Abrasi disebut juga dengan istilah erosi pantai. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, abrasi diartikan dalam dua pengertian, yaitu :
- (istilah geografi) pengikisan batuan oleh air, es, atau angin yang mengandung dan mengangkut hancuran bahan.
- (istilah kedokteran) luka lecet atau jejas karena pengikisan kulit oleh benda kasar; pengikisan selaput lendir (dalam membersihkan rahim dan sebagainya).
Pengertian Abrasi. Dalam Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang sifatnya merusak, yang dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam di daerah tersebut. Sedangkan Aditya Pebriansyah, menyebutkan bahwa abrasi adalah proses pengikisan tanah yang disebabkan oleh hantaman gelombang laut, air sungai, gletser, atau angin yang ada disekitarnya.
Penyebab Abrasi. Abrasi terjadi pada saat angin yang bergerak di laut menimbulkan arus serta gelombang yang mengarah ke pantai, dalam waktu yang lama dan dipengaruhi juga oleh berbagai faktor lain, proses tersebut akan mengakibatkan terjadinya pengikisan pinggir pantai. Pada umumnya abrasi terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor Alam.
Faktor alam merupakan fenomena alam yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi. Beberapa faktor dimaksud seperti :
- badai laut. Badai yang terjadi di laut akan membentuk gelombang laut dengan kekuatan yang besar. Gelombang laut ini apabila menghantam pantai akan mempercepat terjadinya abrasi.
- pasang surut air laut juga dapat memicu terjadinya abrasi.
- angin. Angin yang bertiup di atas lautan akan menimbulkan gelombang dan arus laut yang apabila menghantam langsung pantai akan memicu terjadinya abrasi.
- tsunami. Gempa bumi dalam kekuatan yang besar yang terjadi di tengah laut dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar (tsunami) yang apabila menghantam pantai akan menimbulkan berbagai kerusakan termasuk abrasi.
- proses fragmentasi sedimen. Fragmentasi sedimen merupakan penyebab abrasi karena butiran pasir atau sedimen kasar lambat laun akan mengalami proses fragmentasi menjadi butiran halus yang lebih mudah terbawa oleh arus dan ombak laut.
2. Faktor Manusia.
Faktor manusia merupakan ulah atau kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi, seperti :- kegiatan penambangan pasir. Penambangan pasir pantai akan mengakibatkan berkurangnya jumlah pasir laut yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap arah dan kecepatan arus laut yang menghantam pantai.
- penebangan pohon-pohon baku (mangrove) di sekitar pantai juga mempunyai andil dalam memicu terjadinya abrasi. Kerapatan pohon mangrove yang rendah pada pesisir pantai akan memperbesar peluang terjadinya abrasi.
- perusakan karang pantai. Penggalian karang pantai akan mengakibatkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi meredam energi gelombang dan arus laut. Akibatnya gelombang dan arus laut sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar, sehingga memicu terjadinya abrasi.
- pendirian bangunan yang melewati garis pantai sehingga pasir atau tanah di sekitar pantai menjadi tidak kuat.
- pemanasan global. Berkurangnya jumlah hutan sebagai akibat dari penebangan liar, semakin banyaknya pengguna kendaraan baik roda empat maupun roda dua, dan lain-lain mengakibatkan terjadinya pemanasan global. Akibat dari pemanasan global tersebut mengakibatkan mencairnya es di sekitar kutub sehingga membuat permukaan air laut semakin meningkat. Peningkatan air laut yang menimbulkan gelombang dan arus laut akan memicu terjadinya abrasi jika menghantam langsung pantai.
Dampak Abrasi. Abrasi yang terjadi akan menimbulkan berbagai dampak, diantaranya adalah :
- Penyusutan lebar pantai. Hal ini merupakan dampak abrasi yang paling jelas terlihat. Terjadinya penyusutan area pantai akan berakibat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat sekitar pantai, selain itu juga merugikan sektor pariwisata.
- Rusaknya hutan bakau (mangrove). Abrasi akan mengakibatkan terkikisnya pasir dan bebatuan di sekitar wilayah pantai, hal tersebut akan mengganggu dan merusak habitat mangrove yang tumbuh di sekitar pantai.
- Hilangnya tempat berkumpul ikan. Hutan bakau (mangrove) yang rusak atau bahkan hilang karena abrasi merusak juga keseimbangan ekosistem pantai. Ikan-ikan yang biasanya berkumpul dan berkembang biak (bertelur) di antara akar-akar mangrove tidak akan pernah ada lagi. Hal ini juga sangat merugikan masyarakat nelayan yang hidup sekitar pantai.
- Penyempitan garis pantai. Di beberapa daerah yang mengalami abrasi pantai dikuatirkan akan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di daerah tersebut, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.
Beberapa zona abrasi pantai yang dapat menumbangkan pohon pantai antara lain :
- Zona Barringtonia. Dalam zona ini terdapat beberapa jenis pohon Barringtonia asitica, Pongamia pinnata merr, Cordia subcordata L, Calophyllum inophyllum L, Terminillia cattapa L.
- Zone Ipomea Pescaprae. Dalam zona ini didominasi oleh Ipomea pescaprae dan Spinifex littoreus (rumput angin).
Penanggulangan Abrasi. Berdasarkan penyebab, sifat, dan karakteristik abrasi, terdapat beberapa hal yang dapay dilakukan untuk mencegah terjadinya abrasi pantai yaitu :
- Penanaman, pemeliharaan, dan pemulihan pohon bakau (mangrove). Mangrove merupakan jenis pohon pantai yang akarnya menjulur ke dalam air pantai. Mangrove juga sebagai penanda batas daerah yang berair dan daerah pantai yang berpasir. Ketika pohon ini tumbuh dan berkembang, akarnya akan semakin kuat dan dapat menahan gelombang dan arus laut yang langsung menghantam pantai.
- Pemeliharaan terumbu karang. Keberadaan terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan arus laut yang sampai ke pantai. Oleh karena itu, dengan menjaga dan memelihara terumbu karang berarti juga melindungi pantai dari kerusakan akibat abrasi.
- Pelarangan penambangan pasir laut. Pemerintah mesti dengan tegas melarang kegiatan penambangan pasir laut. Karena dengan ketersediaan pasir di laut yang cukup akan mengakibatkan air pasang, gelombang dan arus laut yang menyentuh garis pantai tidak banyak. Dengan demikian proses abrasi bisa dihindarkan.
- Membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat hempasan gelombang (overtopping).
Abrasi sangat berdampak kehidupan manusia. Pada umumnya abrasi lebih memiliki dampak negatif yang sangat merugikan lingkungan serta ekosistem pantai.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian abrasi, penyebab, dampak, dan penanggulangan abrasi.
Semoga bermanfaat.