Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interactionism)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Komunikasi merupakan kegiatan utama yang tidak dapat ditinggalkan oleh manusia. Setiap manusia butuh berkomunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau maksud dari penyampai pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan), baik dalam bentuk satu arah ataupun dua arah, dengan menggunakan media ataupun tidak, dengan tujuan memberikan pemahaman, serta merubah pemikiran dan perilaku. Dalam penyampaiannya, komunikasi dapat dilakukan melalui dua cara : 
  • secara verbal, yaitu dengan lisan atau tulisan.
  • secara non verbal, yaitu dengan bahasa tubuh, gestur, atau mimik wajah.

Komunikasi memiliki prinsip-prinsip yang diantaranya adalah bahwa komunikasi diawali dengan diri (self) dan komunikasi selalu melibatkan orang lain, seperti masyarakat (society) dalam konteks yang luas. Hal tersebutlah yang kemudian memunculkan suatu teori yang dikenal dalam proses komunikasi yaitu teori interaksi simbolik. Teori interaksi simbolik merupakan teori yang menekankan pada peran komunikasi dalam bentuk dan mengelola hubungan interpersonal dan kelompok sosial. 

Teori yang diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan George Herbert Mead ini dibangun sebagai respon terhadap teori-teori psikologi aliran behaviorisme, etnologi, serta struktural fungsionalis. George Herbert Mead menjelaskan bahwa :
  • "manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian. Pemaknaan ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi dengan pihak lain yaitu dalam konteks komunikasi antar pribadi  atau komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal atau self talk atau dalam ranah pemikiran pribadi mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan manusia mengembangkan sense of self dan untuk berinteraksi dengan pihak lain dalam masyarakat".

Menurut George Herbert Mead, perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian juga perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran, dan maksud kita. Demikian juga sebaliknya dengan cara  yang sama kita dapat membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Interaksi simbolik yang dikemukakan oleh George Herbert Mead tersebut, dilandasi oleh tiga ide dasar, yaitu :
  1. Mind (pikiran), merupakan kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, di mana setiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
  2. Self (diri pribadi), merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri setiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain.
  3. Society (masyarakat), merupakan hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan sikonstruksikan oleh setiap individu di tengah masyarakat, dan setiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.   

Pemikiran dari George Herbert Mead tersebut, kemudian oleh Herbert Blumer dipublikasikan dalam bentuk buku yang ia beri judul "Mind, Self, and Society". Herbert Blumer juga mengenalkan istilah untuk teori berdasarkan pemikiran George Herbert Mead tersebut yaitu teori interaksi terbalik. Yang menurut Herbert Blumer, teori interaksi simbolik diartikan sebagai suatu proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu. 

Asumsi Dasar Teori Interaksi Simbolik. Teori interaksi simbolik memiliki asumsi bahwa manusia membentuk makna melalui proses komunikasi, yang berfokus pada pentingnya konsep diri dan persepsi yang dimiliki individu berdasarkan interaksi dengan individu lain. Teori interaksi simbolik menganalisis masyarakat berdasarkan makna subyektif yang diciptakan individu sebagai basis perilaku dan tindakan sosialnya. Individu diasumsikan bertindak lebih berdasarkan apa yang diyakininya, bukan berdasar pada apa yang secara obyektif benar. Apa yang diyakini benar merupakan produk konstruksi sosial yang telah diinterprestasikan dalam konteks atau situasi yang spesifik. Hasil interprestasi ini disebut sebagai definisi situasi.  Teori interaksi simbolik berpendapat bahwa diri (self) dan masyarakat (society) dibentuk, dikonsep ulang, dan diciptakan ulang dengan melalui proses komunikatif.

Menurut Herbert Blumer, terdapat tiga asumsi dasar dari teori interaksi simbolik, yaitu :
  • manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka.
  • makna diciptakan dalam interaksi antar manusia.
  • makna dimodifikasi melalui interpretasi.

Sedangkan La Rossan menyebutkan asumsi dasar dari teori interaksi simbolik adalah :
  • interaksi antar individu dapat mengembangkan konsep diri seseorang.
  • konsep diri memberikan motif yang penting untuk perilaku seseorang.

Prinsip Utama Teori Interaksi Simbolik. Herbert Blumer menyebutkan tentang tiga prinsip utama dalam teori interaksi simbolik, yang nantinya akan mengantarkan manusia kepada konsep "diri" seseorang dan sosialisasinya kepada "komunitas" yang lebih besar yaitu masyarakat. Tiga prinsip utama tersebut adalah :

1. Pemaknaan (meaning).
Prinsip pertama yang dikemukakan oleh Herbert Blumer adalah pemaknaan (meaning). Ia mengatakan bahwa "human act toward people or things on the basis of the meanings they assign to those people ot things". Manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut. Pemaknaan tentang apa yang nyata bagi kita pada hakekatnya berasal dari apa yang kita yakini sebagai kenyataan itu sendiri.

2. Bahasa (language).
Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Herbert Blumer adalah bahasa (language). Ia mengatakan bahwa "meaning a rises out of the social interaction that people have with each other". Pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna tidak muncul atau melekat pada sesuatu obyek secara alamiah, makna muncul dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa (language) dalam perspektif interaksi simbolik. Herbert Blumer menegaskan tentang pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan, demikian juga dengan George Herbert Mead yang meyakini bahwa penamaan simbolik adalah dasar bagi masyarakat manusiawi (human society). 

3. Pikiran (thought).
Prinsip ketiga yang dikemukan oleh Herbert Blumer adalah pikiran (thought). Ia mengatakan bahwa "an individual's interpretation of symbols is modified by his or her own thought process". Interaksi simbolik menggambarkan proses berpikir sebagai perbincangan dengan diri sendiri. Proses berpikir ini bersifat refleksif. Sedangkan George Herbert Mead berpendapat bahwa sebelum manusia bisa berpikir, manusia butuh bahasa, manusia butuh dapat berkomunikasi secara simbolik. Perbedaan penggunaan bahasa pada akhirnya akan menentukan perbedaan cara berpikir manusia.

Dari tiga prinsip utama teori interaksi simbolik yang saling berkaitan tersebut, dapatlah dipahami konsep "diri" (self) dari George Herbet Mead, yang melihat diri kita lebih kepada bagaimana orang lain melihat diri kita (imagining how we look to another person). Kontribusi terbesar George Herbert Mead terhadap bagaimana kita memahami cara kita berpikir adalah konsepsi tentang "seni berperan" atau take the role of the other.

Teori interaksi simbolik sebenarnya dikembangkan dalam bidang psikologi dan sosiologi, dan mempunyai premis tentang bagaimana seorang individu (self) dan masyarakat (society) didefinisikan melalui interaksi dengan orang lain di mana komunikasi dan partisipasi memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena teori interaksi simbolik menepatkan komunikasi sebagai unsur terpenting maka teori ini dapat diterima dalam bidang ilmu komunikasi.

Teori interaksi simbolik memandang komunikasi sebagai proses interaksi simbolik dalam bahasa tertentu dengan cara berpikir tertentu untuk pencapaian pemaknaan tertentu pula, di mana semuanya terkonstruksi secara sosial.

Demikian penjelasan berkaitan dengan teori interaksi simbolik (symbolic interactionism).

Semoga bermanfaat.