Pancaroba, Waspadai Peralihan Musim

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu antara musim penghujan dan musim kemarau.   Dalam pranata mangsa yang dikenal di pulau Jawa, pancaroba yang terjadi antara musim penghujan dan musim kemarau biasa dikenal sebagai mangsa mareng. Sedangkan pancaroba yang terjadi antara musim kemarau dan musim penghujan, biasa dikenal sebagai mangsa labuh. Pergantian musim ini, oleh masyarakat Jawa dipakai sebagai tanda untuk mulainya menanam padi.

gambar : berberita.com
Masa pancaroba biasa ditandai dengan tingginya frekuensi badai, hujan sangat deras disertai guruh, serta angin yang bertiup kencang. Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang menderita sakit akan meningkat, terutama penyakit saluran pernafasan atas, seperti pilek atau batuk. Saat masa pancaroba juga banyak ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan dan tumbuhan. Pada masa mareng, hewan tonggeret akan memasuki musim kawin dan mengeluarkan suara yang khas. Pada masa labuh, rayap akan mencapai tahap dewasa dan keluar dari liang di tanah sebagai laron.

Pancaroba bukan hal yang harus ditakuti, tapi menjadi sebuah pemahaman bahwa datangnya musim pancaroba itu mengingatkan kita untuk lebih waspada dengan beberapa bakteri dan kuman yang lebih banyak menyebar. Di saat pergantian musim seperti inilah biasanya daya tahan tubuh manusia akan menurun, sehingga bakteri dan kuman pembawa bibit penyakit dapat dengan mudahnya menginfeksi tubuh manusia. Oleh karena itulah, kita mesti benar-benar menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh kita. Pola makan yang baik, istirahat yang cukup, ditambah dengan olah raga yang teratur sangat dianjurkan untuk menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh kita.

Pada saat ini, pemanasan global dan turutannya telah merubah kondisi musim di Indonesia. Musim penghujan, tidak lagi terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Demikian juga musim kemaru, tidak lagi terjadi pada bulan April sampai September. Sehingga pancaroba yang dulunya dapat kita pastikan kapan, sekarang sudah tidak lagi. Menyikapi hal tersebut, kita mesti pandai menjaga kondisi kesehatan kita serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar tempat kita hidup.

Masa peralihan musin yang terjadi di Indonesia belakangan ini sudah tidak menentu dan sulit diperkirakan. Hujan bisa turun di musim kemarau, dan sebaliknya kemarau akan terjadi dengan sangat panjang. Salah satu penyebab dari masalah tersebut adalah terjadinya pemanasan global (global warming).   Alam mengalami perubahan cuaca secara drastis.

Kelembaban relatif tinggi, fluktuasi suhu dan kelembaban yang tajam, serta adanya perbedaaan suhu yang mencolok antara siang dan malam hari, dimana pada siang hari suhu cenderung ekstrim, dan pada malam hari suhu bisa sangat rendah. Hal ini menjadikan masalah tersendiri bagi kesehatan. Pada kondisi seperti ini tubuh dituntut untuk beradaptasi ekstra keras menghadapi perubahan cuaca yang ekstrim. Dengan kondisi yang seperti itu, virus, kuman dan parasit berkembang cukup subur yang menjadikan tubuh mudah terserang penyakit.

Beberapa jenis penyakit yang tumbuh subur pada musim pancaroba adalah sebagai berikut :
  • Diare. Parasit virus yang terbawa debu dan banjir mencemari makanan dan minuman yang selanjutnya terbawa masuk ke dalam tubuh. Tidak hanya balita, orang dewasapun akan terserang penyakit ini apabila kondisi tubuh kurang atau tidak fit. Gangguan ini ditandai dengan buang air besar bersifat cair secara terus menerus, dan akan berbahaya jika tidak segera diobati.
  • Influenza, Batuk, ISPA dan Disentri. Virus penyakit langganan musim pancaroba ini terbawa udara lalu masuk ke dalam tubuh melalui batuk, bersin, atau kontak langsung dengan penderita. Akibatnya akan timbul demam, batuk pilek, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan. 
  • Tifus, Paratifus, dan Loptospirosis. Parasit ini disebarkan oleh kuman Salmonella typhosa yang berasal dari genangan air kotor yang mencemari makanan. Penderita akan mengalami demam tinggi, menggigil, lemah, sakit perut, mual dan muntah-muntah. Sedangkan laptospirosis kumannya berasal dari bangkai tikus yang dibuang sembarangan, kuman tersebut terbawa angin dan terhirup manusia, atau tergenang banjir dan masuk lewat selaput lendir atau luka pada kulit manusia.
  • Demam Berdarah Dengue dan Hepatitis A. Virus DBD yang berasal dari nyamuk aedes aegypty berkembang biak pada masa peralihan musim dan menular lewat gigitan nyamuk. Penyakit ini sangat fatal dan menyebabkan kematian, apabila tidak segera diobati. Sedangkan hepatitis A sangat aktif di musim pancaroba. Virus ini dibawa masuk melalui makanan dan minuman, lalu menginfeksi organ hati dan menyebar. Tanda-tanda terserang hepatitis A adalah permukaan kulit dan mata berubah kuning. Penderita akan mengalami kematian apabila tidak segera diobati. 

Kebersihan dan hidup sehat merupakan syarat utama untuk tetap bisa sehat.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pancaroba, waspadai peralihan musim.

Semoga bermanfaat.