1. Lidah Buaya (Aloe Vera).
Lidah Buaya (Aloe Vera), jenis tanaman yang banyak dijumpai disekitar kita. Pada umumnya masyarakat mengenal lidah buaya hanya untuk perawatan kulit dan rambut, namun sebenarnya tanaman ini juga mempunyai daya penyembuh untuk beberapa macam penyakit, diantaranya : penyakit lambung (maag), radang tenggorakan, penyembuh luka, dan lain-lain.
Lidah Buaya (Aloe Vera), jenis tanaman yang banyak dijumpai disekitar kita. Pada umumnya masyarakat mengenal lidah buaya hanya untuk perawatan kulit dan rambut, namun sebenarnya tanaman ini juga mempunyai daya penyembuh untuk beberapa macam penyakit, diantaranya : penyakit lambung (maag), radang tenggorakan, penyembuh luka, dan lain-lain.
Sebagai penyembuh luka, lidah buaya telah dikenal sejak jaman peradaban Mesir kuno, hal ini diketahui dari ditemukannya naskah kuno tahun 1522 SM di dekat Thebes, Mesir. Dalam naskah tersebut diceritakan tentang penggunaan lidah buaya sebagai penyembuh luka yang terinfeksi. Lidah buaya merupakan tanaman yang mempunyai efek purgative yaitu mempunyai efek pencahar dan efek menyembuhkan luka. Dari hasil penelitian modern lidah buaya semakin diyakini mempunyai kemampuan untuk mengobati luka terbuka dan efektif dalam penyembuhan radang kulit, karena lidah buaya mengandung saponin yang mempunyai kemampuan sebagai pembersih sekaligus antiseptik, serta senyawa antrakuinon sebagai antibiotik.
Untuk pengobatan luka terbuka pada kulit dengan lidah buaya dilakukan dengan cara sebagai berikut : Potong lidah buaya pada pangkal daunnya kemudian dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran atau tanah, setelah itu lidah buaya dikupas hingga mendapatkan daging daun yang berwarna jernih. Daging daun lidah buaya yang sudah dikupas tersebut dicuci kembali dan langsung ditempelkan pada luka. Kemudian dibebat dengan perban supaya daging daun lidah buaya tersebut tidak jatuh dan mengurangi kontak dengan udara maupun terkena sinar matahari.
Yang perlu diperhatikan adalah dalam pengobatan luka dengan daging daun lidah buaya tersebut harus dilakukan dengan cepat, karena senyawa yang terkandung dalam daging daun lidah buaya yang berbentuk gel tersebut mudah teroksidasi oleh udara maupun sinar matahari. Akibat dari oksidasi tersebut daging daun lidah buaya yang sudah terkupas dan berwarna jernih tersebut akan cepat berubah warna menjadi kecoklatan dan sifat fisiknya berubah menjadi cair.
2. Enceng Gondok.
2. Enceng Gondok.
Kemajuan industri dan pertumbuhan industri yang begitu pesat di negara ini ternyata tidak dibarengi dengan pemeliharaan lingkungan yang baik. Beberapa pabrik yang ada, tidak dilengkapai dengan sarana pengolahan limbah yang memadai. Mereka sering membuang limbah sisa hasil industrinya ke sungai-sungai yang berada disekitar area pabrik tersebut, akibatnya sungai-sungai banyak tercemar limbah sisa produksi, misalnya saja limbah logam berat.
Mengkonsumsi ikan atau sayuran dari sungai yang telah tercemar logam berat akan sangat membahayakan bagi kesehatan manusia. Akumulasi logam berat dalam tubuh manusia dalam jangka panjang akan mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit minamata, kerusakan susunan syaraf, cacat pada bayi, dan lain-lain.Oleh karenanya perlu diadakan pencegahan dan/atau mengatasi pencemaran air sungai karena logam berat tersebut.
Upaya mengatasi pencemaran air sungai dari logam berat tersebut bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kimia dan biologi. Dengan cara kimia antara lain dengan reaksi chelating, yaitu dengan memberikan senyawa asam yang bisa mengikat logam berat sehingga membentuk garam dan mengendapkannya di dasar sungai.Namun cara ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan logam berat masih berada di sungai meskipun dalam keadaan terikat. Penanggulangan pencemaran sungai tersebut dengan biaya yang murah dapat dilakukan secara biologi yaitu dengan memanfaatkan tanaman enceng gondok.
Enceng gondok dengan nama latin Eichornia crassipes selama ini lebih dikenal sebagai tanaman gulma atau hama. Padahal enceng gondok sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyerap logam berat yang luar biasa. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, daya serap enceng gondok dilakukan terhadap besi (Fe) dan timbal (Pb).
Mengingat sangat pentingnya air sebagai kebutuhan hidup manusia, marilah bersama-sama kita jaga kelestarian dan kebersihan lingkungan tempat hidup kita.
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.