Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia berbahan dasar kedelai, yang telah menyebar dan dikenal di banyak negara-negara di dunia. Selain rasanya yang enak dan gurih, tempe banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein (protein nabati), serat, zat besi, kalsium, serta vitamin B. Di samping itu, tempe memiliki kandungan nilai obat sebagai antibiotik untuk menyembuhkan infeksi serta sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit degeneratif.
Sejarah Tempe. Tidak ada sumber yang secara pasti menyebutkan kapan pertama kali tempe dibuat. Yang pasti, tempe sudah dikenal sejak beberapa abad yang lalu, khususnya oleh masyarakat Jawa. Hal tersebut ditunjukkan dengan diketemukannya istilah tempe di dalam beberapa literatur kuno.
Mary Astuti, seorang pakar tempe dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, menuliskan dalam bukunya yang berjudul "Bunga Rampai Tempe Indonesia", bahwa kata kedelai yang dalam bahasa Jawa disebut kadele ditemukan dalam "Serat Sri Tanjung" yang ditulis pada abad ke-12 atau abad ke-13. Kata kadele juga ditemukan dalam "Serat Centhini", yang ditulis oleh juru tulis keraton Surakarta, R. Ng. Ronggo Sutrasno pada tahun 1814. Selain dalam karya sastra kuno tersebut, kata tempe juga ditemukan dalam kamus bahasa Jawa - Belanda yang berasal dari tahun 1875. Sedangkan dalam "Encyclopaedia van Nederlandsch Indie" tahun 1922, tempe diartikan sebagai kue rakyat dari kacang kedelai yang dibuat melalui proses peragian.
Ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan kapan pertama kali tempe dibuat. Ada yang berpendapat bahwa pertama kali tempe dibuat pada masa tanam paksa oleh Belanda di tanah Jawa. Dengan adanya tanam paksa tersebut, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan sebagai sumber pangan, termasuk kedelai. Sementara yang lain berpendapat, bahwa dari catatan sejarah diperkirakan tempe pertama kali dibuat oleh masyarakat pedesaan di Jawa, khususnya di daerah Kerajaan Mataram Jawa Tengah.
Cara Membuat Tempe. Tidak terlalu sulit untuk membuat tempe. Untuk mendapatkan hasil tempe yang bagus, dibutuhkan kedelai dan ragi tempe yang berkualitas bagus juga. Atau dengan kata lain, kedelai yang berkualitas akan menghasilkan tempe yang berkualitas pula. Berikut ini cara membuat tempe :
Mary Astuti, seorang pakar tempe dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, menuliskan dalam bukunya yang berjudul "Bunga Rampai Tempe Indonesia", bahwa kata kedelai yang dalam bahasa Jawa disebut kadele ditemukan dalam "Serat Sri Tanjung" yang ditulis pada abad ke-12 atau abad ke-13. Kata kadele juga ditemukan dalam "Serat Centhini", yang ditulis oleh juru tulis keraton Surakarta, R. Ng. Ronggo Sutrasno pada tahun 1814. Selain dalam karya sastra kuno tersebut, kata tempe juga ditemukan dalam kamus bahasa Jawa - Belanda yang berasal dari tahun 1875. Sedangkan dalam "Encyclopaedia van Nederlandsch Indie" tahun 1922, tempe diartikan sebagai kue rakyat dari kacang kedelai yang dibuat melalui proses peragian.
Ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan kapan pertama kali tempe dibuat. Ada yang berpendapat bahwa pertama kali tempe dibuat pada masa tanam paksa oleh Belanda di tanah Jawa. Dengan adanya tanam paksa tersebut, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan sebagai sumber pangan, termasuk kedelai. Sementara yang lain berpendapat, bahwa dari catatan sejarah diperkirakan tempe pertama kali dibuat oleh masyarakat pedesaan di Jawa, khususnya di daerah Kerajaan Mataram Jawa Tengah.
Cara Membuat Tempe. Tidak terlalu sulit untuk membuat tempe. Untuk mendapatkan hasil tempe yang bagus, dibutuhkan kedelai dan ragi tempe yang berkualitas bagus juga. Atau dengan kata lain, kedelai yang berkualitas akan menghasilkan tempe yang berkualitas pula. Berikut ini cara membuat tempe :
* Bahan yang dibutuhkan :
- 500 gram kedelai.
- 1 sendok teh ragi tempe.
- 1 sendok makan tepung beras.
- 1 sendok makan cuka.
* Cara pembuatan tempe :
- Bersihkan kedelai dari kotoran, cuci hingga bersih
- Rendam kedelai hingga mengembang dan kulit arinya mudah dilepaskan. Untuk mempercepat proses, kedelai bisa direndam dengan air panas selama kurang lebih 30 menit hingga 60 menit. Air panas akan mempermudah proses melepas kulit ari kedelai.
- Lepaskan kulit ari.
- Rebus kedelai yang telah dibersihkan dari kulit ari tersebut selama kurang lebih satu jam.
- Buang air rebusan. Keringkan kedelai hingga tidak ada uap air dalam kedelai tersebut. Untuk mempercepat proses pengeringan, tempatkan kembali kedelai rebus ke atas kompor dengan api yang sangat kecil, sampai air benar-benar kering. Campurkan cuka, aduk sampai rata. Fungsi cuka adalah sebagai anti micro bacteria, supaya spora dapat tumbuh tanpa gangguan.
- Dinginkan kedelai.
- Masukkan ragi dan tepung ke dalam kedelai. Campur hingga merata. Fungsi tepung beras adalah untuk menyerap kelembaban dan juga sebagai media pertumbuhan spora tempe. Kedelai yang basah bisa menyebabkan spora tidak tumbuh sempurna atau tempe menjadi busuk.
- Bungkus kedelai yang sudah tercampur ragi tempe. Media pembukus bisa dengan menggunakan daun pisang, daun jati, ataupun menggunakan plastis. Jika menggunakan plastik, plastik harus dilubangi supaya spora bisa bernafas. Melubangi plastik cukup dengan menusuk-nusukkan jarum secukupnya ke permukaan plastik.
- Simpan bakal tempe dengan alas dan tutup menggunakan serbet atau kain sampai spora tumbuh dengan sempurna. Setelah itu, buka penutup serbet atau kain tersebut. Suhu udara yang lebih hangat akan mempercepat proses fermentasi sehingga tempe akan lebih cepat jadi.
Beberapa Jenis Tempe. Terdapat beberapa jenis tempe yang dikenal oleh masyarakat di Indonesia, yaitu :
- Tempe kedelai. Jenis tempe yang paling populer, yang berasal dari proses fermentasi ragi pada kacang kedelai. Ragi yang digunakan adalah Rhizopus oligosporus. Ragi tempe berbeda dengan ragi yang dipakai dalam pembuatan roti atau tape.
- Tempe bongkrek. Jenis tempe ini merupakan tempe khas Jawa Tengah yang berbahan baku dari ampas kelapa. Memiliki warga hijau tua dan rasa yang gurih. Hanya saja, apabila pengolahan tempe bongkrek ini tidak benar maka akan membahayakan bagi orang yang mengkonsumsinya (dapat menimbulkan keracunan).
- Tempe gembus atau menjos. Jenis tempe ini dibuat dari bahan ampas tahu. Tempe gembus mempunyai tekstur yang empuk dan rasa yang gurih. Tempe gembus harus dikonsumsi minimal 28 jam setelah proses produksi selesai.
Semoga bermanfaat.