Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas ini yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.
- "Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid".
Untuk mengukur rasio likuiditas tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai aktiva setara kas dengan kewajiban jangka pendek perusahaan.
Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Para Ahli. Rasio likuiditas adalah suatu indikator tentang kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendeknya ketika sudah jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang masih tersedia. Secara umum, rasio likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Beberapa ahli juga telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan rasio likuiditas, beberapa diantaranya adalah :
- Kasmir, berpendapat bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya yang jatuh tempo.
- Alwi, berpendapat bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (short term debt).
- Hanafi, berpendapat bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
- Periansya, berpendapat bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
- Fred Weston, berpendapat bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang memberikan gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi utang/kewajiban jangka pendeknya.
Jenis Rasio Likuiditas. Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas, yaitu :
1. Curret Ratio (Rasio Lancar).
Current Rasio adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk membayar semua kewajiban atau hutang lancarnya. Sehingga dengan mengetahui nilai Current Rasio perusahaan akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan untuk menutup kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.
- Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, berarti semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban hutang lancarnya.
Sedangkan tingginya Current Ratio dapat menunjukkan adanya uang kas berlebih, di mana hal tersebut berarti :
- besarnya keuntungan yang telah diperoleh.
- akibat tidak digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk berinvestasi.
Untuk menghitung Current Ratio digunakan rumus :
- Current Ratio = Aktiva Lancar : Hutang Lancar
2. Quick Ratio (Rasio Cepat).
Quick Ratio adalah tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar, tanpa memperhitungkan persediaan. Hal tersebut dikarenakan persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibandingkan dengan aset lainnya. Quick Ratio terdiri dari piutang dan surat-surat berharga.
- Semakin besar rasio, semakin baik posisi keuangan perusahaan.
Untuk menghitung Quick Ratio digunakan rumus :
- Quick Ratio = (Aktiva Lancar - Persediaan) - Hutang Lancar
3. Cash Ratio (Rasio Kas).
Cash Ratio adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek dengan menggunakan dana kas. Atau dengan kata lain, Cash Ratio digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban jangka pendek yang ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara kas. Contohnya rekening giro.
- Semakin besar perbandingan kas dengan hutang, maka akan semakin baik.
Untuk menghitung Cash Ratio digunakan rumus :
- Cash Ratio = Kas dan Setara Kas : Hutang Jangka Pendek
4. Cash Turnover Ratio (Rasio Perputaran Kas).
Cash Turnover Ratio adalah rasio yang menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total hutang lancar. Sehingga Cash Turnover Ratio dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja. Rasio ini menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan. Untuk menghitungan Cash Turnover Ratio digunakan rumus :
- Cash Turnover Ratio = Penjualan Bersih : Rata-Rata Kas
5. Working Capital to Total Asset Ratio (Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset).
Working Capital to Total Asset Ratio (WCTA) adalah rasio yang dapat menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Untuk menghitung WCTA digunakan rumus :
- WCTA = (Rasio Lancar - Hutang Lancar) : Total Aset
Sedangkan menurut Lukman Syamsudin, rasio likuiditas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Pengukuran Rasio Likuiditas Secara Keseluruhan.
Dalam hal ini melihat aktiva lancar dan hutang lancar masing-masing sebagai satu kelompok. Terdapat tiga cara penting dalam pengukuran rasio likuiditas secara menyeluruh ini, yaitu :
a. Net Working Capital.
Net Working Capital merupakan selisih antara current assets (aktiva lancar) dengan current liabilities (utang lancar). Jumlah Net Working Capital berguna untuk kepentingan pengawasan intern dalam suatu perusahaan. Untuk menghitung Net Working Capital digunakan rumus :
- Net Working Capital = Current Assets - Current Liabilities
b. Current Ratio.
Current ratio merupakan salah satu rasio financial yang sering digunakan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current assets dengan current liabilities. Untuk menghitung Current Ratio digunakan rumus :
- Current Ratio = Current Assets : Current Liabilities
c. Acid-test Ratio atau Quick Ratio.
Acid-test Ratio atau Quick Ratio hampir sama dengan current ratio hanya saja jumlah pensediaan (inventory) sebagai salah satu komponen aktiva lancar harus dikeluarkan. Hal ini karena persediaan (inventory) adalah merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid. Untuk menghitung Acid-test Ratio atau Quick Ratio digunakan rumus :
- Acid-tes Ratio = (Current Assets - Inventory) : Current Liabilities
2. Pengukuran Rasio Likuiditas dari Current Account Tertentu.
Pengukuran rasio likuiditas dengan menggunakan ketiga cara dalam pengukuran rasio likuiditas secara keseluruhan belumlah cukup karena pengukuran tersebut tidak memperhatikan masing-masing komponen current assets maupun current liabilities. Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing komponen, baik current assets maupun current liabilities akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat likuiditas yang sesungguhnya. Sejumlah rasio dapat digunakan untuk mengukur likuiditas dari jumlah masing-masing current account. Pada pengukuran rasio-rasio ini diasumsikan bahwa 1 tahun = 360 hari dan 1 bulan = 30 hari.
a. Inventory Turnover (Tingkat Perputaran Persediaan).
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur likuiditas dari persediaan (inventory) dalam suatu perusahaan. Untuk menghitung Inventory Turnover (IT) digunakan rumus :
- IT = Cost of Good Sold : Average Inventory
b. Average Inventory (Umur Rata-Rata Persediaan).
Average Inventory digunakan untuk mengukur berapa hari secara rata-rata persediaan (inventory) berada di dalam perusahaan. Untuk menghitung Average Inventory (AI) digunakan rumus :
- AI = 360 : Inventory Turnover
c. Account Receivable Turnover (Tingkat Perputaran Piutang).
Account Receivable Turnover digunakan untuk mengukur likuiditas dari piutang perusahaan. Untuk menghitung Account Receivable Turnover (ART) digunakan rumus :
- ART = Annual Credit Sales : Average Account Receivable
d. The Average Age of Account Receivable (Umur Rata-Rata Piutang).
The Average Age of Account Receivable digunakan untuk mengukur atau menilai kebijaksanaan kredit dan pengumpulan piutang. Untuk menghitung The Average Age of Account Receivable (AAAR) digunakan rumus :
- AAAR = 360 : Account Receivable Turnover
e. Account Payable Turnover (Tingkat Perputaran Utang Dagang).
Account Payable Turnover digunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. Untuk menghitung Account Payable Turnover (APT) digunakan rumus :
- APT = Annual Credit Purchases : Average Account Payable
f. The Average Age of Account Payable (Umur Rata-Rata Utang Dagang).
Untuk menghitung The Average Age of Account Payable (AAAP) digunakan rumus :
- AAAP = 360 : Account Payable Turnover
Tujuan Rasio Likuiditas. Secara umum, tujuan dari perhitungan rasio likuiditas adalah untuk :
- menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek.
- mencegah tidak efektifnya penggunaan modal kerja dalam perusahaan.
- mengetahui prospek pembayaran kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan, termasuk pembayaran deviden untuk para pemegang saham.
Rasio likuiditas dirancang untuk membantu perusahaan guna mengevaluasi laporan keuangannya. Lebih penting dari itu, rasio likuiditas dapat digunakan sebagai titik awal dalam merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian rasio likuiditas, jenis, dan tujuan rasio likuiditas.
Semoga bermanfaat.