Demografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari permasalahan yang berkaitan dengan perubahan kependudukan yang meliputi kepadatan penduduk dalam suatu wilayah, usia, genetika, persebaran penduduk, lapangan pekerjaan, dan lain-lain dalam bentuk data statistik. Struktur penduduk dalam suatu wilayah akan selalu berubah-ubah. Perubahan tersebut pada umumnya disebabkan oleh proses demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi).
Proses demografi yang merupakan juga variabel utama demografi, adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan komposisi penduduk, seperti umur, gender, dan jumlah sebaran penduduk. Dari apa yang disebutkan di atas, variabel utama demografi adalah :
- kelahiran (fertilitas atau natalitas). Fertilitas ini berhubungan dengan kelahiran penduduk yang menyangkut jumlah bayi yang lahir hidup. Namun bisa juga, fertilitas diukur dari jumlah anak per pasangan.
- kematian (mortalitas). Mortalitas berkaitan erat dengan tingkat kematian penduduk yang ada pada suatu wilayah. Tidak semua kejadian kematian dicatat dalam demografi, seperti : jumlah keguguran dan "still birth" tidak dihitung sebagai suatu kematian.
- perpindahan penduduk (migrasi). Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah yang lain, baik untuk sementara waktu atau untuk menetap dalam waktu yang lama. Migrasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu migrasi nasional yang merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam satu negara, dan migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk dari satu negara ke negara yang lain.
Sumber Data Demografi. Dalam pengumpulan data-data yang diperlukan dalam demografi suatu wilayah atau negara, terdapat tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Sensus Penduduk.
Istilah sensus berasal dari bahasa Latin yaitu "cencere" yang berarti menilai, mengambil pajak. Tujuan diadakannya sensus adalah untuk mendapatkan data penduduk dalam suatu wilayah atau negara. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengartikan sensus sebagai pencatatan data demografi secara simultan oleh pemerintah pada suatu waktu khusus terhadap semua orang yang diam di dalam suatu wilayah tertentu. Terdapat dua jenis sensus (pencatatan data penduduk), yaitu :
- sensus de facto, merupakan pencatatan data penduduk yang nyata ada di tempat pada saat dilakukan pencatatan serentak, baik penduduk tetap maupun sementara.
- sensus de jure, merupakan pencatatan data penduduk yang ditujukan kepada penduduk yang resmi (permanen/tetap) tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
2. Survei Sampel Penduduk.
Survei merupakan penelitian ilmiah. Dalam kaitannya dengan demografi, survei dilakukan dengan mengambil sampel beberapa orang penduduk, tidak keseluruhan penduduk. Wilayah-wilayah sampel dicatat dan diteliti data penduduknya. Pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan sistem "random sampling" atau dengan sistem "stratifies sampling" atau sampling berlapis apabila populasi yang diambil sebagai sampel tidak homogen.
3. Sistem Registrasi.
Sistem registrasi bersifat suatu keharusan. Sistem registrasi tidak begitu rumit dibandingkan dua cara tersebut di atas. Hal ini karena sistem registrasi selalu dilakukan terus menerus secara berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan merupakan tugas yang bersifat rutin. Registrasi yang dilakukan pada umumnya adalah data mengenai kelahiran, kematian, migrasi, pernikahan, perceraian, dan lain sebagainya.
Teori Demografi. Terdapat beberapa teori tentang demografi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teori Kependudukan John Stuart Mill.
Teori John Stuart Mill menjelaskan tentang kaitan penduduk dengan kebahagiaan. Sedangkan berkaitan dengan pendidikan, John Stuart Mill menjelaskan bahwa pendidikan merupakan kemajuan dalam teori kependudukan, yang mana penduduk dan pendidikan memiliki korelasi yang sangat erat. Beberapa hal yang penting dalam membahas teori John Stuart Mill adalah sebagai berikut :
- John Stuart Mill menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Akan tetapi menurut John Stuart Mill, pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
- Apabila produktifitas seseorang tinggi, ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Sehingga dalam kondisi dan situasi seperti ini, kelahiran (fertilitas) akan rendah.
- Tidak benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan atau kemiskinan disebabkan karena sistem kapitalis.
- Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan tersebut hanya bersifat sementara saja. Solusinya dapat dilakukan dengan jalan mengimpor bahan makanan atau memindahkan sebagian penduduk dari wilayah tersebut ke wilayah yang lain.
- Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, John Stuart Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu, salah satunya adalah dengan cara meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat yang bersangkutan. Dengan meningkatnya pendidikan, maka secara rasional mereka akan mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan usaha dan pendapatan mereka.
2. Teori Konsekuensi Jeremy Bentham.
Teori Konsekuensi menyatakan bahwa masalah bermoral atau tidak, ditentukan berdasarkan konsekuensi tindakan tersebut. Untuk memilih apakah akan mengerjakan pilihan X atau Y, dibutuhkan pengetahuan tentang konsekuensi pekerjaan X dan Y, serta pengetahuan tentang konsekuensi yang terbaik. Demikian halnya dalam penjelasan masalah kependudukan.
3. Teori Kependudukan Karl Marx (Aliran Marxist).
Teori Marxist pada intinya tidak sepakat dengan, jika tidak diadakan pembatasan jumlah penduduk maka manusia akan kekuarangan pangan. Menurut Karl Marx, semakin banyak jumlah manusia, maka akan semakin banyak produksi pangan yang dihasilkan. Bantahan atau ketidak-sepakatan Karl Marx tersebut disampaikan dengan beberapa pendapat, yaitu :
- Membatasi pertumbuhan penduduk, populasi manusia tidak menekan makanan tetapi mempengaruhi kesempatan kerja.
- Menentang usaha-usaha moral restraint.
- Sistem kapitalis penyebab kemiskinan karena mengurangi upah buruh, dan mengganti buruh dengan tenaga mesin.
Dalam teorinya tersebut, Karl Marx memberikan alternatif masalah pangan, yaitu dengan melakukan penekanan pada perubahan sistem kapitalis ke sosialis, penguasaan alat-alat produksi oleh buruh, penolakan potongan gaji terhadap kaum buruh.
Demikian penjelasan berkaitan dengan sumber daya demografi serta teori-teori demografi.
Semoga bermanfaat.