Kromoterapi (Colorology) Dan Low Level Laser Therapy

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Metode terapi untuk penyembuhan berbagai penyakit sangat banyak ragamnya, di antaranya adalah Kromoterapi dan Low Level Laser Therapy.

1. Kromoterapi.
Kromoterapi adalah suatu metode terapi (perawatan) suatu penyakit dengan menggunakan warna-warna. Kromoterapi bersifat suportif yaitu terapi yang dipakai sebagai pendukung dari pengobatan utama suatu penyakit. Menurut praktisi kromoterapi, penyebab dari beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari sistem dalam tubuh manusia.

Menurut catatan sejarah, terapi warna diperkirakan berasal dari tradisi india kuno, yang diajarkan dalam Ayurveda. Masyarakat India telah mempraktekkan terapi tersebut sejak ribuan tahun yang lalu. Sumber sejarah lain menyebutkan, kromoterapi berasal dari tradisi China dan Mesir Kuno. Dijelaskan bahwa orang mesir kuno telah membangun solarium, sejenis kamar yang dipasang kaca jendela berwarna. Matahari akan bersinar melalui kaca dan pasien akan disinari beraneka warna dari pantulan kaca jendela tersebut.

Dalam catatan sejarah, metode kromoterapi ini telah dipraktekkan dan diperkenalkan secara umum
oleh seorang dokter muslim pada abad ke-10 Masehi. Adalah Ibnu Sina atau Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina atau dikenal juga dikalangan orang barat dengan nama Avicenna (980 M - 1037 M) yang pertama kali menerapkan kromoterapi dalam metode pengobatannya. Dalam perjalananya Ibnu Sina sudah menggunakan warna sebagai salah satu media penting dalam mendiagnosa penyakit pasiennya sekaligus  juga sebagai pengobatan, jauh sebelum dunia barat mengenal metode kromoterapi ini.

Di dalam bukunya yang berjudul "Al-Qanun fi At-Thibb (The Canon of Medicine)", Ibnu Sina yang mendapat gelar Bapak Pengobatan Modern ini mengungkapkan bahwa warna merupakan gejala yang tampak dalam penyakit. Warna juga berhasil mengembangkan grafik hubungan antara warna dengan suhu tubuh dan kondisi fisik tubuh pasien.

Ibnu Sina juga melakukan klasifikasi warna dan fungsi-fungsinya dalam proses penyembuhan pasien. Ia mengemukakan bahwa warna merah bersifat memindahkan darah, warna biru atau putih bersifat mendinginkan, dan warna kuning bersifat mengurangi rasa sakit pada otot dan radang mata. Ibnu Sina adalah orang pertama yang membuktikan bahwa warna yang salah yang digunakan untuk metode terapi ini, dapat menyebabkan tidak adanya respons dari penyakit pasien yang spesifik.
Kromoterapi atau dikenal juga dengan nama colorology dapat dilakukan dengan menggunakan warna dan cahaya untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh pasien yang mengalami gangguan atau kekurangan fisik, emosi, spriritual, maupun mental. Terapi warna dan cahaya ini telah terbukti dapat meringankan penyakit depresi yang tinggi.

2. Low Level Laser Therapy.
Terapi penyembuhan dengan media sinar laser sudah banyak dilakukan dikalangan tertentu. Sinar tingkat rendah terapi ini disebut juga dengan nama Low Level Laser Therapy (LLLT), dikenal juga sebagai laser dingin, biostimulation, atau photobiomodulation. Fungsi dari terapi sinar ini antara lain :
  • Menstimulan fungsi sel
  • Menyebabkan pengurangan sel yang rusak. 
  • Meningkatkan penyembuhan luka. 
  • Meningkatkan perbaikan kerusakan kerusakan jaringan lunak, syaraf, tulang, dan tulang rawan.
  • Membantu untuk mengatasi peradangan, rasa sakit baik akut atau kronis.

Lebih jauh fungsi dari penyerapan cahaya dalam jaringan dan sel tubuh tergantung pada panjang gelombang dan kromotor jaringan utama, yaitu hemoglobin dan melanin, yang memiliki pita penyerapan yang tinggi pada panjang gelombang yang lebih pendek dari 600 nm. Maka dari itu, ada yang disebut jendela optik di merah dan dekat panjang gelombang infra merah, dimana penetrasi jaringan menjadi maksimal. Jadi, sinar ini memiliki efek signifikan pada sel-sel tubuh.

Semoga bermanfaat.