Emosi Manusia

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Ekspresi Emosi Manusia.
Emosi adalah keadaan internal yang memilii manifestasi eksternal. Artinya, meskipun yang bisa merasakan emosi hanyalah yang mengalaminya, namun oranglain kerap bisa mengetahuinya karena emosi terekspresikan dalam berbagai bentuk. Emosi dapat diekspresikan dalam dua bentuk, yaitu :
gambar : gudangcara.com
  • Bentuk verbal, contohnya : menuliskannya dalam kata-kata, berbicara tentang emosi yang dialami, dan lain-lain.
  • Bentuk nonverbal, contohnya : adanya perubahan ekspresi wajah, ekspresi vokal, perubahan fisiologis, gerak, isyarat tubuh, dan tindakan-tindakan emosional lainnya.

Adapun beberapa hal yang menunjukkan kepribadian seseorang adalah :
  1. Ekspresi wajah. Lewat ekspresi wajah seseorang kita dapat mengetahui seseorang tersebut dalam keadaan bahagia, sedih, marah, ataupun takut. Semua emosi yang dialami manusia akan diekspresikan melalui raut wajah. Wajah seseorang saat marah atau sedih pasti berbeda.
  2. Ekspresi vokal. Nada suara seseorang akan berubah berubah seiring dengan emosi yang sedang dialaminya. Misalkan, seseorang yang sedang marah, nada suaranya pasti terdengar meninggi.
  3. Perubahan fisiologis. Saat anda merasakan perubahan sebuah emosi, terdapat perubahan fisologis yang mengiringinya, baik yang anda bisa rasakan ataupun tidak. Misalnya, saat takut, anda merasakan detak jantung meningkat, berdebar-debar, kaki dan tangan bergetar. Perubahan-perubahan fisiologis tersebut tidak jarang juga dapat diketahui oleh orang lain.
  4. Gerak dan isyarat tubuh. Sering kali, emosi seseorang akan diekspresikan melalui gerak dan isyarat tubuh. Terkadang, kita cukup mengetahui seseorang sedang gugup atau jatuh cinta hanya dari bahasa tubuhnya.
  5. Tindakan-tindakan emosional. Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengekspresikan emosi yang dialaminya. Ketika emosi marah melanda, terkadang seseorang hanya diam saja. Diampun dianggap sebagai salah satu tindakan yang mencerminkan keadaan emosional. Meskipun tidak jarang kita melihat seseorang yang mengekspresikan emosi marahnya dengan membentak, memukul, atau memaki. Sedangkan seseorang yag sedang mengalami kesedihan, ia hanya sanggup mengekspresikannya dengan menangis.

2. Komponen Yang Mempengaruhi Emosi.
Emosi merupakan suatu kondisi kesadaran yang kompleks dan mencakup sensasi di dalam diri dan ekspresi ke luar yang memiliki kekuatan memotivasi untuk bertindak. Kehadiran emosi memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi kualitas pengalaman hidup manusia. Kemampuan menghadapi emosi merupakan hal penting untuk menghidupkan kehidupan yang utuh. Kemampuan untuk mengatur respon terhadap emosi-emosi yang hadir dengan baik, dan menjalankan strategi-strategi yang membantu mengembangkan kreasi emosi yang kreatif untuk masa depan adalah kunci sukses hidup anda. Ketika kita mengalami emosi tertentu, gembira, sedih, dan lain-lain pastilah ada faktor penyebabnya. Emosi merupakan refleksi dari pikiran dalam tubuh manusia. Peristiwa-peristiwa yang kita hadapi akan menyebabkan otot-otot berkontraksi secara refleks, karena mengalami stimulasi, dan kita akan menyadari dan menginterpretasi bahwa diri kita sedang gembira atau sedih. Dari interpretasi tersebut, kita dapat menentukan langkah apa yang akan dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, kita akan menemukan bahwa emosi terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
  • Sensasi Tubuh. Persepsi atau interpretasi terhadap stimulus eksternal secara otomatis oleh adanya perubahan pada tubuh merupakan teori lama yang dipakai dalam psikologis. Sementara dari temuan yang terbaru menunjukkan bahwa lokasi sumber emosi ternyata berada pada sistem syaraf pusat, yaitu otak. Emosi manusia selalu melibatkan jaringan kerja yang menyebabkan perubahanfisiologis yang cukup rumit, yang mempengaruhi jiwa dan tubuh secara simultan. Ketika sebuah stimulus dirasakan oleh indra manusia, impuls atau sinyal atau pesan dikirim melalui syaraf-syaraf yang menuju ke pusat otak, proses impuls yang terjadi terbagi menjadi dua. Sebagian impuls terkirim ke korteks, tempat stimulus disadari dan emosi dirasakan. Sedangkan bagian yang lainnya terkerim menuju otot yang menjadi tempat perubahan tubuh. Manusia mampu mengontrol emosinya dengan memanipulasi sensasi tertentu, misalnya, anda dapat mengendalikan emosi sakit dengan memukul sesuatu yag memungkinkan sinyal sakit terkirim ke otak.
  • Interpretasi Sensasi. Hadirnya sebuah stimulus di hadapan anda tidak hanya menimbulkan sensasi secara fisiologis, tetapi juga memunculkan sebuah interpretasi. Sensasi fisologis sangat menentukan besarnya intensitas emosi, sedangkan interpretasi yang merupakan komponen mental ini menentukan kualitas atau makna sebuah emosi. Itulah sebabnya, ketika yang anda alami adalah emosi marah, melalui perubahan fisiologis (pada tubuh), anda bisa merasakan hingga seberapa kuatnya kemarahan yang anda alami. Selain itu, melalui pengalaman mental (proses interpretasi), anda juga dapat memahami penyebab anda marah dan arti lain dari kemarahan anda tersebut. Mengenai interpretasi tersebut, gambaran mental (sesuatu yang dipikirkan) dan situasi sosial yang ada menjadi petunjuk yang sangat penting, sehingga bisa menentukan penyebab interpretasi anda terhadap sensasi-sensasi yang terjadi pada tubuh. Dengan demikian emosi yang dialami manusia merupakan gabungan dari faktor fisiologis dan faktor proses mental (kognitif), sehingga manusia dapat mengenali emosi-emosi yang melanda dirinya dengan lebih baik. Jika anda mampu mengenali penyebab emosi yang dialami, anda akan lebih bisa untuk mengendalikan emosi tersebut. 
  • Respons Adaptif. Emosi sering dipahami dan dianggap sebagai sebuah perasaan sehingga perilaku sering dipengaruhi oleh perasaan yang dialami. Sebuah emosi bisa mempengaruhi sebuah perilaku, contohnya seseorang yang menerima stimulus akan segera melakukan penilaian intuitif, baik ataupun buruk. Penilaian tersebut menjadi petunjuk atau penentu perilaku yang akan dilakukan. Pada binatang, terdapat respons emosi primitif, yaitu fight (berkelahi) atau flight (kabur). Demikian juga pada emosi manusia, mengarah pada tindakan tertentu, yaitu mendekat atau menghindar. Kehadiran emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam hidup. Emosi memiliki dua fungsi untuk adaptasi, yaitu yang pertama, merupakan predisposisiuntuk melakukan respons adaptif yang memungkinkan untuk melakukan pertahanan hidup (survival). Yang kedua, untuk memperkuat sosialitas (social ties) antara seseorang dan yang lain dalam kelompoknya. Fungsi adaptif yang kedua ini terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, emosi cinta orang tua terhadap anaknya dapat menentukan peyebab perilaku mereka terhadap sang anak. 
Kita harus bisa memahami lebih jauh dan lebih dalam tentang komponen-komponen emosi yang terdapat dalam diri kita, sehingga kita bisa mengontrol dan mengatasi ledakan emosi yang membahayakan, baik terhadap diri kita sendiri maupun terhadap orang lain disekitar kita.

3. Emosi dan Pengendalian Diri.
Emosi adalah perasaan intens manusia yang ditujukan kepada seseorang atau terhadap sesuatu. Selain itu, emosi juga merupakan sikap atau reaksi seseorang terhadap sebuah peristiwa yang terjadi. Timbulnya reaksi emosi ini, biasanya ditujukan dengan beragam sikap, seperti rasa senang, marah, sedih, atau bisa juga perasaan malu. Selama ini, banyak terjadi kesalahpahaman persepsi dalam mengartikan sebuah emosi. Sebagian orang beranggapan bahwa emosi selalu identik dengan sikap marah. Padahal, kenyataannya tidak demikian, emosi tidak hanya diwujudkan dengan sikap marah, melainkan juga diekspresikan dengan beberapa sikap yang lain. Pada hakekatnya, emosi tidak hanya ditunjukkan dengan sikap marah, sebagaimana yang selalu didefinisikan oleh sebagian besar orang selama ini. Dalam interaksi sosial, emosi memegang peran sangat penting. Hubungan atau interaksi antar pribadi yang berlangsung tanpa disertai adanya emosi hanya akan menghadirkan kehidupan dan komunikasi yang datar dan tanpa lonjakan perasaan.

Ekspresi emosi yang meledak-ledak tentu juga tidak dapat dibenarkan tidak dapat diterima oleh masyarakat. Itulah sebabnya, kita memerlukan kontrol atau pengendalian emosi. Pengendalian emosi ini bukan hanya untuk mengurangi ekspresi emosi yang tidak diharapkan, melainkan juga untuk mengendalikan beberapa bentuk emosi yang sering kali menyulitkan kita sendiri. Seperti kemarahan, kecemasan, rasa bersalah, dan juga rasa cinta yang berlebihan. Ketenangan jiwa yang dipadukan dengan proses pemikiran menggunakan kepala dingin, merupakan solusi terbesar bagi orang yang memiliki masalah tentang emosional. Kedua hal tersebut akan memberikan kontrol pada diri kita. Sebab, setiap pemecahan masalah yang dilakukan dengan kepala dingin, akan mampu membuahkan sebuah kepuasan pada diri kita.

Demikian penjelasan berkaitan dengan emosi manusia. Tulisan tersebut bersumber dari buku Terapi Beragam Masalah Emosi Harian, karangan Coky Aditya Z.

Semoga bermanfaat.