Antara SARS Dan MERS-CoV

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome adalah jenis penyakit yang menyerang pernafasan. Akibat dari SARS penderita akan mengalami radang paru-paru akut (atypical pneumonia) yang berakhir pada kematian. Virus SARS pertama kali muncul di Guangdong China. Habitat awal berkembang biak di saluran tenggorokan dan pencernaan pada hewan jenis musang.

Karena masyarakat Guangdong banyak yang mengkonsumsi dagingnya maka virus ini berpindah melalui daging yang dimakan manusia. Pendapat ini didukung oleh hasil riset Institut Pasteur di Perancis dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta Amerika, yang telah mengidentifikasi bagian kecil dari sampel DNA pasien yang terinfeksi virus SARS.

Penularan  lain virus SARS terjadi melalui :
  • Lalat yang menghinggapi kotoran penderita SARS, lalu berpindah ke makanan yang akan dikonsumsi manusia. 
  • Bersin atau batuk dari penderita, yang kemudian terhirup oleh orang lain.
  • Kontak langsung atau air liur penderita yang menempel pada tubuh orang lain.
  • Barang-barang yang terkontaminasi virus SARS yang kemudian dipegang oleh orang lain, yang kemudian masuk ke dalam tubuh orang tersebut melalui makanan.

Masa inkubasi virus SARS antara 2 - 10 hari, setelah itu virus mulai menyerang organ-organ persendian, lalu penderita mengalami demam secara mendadak disertai dengan rasa menggigil. Tubuh mulai lemas, mudah capai, batuk, otot terasa nyeri, sakit kepala, diare, dan muntah. Akibatnya paru-parunya mengalami radang, limfosit, trombosit, oksigen dalam darah dan enzim terjadi penurunan. Ketika gejala-gejala tersebut mulai nampak nyata, maka dokter akan memeriksa melalui uji laboratorium dengan mengambil sampel darah dan air liur penderita. Jika dari hasil uji tersebut, dinyatakan positif maka langkah pertama yang dilakukan oleh dokter adalah memberikan antibiotik dan kombinasi obat-obat antiviral beserta steroid sekaligus. 

Guna memulihkan kekebalan tubuh bisa memberikan gizi pendukung dan pengawasan yang ketat terhadap perkembangan kesehatan penderita. Hal ini dilakukan, karena sampai dengan saat ini belum ditemukannya obat untuk virus SARS tersebut. Untuk mencegah menyebarnya virus SARS, maka penderita akan dikarantina di tempat yang jauh dari jangkauan orang lain. Sementara benda yang pernah disentuh oleh penderita akan dibakar habis. Sedangkan untuk pencegahan, diharapkan masyarakat tidak memelihara binatang yang rentan dengan terhadap virus ini, menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, senantiasa memperkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi (pola makan sehat), istirahat yang cukup, serta olah raga teratur.   

2. MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus).
Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus merupakan kepanjangan MERS-CoV, yaitu virus baru dari kelompok Corona Virus (Novel Corona Virus) yang menimbulkan pneumonia berat. Berbeda dengan pendahulunya SARS, organ tubuh yang diserang oleh MERS-CoV adalah paru-paru, Secara bertahap paru-paru penderita akan terinfeksi, sampai akhirnya akut dan berujung pada kematian. Penelitian yang dilakukan di Arab Saudi,  para ahli telah meneliti beberapa kelelawar yang hidup tujuh mil dari rumah orang yang pertama kali terinfeksi MERS, dan mereka berhasil menemukan dan  memastikan adanya sebuah virus pada salah satu kelelawar-kelelawar itu yang terbukti 100 % identik dengan virus MERS yang menginfeksi penderita tersebut.

Hasil studi yang dipublikasikan dalam journal Emerging Infectious Diseases menyimpulkan bahwa kelelawar jarang berinteraksi dengan manusia, namun dengan menginfeksi binatang lain seperti onta, yang akhirnya menjadikan penularan virus MERS pada manusia. Sebetulnya di Oman, para ahli telah menemukan antibodi untuk melawan virus MERS yang ditemukan di dalam tubuh onta yang pernah terinfeksi virus tersebut, sehingga tubuhnya membentuk antibodi untuk melawan virus MERS. Akan tetapi hingga saat ini para ahli belum juga menemukan serum untuk membunuh virus yang mematikan ini dari tubuh manusia.

Penularan virus MERS bisa terjadi melalui kotoran kering atau air liur onta yang terinfeksi virus MERS dari kelelawar. Kotoran kering atau air liur onta yang terinfeksi virus MERS terbawa udara lalu dengan tidak sengaja terhirup oleh manusia. Pada beberapa kasus ditemukan juga penularan virus ini dari manusia ke manusia melalui dahak, air liur, atau kotoran manusia. Penularan virus MERS juga bisa terjadi secara tidak langsung melalui kontak benda-benda yang telah terkontaminasi virus tersebut. Misalnya, bekas tempat makan, pakaian, bersentuhan langsung, dan lain sebagainya.

Seseorang yang terinfeksi virus MERS akan merasakan beberapa gejala, antara lain mengalami nafas pendek atau sesak nafas, demam tinggi, dan batuk-batuk yang bersifat akut yang mengakibatkan gagal ginjal yang cepat. Lebih dari 30 % penderita MERS menemui ajalnya, meskipun masih mengalami gangguan saluran pernafasan tingkat sedang. Sampai dengan saat ini penyakit ini belum ada obatnya, penderita yang terjangkit virus MERS hanya diberikan semacam antibiotik dan kekebalan tubuh yang lebih.

3. Mencegah Penularan Virus MERS-CoV.
Meskipun sudah menyebabkan banyak korban, namun penularan virus MERS dapat dihindari. Berikut ini langkah-langkah pencegahan penularan virus MERS :

1. Menjaga kesehatan dengan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun antiseptic (anti bakteri), dan segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami    gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas.

2. Melindungi diri dari penyebaran penyakit yang menyerupai influenza, dengan cara :  
  • Tunda bepergian jika timbul penyakit dengan gejala penyakit seperti influenza.
  • Praktikkan etika batuk dan bersin yang baik. Tutup mulut dan hidung untuk mengurangi penyebaran kuman. Jika menggunakan tissue, buanglah sesegera mungkin dan cuci tangan setelahnya.
  • Kenali gejala-gejala infeksi virus MERS, seperti batuk, demam, hidung, dan tenggorokan terasa mampat, sesak nafas, dan dalam beberapa kasus disertai diare.
  • Gunakan selalu masker saat berada di tempat-tempat umum dan keramaian, terutama saat melaksanakan ibadah haji dan umrah.

3. Hindari mengusap mata dan hidung dengan tangan langsung. Virus MERS dengan sangat mudah dapat menginfeksi tubuh melalui cairan tubuh. Beberapa pintu masuk virus MERS yang sangat mudah menginfeksi tubuh adalah melalui mata, hidung, dan mulut. Karena itu, hindari pengusapan mata, hidung, dan mulut dengan tangan langsung, terutama jika habis dari area yang diduga kuat penyebar virus MERS.

4. Hindari kontak langsung dengan pengidap MERS. Karena belum adanya vaksin untuk virus MERS, maka     sangat disarankan untuk menjaga kontak langsung dengan pengidap MERS.

5. Cucilah sayur dan buah yang hendak dikonsumsi dengan air mengalir.

Demikian penjelasan berkaitan dengan penyakit SARS dan MERS-CoV.

Semoga bermanfaat.