Kemiskinan merupakan satu permasalahan yang komplek, yang banyak terjadi di negara-negara berkembang maupun negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Dibutuhkan intervensi semua pihak (baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat) dengan secara bersama-sama, berkelanjutan, dan terkoordinasi untuk mengatasi kemiskinan.
Keadaan masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar hidup. Pada hakekatnya, standar hidup suatu masyarakat tidak sekedar tercukupinya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan kondisi tersebut, Suryawati berpendapat bahwa suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak memiliki banyak kesempatan untuk mensejahterakan dirinya.
Dari uraian tersebut, secara umum kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengartikan kemiskinan dengan situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli. Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan kemiskinan. Suparlan, melihat kemiskinan dari sisi rendahnya standar hidup, sehingga ia mengartikan kemiskinan sebagai standar hidup yang rendah karena kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang jika dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya. Selain itu, pendapat dari para ahli yang lain tentang kemiskinan diantaranya adalah sebagai berikut :
- Ritonga, berpendapat bahwa kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kebutuhan sosial yang diperlukan oleh seorang atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.
- Mubiyarto, berpendapat bahwa kemiskinan adalah rendahnya pendapatan ekonomi masyarakat, yang menjadi penyebab taraf kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan dalam masyarakat menurun.
- Levitan, berpendapat bahwa kemiskinan adalah kekurangan barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.
- Faturachman dan Marcelinus Molo, berpendapat bahwa kemiskinan adalah ketidak-mampuan seseorang atau beberapa orang (rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Dimensi Kemiskinan. Pengertian tentang kemiskinan dewasa ini dikaji kembali dan semakin diperluas berdasarkan permasalahan-permasalahan kemiskinan dan faktor-faktor yang selanjutnya menyebabkan menjadi miskin. Dimensi kemiskinan terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
- aspek ekonomi. Secara ekonomi, kemiskinan dapat diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.
- aspek politik. Secara politik, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan. Kekuasaan dalam pengertian yang mencakup tatanan sistem politik yang dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan sumber daya.
- aspek sosial-psikologis. Secara sosial-psikologis, kemiskinan menunjukkan pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan peningkatan produktivitas.
Sedangkan Chambers menerangkan bahwa kemiskinan adalah suatu kesatuan konsep yang memiliki lima dimensi, yaitu :
- kemiskinan (proper). Permasalahan kemiskinan sebagaimana halnya pandangan pada umumnya yaitu kondisi ketidak-mampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok.
- ketidakberdayaan (powerless). Rendahnya kemampuan pendapatan akan berdampak pada kekuatan sosial dari seseorang atau sekelompok orang terutama dalam memperoleh keadilan ataupun persamaan hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
- kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency). Seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga di mana situasi tersebut membutuhkan alokasi pendapatan untuk menyelesaikannya.
- ketergantungan (dependency). Keterbatasan kemampuan pendapatan maupun kekuatan sosial dari seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap pihak lain sangat tinggi.
- keterasingan (isolation). Keterasingan di sini adalah lebih pada faktor lokasi yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang menjadi miskin. Pada umumnya, masyarakat yang disebut miskin berada pada daerah yang jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Ciri-Ciri Kemiskinan. Pada umumnya, identifikasi kemiskinan dilakukan berdasarkan indikator yang relatif terukur, seperti :
- pendapatan per kapita.
- pengeluaran/konsumsi rata-rata.
Namun begitu, di dalam lingkungan masyarakat dapat ditemui faktor-faktor yang umumnya digunakan untuk menentukan kondisi seseorang atau sekelompok orang dikatakan miskin. Faktor-faktor tersebut disebut juga sebagai ciri-ciri dari kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut :
- ketidak-mampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, papan), serta ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (seperti : kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
- rendahnya kualitas sumber daya manusia (tingkat pendidikan rendah) serta keterbatasan sumber daya alam.
- tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti modal, peralatan kerja, keterampilan yang tidak memadai, dan lain-lain sehingga tidak ada jaminan akan masa depan.
- memiliki kesempatan yang relatif rendah dalam memperoleh bahan kebutuhan pokok yang mencukupi termasuk dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan sesuai dengan standar kesejahteraan pada umumnya.
- ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata percaharian yang berkesinambungan.
- berada di kawasan pedesaan atau di kawasan yang jauh dari pusat-pusat pertumbuhan regional atau berada pada kawasan tertentu di perkotaan (slum area).
Jenis Kemiskinan. Berdasarkan kondisi kemiskinan yang dipandang sebagai bentuk permasalahan multidimensional, kemiskinan dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
- Kemiskinan absolut, yaitu bentuk kemiskinan di mana seseorang/keluarga memiliki penghasilan di bawah standar kelayakan atau di bawah garis kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.
- Kemiskinan relatif, yaitu bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat, sehingga menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar kesejahteraan.
- Kemiskinan kultural, yaitu bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat adanya sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal dari budaya atau adat istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf dengan tata cara yang moderen.
- Kemiskinan struktural, yaitu bentuk kemiskinan yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya maupun sosial politik yang kurang mendukung adanya pembebasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan seperti ini terkadang memiliki unsur diskriminatif.
Dalam bidang ilmu sosial, kemiskinan struktural paling banyak mendapatkan perhatian, terutama di kalangan negara-negara pemberi pinjaman/kredit. Kemiskinan struktural dianggap sebagai penyebab timbulnya tiga bentuk kemiskinan yang lain, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural.
Sedangkan berdasarkan sifatnya, kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- Kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang terbentuk sebagai akibat adanya kelangkaan sumber daya alam dan minimnya atau ketiadaan prasarana umum (jalan raya, listrik, dan air bersih), serta keadaan tanah yang kurang subur. Daerah-daerah dengan karakteristik kemiskinan seperti tersebut biasanya adalah daerah yang belum terjangkau oleh kebijakan pembangunan sehingga menjadi daerah tertinggal.
- Kemiskinan buatan, yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai akibat dari sistem moderenisasi atau pembangunan yang menyebabkan masyarakat tidak memiliki banyak kesempatan untuk menguasai sumber daya, sarana, dan fasilitas ekonomi secara merata. Kemiskinan seperti tersebut merupakan dampak negatif dari pelaksanaan konsep pembangunan yang umumnya dilakukan oleh negara-negara yang sedang berkembang.
Penyebab Kemiskinan. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- malas bekerja. Hal ini merupakan penyakit yang sering menjangkiti seseorang untuk maju dan merubah nasibnya. Mereka beranggapan bahwa kemiskinan merupakan nasib dan takdir.
- terbatasnya lapangan pekerjaan. Ketidakstabilan ekonomi dan ketidakpastian politik serta kebijakan pemerintah akan membawa konsekuensi keterbatasan lapangan kerja yang akan berdampak langsung pada terjadinya kemiskinan.
- tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah dan keterbatasan keterampilan akan berakibat pada keterbatasan kemampuan dalam mendapatkan dan memasuki dunia kerja. Hal tersebut secara langsung akan mendorong ke arah kemiskinan.
- pertumbuhan penduduk. Angka kelahiran yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan penduduk, apabila tidak diimbangi dengan pembukaan lapangan pekerjaan yang memadai maka akan menimbulkan terjadinya banyak pengangguran. Hal tersebut akan mendorong ke arah kemiskinan.
- beban keluarga. Banyaknya anggota keluarga dalam suatu rumah tangga, apabila tidak diimbangi dengan peningkatan penghasilan akan dapat menimbulkan kemiskinan.
- bencana alam. Bencana alam merupakan faktor kemiskinan yang tidak dapat dicegah. Suatu peristiwa bencana alam yang besar dapat membuat masyarakat mengalami kemiskinan sebagai akibat dari kehilangan harta bendanya.
Dampak Kemiskinan. Kemiskinan akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Beberapa dampak dari kemiskinan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
- meningkatnya angka kejahatan atau kriminalitas. Kemiskinan akan menyebabkan seseorang untuk melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
- meningkatnya jumlah pengangguran. Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan dan keterampilan akan sulit bersaing di dunia kerja maupun usaha, hal tersebut akan menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran.
- munculnya konflik dalam masyarakat. Rasa ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan dengan berbagai tindakan anarkis. Hal tersebut akan menimbulkan ketegangan dan konflik diantara masyarakat itu sendiri.
- tingginya angka kematian. Masyarakat miskin biasanya tidak mendapatkan akses kesehatan yang layak. Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya angka kematian di kalangan masyarakat.
- tertutupnya akses pendidikan. Biaya pendidikan yang tinggi membuat masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan. Hal tersebut akan semakin memperburuk kondisi masyarakat miskin karena mereka tidak dapat bersaing dalam dunia kerja dan semakin sulit keluar dari kemiskinan.
Mengatasi Kemiskinan. Kemiskinan pada hakekatnya merupakan permasalahan klasik yang telah ada sejak umat manusia ada di muka bumi ini. Belum ditemukan suatu rumusan baku untuk penanganan kemiskinan. Strategi penanganan kemiskinan sampai dengan saat ini masih terus selalu dikembangkan. Namun begitu ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, diantaranya adalah :
- mengeluarkan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat kecil.
- memperkuat jaring pengaman sosial.
- mempermudah dan mempercepat proses perijinan pembukaan investasi, sehingga pemilik modal dapat membangun industri dan membuka banyak lapangan kerja.
- meningkatkan dan memperbaiki fasilitas umum, seperti jalan raya, listerik, dan fasilitas kesehatan buat masyarakat miskin,
- memberikan layanan pendidikan yang murah (gratis) dan bermutu bagi masyarakat miskin.
Diperlukan peran serta semua pihak dalam mengatasi kemiskinan. Tidak hanya pemerintah, tapi juga pihak swasta dan masyarakat pada umumnya. Penanganan kemiskinan harus dilakukan secara terkoordinasi dan berkesinambungan.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kemiskinan, dimensi, ciri-ciri, jenis, penyebab, dampak, dan mengatasi kemiskinan.
Semoga bermanfaat.