Pengertian Adaptasi. Pada umumnya, semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ketidak-mampuan makhluk hidup dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungannya akan berakibat kelangkaan atau bahkan kepunahan makhluk hidup yang bersangkutan.
“organisme yang mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan”.
Istilah “adaptasi” sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Adaptasi juga dapat berarti cara makhluk hidup dalam mengatasi tekanan lingkungan di sekitarnya untuk bertahan hidup. Charles Darwin, dalam “teori evolusi” yang dikemukakannya, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan adaptasi adalah mekanisme biologis di mana organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan baru atau perubahan dalam lingkungan di mana mereka hidup saat ini.
Dalam ilmu biologi, istilah adaptasi memiliki tiga makna, yaitu :
- proses evolusi, di mana suatu organisme menjadi lebih mampu hidup di habitat atau habitatnya, atau dengan kata lain proses evolusi dinamis yang menyesuaikan organisme dengan lingkungannya serta meningkatkan kebugaran evolusionernya.
- penyesuaian kondisi, maksudnya sejauh mana suatu organisme dapat hidup dan bereproduksi dalam seperangkat habitat tertentu.
- aspek dari pola perkembangan organisme yang memungkinkan atau meningkatkan kemungkinan organisme itu bertahan hidup dan bereproduksi (sifat fenotipik).
Dalam beradaptasi, banyak makhluk hidup melakukan penyesuaian dalam hal untuk mendapatkan makanan (air, udara dan nutrisi), mengatasi kondisi fisik lingkungan (suhu dan cahaya), pertahanan diri dari pemangsa, reproduksi, serta respon terhadap perubahan lingkungan.
Baca juga : Pengertian Metagenesis (Gametofit Dan Sporofit)
Selain itu, pengertian adaptasi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Rexford Daubenmire, dalam “A Canopy-Coverage Method of Vegetational Analysis”, menjelaskan bahwa adaptasi adalah keistimewaan suatu organisme atau organ-organnya dalam menyesuaikan diri dengan habitatnya.
- C.P. Wilsie, dalam “Crop Adaptation and Distribution”, menjelaskan bahwa adaptasi adalah sifat yang dimiliki setiap organisme untuk melanjutkan hidup sesuai kondisi lingkungan habitatnya.
- Parsudi Suparlan, dalam “Adaptasi dalam Antropologi”, menjelaskan bahwa adaptasi adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan dan memenuhi syarat-syarat dasar kehidupan.
Baca juga : Gerak Pada Tumbuhan
Jenis Adaptasi. Adaptasi yang dilakukan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
1. Adaptasi Morfologi.
Adaptasi morfologi merupakan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya dengan melakukan perubahan atau penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat yang ada pada tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Dalam bahasa yang sederhana, adaptasi morfologi adalah perubahan struktur tubuh makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bentuk adaptasi morfologi dapat dilihat secara kasat mata, Sebagai contoh : perubahan bentuk mulut pada serangga, perubahan alat gerak (selaput kaki) pada bebek, dan lain sebagainya. Adaptasi morfologi sering juga disebut sebagai “adaptasi struktural”, di mana perubahan genetik dan fisik pada adaptasi morfologi bersifat menguntungkan bagi makhluk hidup yang bersangkutan.
2. Adaptasi Fisiologi.
Adaptasi fisiologi merupakan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya dengan melakukan perubahan atau penyesuaian fungsi kerja organ-organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh karena adaptasi fisiologi terjadi pada fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup, maka untuk mengetahui bentuk adaptasi fisiologi tidaklah mudah. Berdasarkan sifatnya, adaptasi fisiologi terdiri dari :
- adaptasi fisiologi yang bersifat versibel atau tetap.
- adaptasi fisiologi yang bersifat reversibel atau dapat kembali ke kondisi awal.
3. Adaptasi Tingkah Laku.
Adaptasi tingkah laku merupakan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat hidupnya dengan melakukan perubahan atau penyesuaian pola perilakunya terhadap lingkungan. Adaptasi perilaku yang dilakukan oleh makhluk hidup akan mempengaruhi cara makhluk hidup tersebut dalam bertindak secara alami. Proses adaptasi tingkah laku dilakukan oleh makhluk hidup dalam rangka :
- penyesuaian perilaku terhadap kondisi lingkungan.
- memperoleh makanan.
- perlindungan diri dari predator.
Baca juga : Pengertian Dan Jenis Habitat
Tujuan Adaptasi. Pada umumnya, adaptasi yang dilakukan oleh makhluk hidup terjadi apabila kondisi lingkungan atau habitat tempat hidupnya tidak sesuai atau merugikan kehidupannya. Berdasarkan beberapa hal yang disebutkan di atas, terdapat beberapa tujuan makhluk hidup melakukan adaptasi terhadap lingkungan tempat hidupnya, diantaranya adalah :
- untuk memperoleh makanan.
- untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
- menghindarkan diri dari pemangsa atau pesaing dalam rantai makanan.
- meneruskan keturunan atau berkembang biak.
Baca juga : Pengertian Dan Jenis Metamorfosis
Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi. Kemampuan makhluk hidup dalam beradaptasi diperngaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah :
1. Sifat genetik dari makhluk hidup.
Makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan lingkungan dan habitatnya adalah makhluk hidup (jenis organisme) yang sifat-sifatnya diwarisi dari nenek moyangnya. Kondisi dan ciri-ciri lingkungan dan habitat tersebut secara kebetulan sama dengan kondisi dan ciri-ciri lingkungan dan habitat yang dihuni oleh nenek moyang. Sifat yang diturunkan tersebut merupakan sifat genetik yang memancarkan fenotip yang sesuai dengan kondisi faktor-faktor lingkungan.
2. Kemampuan berkembang biak.
Populasi yang anggotanya mampu menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak cenderung akan memiliki sifat yang beragam atau berbeda. Di antara beragamnya sifat organisme dalam populasi tersebut terdapat kemungkinan yang besar untuk sesuai dengan kondisi lingkungan dan habitatnya
3. Perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua hal yang didasarkan pada sifatnya, yaitu :
- perubahan lingkungan yang bersifat siklik atau terarah, merupakan perubahan lingkungan yang terjadi berulang-ulang dan intensitasnya rendah, misalnya : perubahan instentitas cahaya antara siang dan malam. Organisme mudah beradaptasi terhadap perubahan seperti itu. Selain itu, perubahan lingkungan yang bersifat eratik (terarah) biasanya berlangsung dalam waktu panjang, bahkan bisa jadi melebihi masa hidup dari organisme di maksud, misalnya : pendangkalan yang terjadi di dasar sungai dekat muara disebabkan oleh terjadinya endapan lumpur yang terbawa air. Suatu organisme kemungkinan dapat beradaptasi terhadap perubahan tersebut apabila intensitasnya tidak besar.
- perubahan lingkungan yang bersifat eratik atau tidak teratur, merupakan perubahan lingkungan yang terjadi berulang-ulang, bersifat mendadak, terjadi dalam waktu yang singkat, dengan intensitas yang besar. Pada umumnya, organisme tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang bersifat eratik atau tidak teratur ini.
Baca juga : Kompetisi Dalam Biologi
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian adaptasi makhluk hidup, jenis dan tujuan adaptasi.
Semoga bermanfaat.