Pengertian Skoliosis. Skoliosis merupakan suatu kondisi di mana tulang belakang (kurvatura) melengkung ke arah samping lebih dari 10 derajat. Normalnya, tulang belakang membentuk kurva dari bahu ke bawah dan terlihat lurus dari belakang. Tulang hanya terlihat sedikit melengkung kalau dilihat dari samping. Pada penderita skoliosis, tulang terlihat melengkug ke samping jika dilihat dari belakang. Lengkungan tulang penderita skoliosis biasanya membentuk huruf "S" atau "C".
Skoliosis dapat terjadi pada siapa saja. Hanya saja pada banyak kasus, skoliosis banyak terjadi pada anak-anak dan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian, perbandingan penderita skoliosis laki-laki dan perempuan adalah 1 : 7. Sedangkan, skoliosis yang sering atau banyak diderita adalah skoliosis ringan yang tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan. Hanya saja, pada beberapa kasus tertentu, deformitas tulang belakang yang terjadi dapat mempersempit volume rongga dada, sehingga mengganggu pernafasan.
Gejala Skoliosis Ringan. Skoliosis ringan dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana tulang belakang melengkung ke arah samping lebih dari 10 derajat tetapi di bawah 20 derajat. Gejala skoliosis ringan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
- bahu kanan dan kiri tampak tidak simetris.
- salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol dibandingkan tulang belikat sisi yang lain.
- pinggang tampak asimetris.
- salah satu sisi pinggul tampak lebih tinggi dari sisi lainnya.
- nyeri punggung.
Gejala Skoliosis Pada Anak-Anak. Pada anak-anak, gejala skoliosis selain adanya gejala skoliosis ringan tersebut, juga terdapat kondisi sebagai berikut :
- tulang rusuk terdorong keluar.
- kepala terlihat tidak berada di tengah tubuh.
- saat berdiri, kedua lengannya tidak menggantung tepat di samping badan.
- saat membungkuk ke depan, kedua sisi punggung memiliki ketinggian yang berbeda.
Gejala Skoliosis Pada Orang Dewasa. Sedangkan pada orang dewasa, gejala skoliosis selain adanya gejala skoliosis ringan tersebut, juga terdapat kondisi sebagai berikut :
- sulit berdiri tegak.
- adanya perubahan gaya berjalan karena pinggul tidak sejajar.
- tinggi badan menurun, karena tulang melengkung dan tidak bisa tegak.
- adanya tulang taji, karena tulang yang satu bertemu dengan tulang yang lain di sendi tulang belakang sebagai akibat dari kerusakan tulang dan sendi.
- sesak napas atau nyeri dada, karena tulang yang melengkung dapat menekan ruang yang tersedia untuk paru-paru atau menekan jantung.
- merasa cepat kenyang, karena melengkungnya tulang belakang yang menekan perut.
Jenis Skoliosis. Skoliosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan diketahui dan tidak diketahuinya penyebab dari skoliosis.
1. Skoliosis dengan Penyebab yang Diketahui.
Skoliosis dengan penyebab yang diketahui meliputi :
- skoliosis struktural. Jenis skoliosis ini tergolong permanen, sehingga tidak bisa disembuhkan. Penyebabnya adalah karena kondisi medis tertentu, seperti distrofi otot, kelainan bawaan lahir, kelainan genetik, lumpuh otak (cerebral palsy), dan lain sebagainya. Yang termasuk jenis skoliosis ini diantaranya adalah skoliosis kongenital dan skoliosis neuromuskular.
- skoliosis non struktural. Jenis skoliosis ini tidak menyebabkan gangguan fungsi tulang belakang karena biasanya terjadi sebagai efek negatif dari kondisi medis lain, seperti kaki yang panjang sebelah, otot kaku, dan lain sebagainya. Jika penyebab dari skoliosis jenis ini diketahui, maka akan bisa disembuhkan. Yang termasuk jenis skoliosis ini diantaranya adalah skoliosis sindromik dan kifosis scheuermann.
- skoliosis degeneratif. Jenis skoliosis ini hanya dialami oleh orang dewasa. Penyebab skoliosis degeneratif adalah sebagai akibat menurunnya kondisi tulang belakang karena proses penuaan.
2. Skoliosis dengan Penyebab yang Tidak Diketahui.
Skoliosis dengan penyebab yang tidak diketahui, diantaranya adalah :
- skoliosis idiopatik. Jenis skloliosis ini pada umumnya terjadi pada masa pertumbuhan ana-anak. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada anak berusia 10 - 19 tahun.
Faktor Penyebab Skoliosis. Sampai dengan saat ini, banyak kasus skoliosis yang tidak diketahui atau tidak ditemukan penyebabnya. Namun begitu, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya skoliosisi, diantaranya adalah :
- bawaan lahir (skoliosis kongenital).
- cidera tulang belakang.
- infeksi tulang belakang.
- bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus karena usia (skoliosis degeneratif).
- gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular).
Selain faktor pemicu tersebut, terdapat pula beberapa kebiasaan buruk yang sering dilakukan yang juga dapat memicu terjadinya skoliosis. Beberapa kebiasaan buruk yang dapat memicu skoliosis adalah :
- membawa beban berat. Punggung yang banyak menahan beban berat menjadi salah satu penyebab skoliosis, terutama saat beban berat tersebut hanya membebani salah satu pundak.
- duduk menyilangkan kaki. Kebiasaan duduk dengan menyilangkan kaki dalam waktu yang lama membuat tulang panggul berputar dari posisi seharusnya, hal tersebut yang menyebabkan skoliosis.
- menulis sambil tiduran. Kebiasaan menulis sambil tiduran membuat tulang belakang tidak lurus dan berpotensi mengakibatkan skoliosis.
- membaca atau menulis sambil menelungkupkan badan. Kebiasaan menelungkupkan badan saat membaca atau menulis membuat tulang belakang dan leher tidak berada pada posisi yang seharusnya, kondisi tersebut memicu terjadinya skoliosis.
- menduduki dompet. Terlihat sepele, tapi kebiasaan menaruh dompet di kantong belakang celana dan diduduki saat duduk dapat menggeser posisi tulang panggul dan menekan posisi tulang yang lain, sehingga memicu terjadinya skoliosis.
Pengobatan Skoliosis. Pengobatan skoliosis bergantung pada beberapa faktor. Pertimbangan utama dalam pengobatan skoliosis adalah seberapa besar lengkungan tulang belakang penderita. Sedang pertimbangan yang lain adalah faktor :
- usia penderita.
- jumlah dan jenis lengkungan.
- apakah tubuh penderita masih dalam masa pertumbuhan atau tidak.
- jenis skoliosis.
Setelah mengidentifikasi faktor tersebut, pengobatan skoliosis dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1. Obat-obatan.
Obat-obatan diberikan apabila skoliosis menyebabkan rasa nyeri pada punggung. Jika rasa nyeri terasa parah karena terkait dengan arthritis atau adanya syarat yang terjepit, dokter akan memberikan suntikan blok facet yang dapat mengurangi peradangan di punggung dan menghilangkan rasa sakit untuk sementara. Atau bisa juga dokter akan memberikan suntikan steroid secara epidural.
2. Terapi.
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri punggung akibat skoliosi, serta mencegah tulang punggung semakin melengkung. Terapi yang dilakukan juga bertujuan untuk membantu menguatkan tulang belakang dan menjaga tulang tetap lentur. Terapi yang dapat dilakukan untuk penderita skoliosis diantaranya adalah :
- terapi fisik, meliputi berbagai gerakan tubuh yang dapat menguatkan otot, melemaskan jaringan, dan meningkatkan kelenturan.
- terapi air, meliputi jalan di kolam renang, berenang dengan gaya renang yang disarankan. Terapi air dapat mengurangi tekanan pada sendi.
Selain itu apabila tubuh penderita masih dalam masa pertumbuhan, sangat disarankan untuk penderita skoliosis mengenakan penyangga (brace). Terdapat dua jenis penyangga :
- Underarm. Jenis penyangga yang terbuat dari plastik yang dikenakan di bawah lengan sekitar tulang rusuk, serta bagian bawah punggung dan panggul. Bentuk penyangga disesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga hampir tidak terlihat jika anak mengenakan pakain.
- Milwaukee. Jenis penyangga yang dipasang dari leher dan menutupi seluruh bagian torso kecuali lengan dan kaki.
Fungsi dari penyangga adalah untuk mencegah lengkungan tulang belakang bertambah parah. Jadi penyangga tidak dapat meluruskan tulang seperti asalnya.
3. Operasi.
Untuk skoliosis yang parah, yang tidak dapat lagi diatasi dengan obat-obatan atau terapi, maka dokter (dokter ortopedi) akan melakukan operasi. Operasi yang biasa dilakukan bagi penderita skoliosis, diantaranya adalah :
- disektomi. Operasi ini mengangkat salah satu bantalan atau cajram pada tulang belakang guna mengurangi tekanan pada syaraf.
- laminektomi. Operasi ini melakukan pengangkatan sebagian dari tulang belakang yang melengkung untuk menghilangkan tekanan pada syaraf.
- fusion. Operasi ini menggunakan tulang pasien atau tulang buatan untuk memperbaiki tulang belakang supaya tetap berada dalam posisi lurus.
- stabilisasi. Operasi ini menggunakan alat yang dipasang untuk menstabilkan tulang belakang, sehingga lama-lama tulang dapat kembali ke posisi yang benar.
Komplikasi Penyakit Sebagai Akibat Skoliosis. Skoliosis yang parah apabila tidak segera diupayakan pengobatannya akan dapat menyebabkan komplikasi, seperti :
- masalah pada punggung. Skoliosis menyebabkan nyeri kronis pada punggung.
- kerusakan jantung dan paru-paru. Pada skoliosis berat, rongga dada berubah bentuk dan menekan jantung hingga paru-paru. Hal tersebut dapat menyebabkan sesak napas dan kesulitan jantung dalam memompa darah.
- derajat skoliosis yang bertambah besar, sehingga menyebabkan perubahan postur tubuh.
Demikian penjenlasan berkaitan dengan tentang pengertian skoliosis, gejala, jenis, faktor penyebab, serta pengobatan skloliosis. *disarikan dari berbagai sumber*
Semoga bermanfaat.