sehat, jauh dari polusi, bebas banjir, pemandangan indah, dan jauh dari kebisingan kota. Yang semua itu mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat perkotaan yang sebelumnya sudah jenuh tinggal di lingkungan yang ramai, bising dan pengab, banjir, serta berbagai problem perkotaan lainnya.
Tapi tidak sepenuhnya lokasi di perbukitan menjanjikan kenyamanan bagi penghuni. Justru di daerah lokasi seperti ini ibarat menyimpan bom waktu yang setiap saat bisa meledak. Yaitu, berbagai resiko dan bahaya yang besar yang sewaktu-waktu bisa terjadi secara tiba-tiba dan sulit dihindari, salah satunya adalah tanah longsor. Kontur geografis perbukitan di bidang tanah miring (slope) di sekitar lereng atau di lembah memiliki jenis tanah labil. Karena pada musim kemarau yang panjang akan mengakibatkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar yang memunculkan pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rengkahan tanah di permukaan. Pada saat hujan atau setelah tingginya intensitas hujan maka air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali, dan air terus akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng sehingga menimbulkan gerakan lateral. Akibatnya kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat, yang mengakibatkan pada saat kondisi tertentu tanah akan melunak. Dalam kondisi seperti ini, tanah tidak akan mampu lagi menahan beban bangunan dan pondasi rumah-rumah yang berdiri di atasnya, maka terjadilah longsor.
Jenis tanah yang biasa dijumpai di lereng perbukitan memiliki potensi keretakan. Karena jika sering terkena guyuran hujan, lokasi-lokasi seperti ini sangat rentan terhadap pergerakan (tanah bergerak), sehingga akan terjadi perekahan tanah dengan tingkat dan ukuran yang berbeda. Jika mendirikan bangunan rumah di garis atau titik retakan maka sudah dipastikan bangunan tersebut akan runtuh atau ikut tenggelam. Kasus-kasus seperti ini sering terjadi menimpa rumah-rumah yang dibangun di daerah perbukitan. Kontur tanah di daerah perbukitan sebagian besar miring. Padahal untuk mendirikan bangunan harus berdiri di atas tanah yang rata (datar), karena itu syarat mendirikan bangunan di lokasi seperti ini pertama harus meratakan tanah, tentu saja hal ini butuh dana tambahan yang tidak sedikit untuk mengeruk rata atau mengurug tanah, membuat pondasi yang lebih besar baik ke bawah maupun ke atas.
- Salah satu alasan mendasar adalah semakin sempitnya lokasi di wilayah dataran rendah (perkotaan) untuk dibangun rumah. Kalaupun ada biasanya jauh dari kriteria ideal. Meskipun sebenarnya dalam pemilihan lokasi rumah, orang cenderung lebih suka dengan strategisnya lokasi rumah yang dekat dengan aktivitas sehari-hari dan dekat dengan tempat-tempat lain yang menjadi kebutuhannya. Tapi karena terbatasnya lahan, mau tidak mau mereka mencari di lokasi lain (biasanya wilayah perbukitan) yang cenderung lebih banyak kosongnya.
- Salah satu faktor yang turut melumpuhkan aktivitas masyarakat adalah banjir di musim penghujan atau rob di dataran rendah. Oleh karena itu, untuk menghindari banjir yang datang tiap tahun, banyak orang lebih memilih tinggal di daerah perbukitan.
- Temperamen orang perkotaan yang tinggal di daerah padat pemukiman dan cuaca yang panas, cenderung lebih mudah terpancing emosi. Bagi kesehatan tubuhpun, udara perkotaan tidak baik, karena banyaknya polusi dan kontaminasi oleh gas buang knalpot kendaraan. Untuk itu banyak orang lebih memilih untuk mencari lokasi rumah yang memiliki udara bersih dan sejuk, maka pilihannya adalah tinggal di daerah perbukitan yang cenderung masih asri karena masih banyaknya pepohonan.
- Kebutuhan atas kebahagiaan adalah hak setiap orang, sisi psikologis ini tentu menjadi penting untuk siapapun. Dengan melihat pemandangan yang indah, kebutuhan psikologis itu dapat dipenuhi. Itulah mengapa orang lebih memilih tinggal di wilayah perbukitan/pegunungan.
- Hal lain yang membuat orang memilih tinggal di daerah perbukitan adalah karena harga tanahnya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga tanah di daerah. perkotaan. Hal ini karena tanah di daerah perbukitan biasanya memiliki kontur miring dan jenis tanah yang tidak sekeras tanah perkotaan, sehingga nilai ekonominya juga tidak setinggi tanah di perkotaan.
2. Memilih Rumah Yang Aman.
3. Bebas Banjir dengan Membersihkan Selokan.
Selokan penuh sampah, tentu akan mengundang banjir dan bibit penyakit. Membesihkan selokan sebaiknya dilakukan minimal dua kali dalam setahun, sehingga selokan akan lancar terbebas dari sampah yang menyumbat. Sampah yang menumpuk di selokan akan menebarkan bau busuk dan memudahkan nyamuk bertelur dan berkembang biak. Akibatnya penyakitpun akan bermunculan. Langkah-langkah membersihkan selokan :
Sebelum membeli rumah untuk tempat tinggal, pastikan bahwa rumah yang akan anda beli benar-benar aman dan nyaman.
Semoga bermanfaat.
Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Setiap rumah tentu membutuhkan sistem keamanan yang berbeda-beda, tergantung dimana lokasi rumah itu berada, di desa, perkampungan, perkotaan, atau di perbukitan. Salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan saat membeli rumah adalah faktor keamanan, kemudian kemudahan akses, estetika, dan strategis untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Apabila anda membeli rumah di lokasi tertentu, penting juga diperhatikan, apakah lokasi rumah tersebut berada dalam kawasan longsor atau banjir. Dan yang tidak kalah pentingnya, hindari pembelian rumah yang dibangun di atas lahan konservasi atau catchment area, karena bisa saja berpotensi ada pelanggaran sistem tata ruang, sehingga berakibat penggusuran.
Pilihlah lokasi rumah yang ke depannya memiliki prospek bagus agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Tidak harus yang berada di lokasi elit ataupun strategis, tapi carilah lokasi rumah yang kedepannya memiliki prospek bagus, misalnya di dekat lokasi rumah tersebut akan dibangun sekolahan, rumah sakit, atau yang lainnya. Karena pada umumnya, lokasi rumah yang strategis dan maju sudah memiliki harga jual yang tinggi, dan itu bukanlah target untuk mendapatkan rumah murah.
Struktur tanah merupakan faktor utama dalam menentukan jenis pondasi yang akan digunakan membangun pemukiman. Struktur tanah di perkotaan secara umum memiliki lapisan tanah yang relatif keras, dimana lapisan in terletak di atas lapisan tanah yang cukup tebal, sehingga layak untuk dijadikan pilihan. Apabila anda ingin membeli rumah, sebaiknya dicek juga kondisi tanah, baik kontur tanahnya maupun potensi tanahnya. Jika tanah tersebut termasuk tanah bergerak, maka sebaiknya anda mencari rumah di lokasi yang lain, karena tanah yang bergerak tidak baik jika dibangun rumah di atasnya.
Perhatikan juga lokasi rumah, dengan memastikan lokasi rumah tidak termasuk dalam daerah rawan banjir. Anda bisa menanyakan hal tersebut kepada penduduk di sekitar lokasi perumahan. Karena pada saat musim kemarau, anda tidak akan tahu, lokasi rumah tersebut daerah rawan banjir atau tidak. Anda juga bisa memperhatikan daerah sekitar, apabila terdapat banyak pepohonan berarti daerah di sekitar relatif aman dari bencana banjir, karena banyaknya pepohonan menjadi salah satu pertanda, terdapat resapan air yang bagus.
3. Bebas Banjir dengan Membersihkan Selokan.
Selokan penuh sampah, tentu akan mengundang banjir dan bibit penyakit. Membesihkan selokan sebaiknya dilakukan minimal dua kali dalam setahun, sehingga selokan akan lancar terbebas dari sampah yang menyumbat. Sampah yang menumpuk di selokan akan menebarkan bau busuk dan memudahkan nyamuk bertelur dan berkembang biak. Akibatnya penyakitpun akan bermunculan. Langkah-langkah membersihkan selokan :
- Keruk dan angkat sampah yang menumpuk atau menyumbat selokan. Jika selokan tidak terlalu dalam, anda bisa mengambil sampah langsung dengan tangan, jangan lupa gunakan sarung tangan plastik.
- Setelah sampah dibersihkan, semprotlah aliran selokan dengan air sampai sisa-sisa sampah benar-benar bersih.
- Untuk sampah-sampah yang susah dibersihkan sebaiknya anda minta bantuan pada tukang sampah untuk membersihkannya.
- Bersihkan juga lumut dan karat yang menempel pada dinding selokan, Kalau lumut dan karat dibiarkan akan dapat mengikis atau merusak dinding selokan. Anda bisa membersihkannya dengan scrup (alat untuk mendempul) atau dengan cetok.
- Terakhir, pastikan air yang mengalir di selokan mengalir dengan lancar. Bila selokan sudah bersih, tapi air masih menggenang, bisa jadi hal tersebut disebabkan karena kemiringan selokan yang bermasalah. Anda harus segera memperbaikinya.
Sebelum membeli rumah untuk tempat tinggal, pastikan bahwa rumah yang akan anda beli benar-benar aman dan nyaman.
Semoga bermanfaat.