Gangguan jiwa merupakan suatu kondisi adanya gejala klinis berupa sindroma pola perilaku dan pola psikologik yang sangat berkaitan dengan adanya rasa tidak nyaman, rasa nyeri, dan rasa tidak tenteram. Sedangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mengartikan gangguan jiwa sebagai perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
Gangguan jiwa dapat menyerang siapa saja. Perwujudan dan keparahan gejala gangguan jiwa antara orang yang satu dengan orang yang lain akan berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing orang memiliki daya tahan yang berbeda dalam menangani tekanan hidup atau stres yang dihadapinya. Selain juga karena jenis gangguan jiwa yang dialami antara orang yang satu dengan orang lain juga berbeda.
Jenis Gangguan Jiwa. Terdapat banyak jenis gangguan jiwa yang bisa menyerang dan dialami oleh seseorang. Jenis gangguan jiwa tersebut diantaranya adalah :
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder).
Orang yang menderita gangguan kecemasan biasanya akan takut pada benda atau situasi tertentu. Dalam kondisi tersebut penderita gangguan kecemasan akan mengeluarkan banyak keringat, detak jantung semakin cepat, merasa pusing, susah berkonsentrasi, susah tidur, dan merasa cemas serta kuatir. Penyebab maupun sumber kecemasan biasanya tidak diketahui.
- Maslim menyatakan bahwa kecemasan merupakan pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan sebaik-baiknya.
- Rowlins berpendapat bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa kuatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik.
- Sundeen mengidentifikasi rentang respon kecemasan ke dalam empat tingkatan, yaitu kecemasan ringan, sedang, berat, dan panik.
2. Gangguan Stres Pasca Trauma (Post Traumatic Stress Disorder).
Gangguan stres pasca trauma merupakan kondisi yang dapat berkembang setelah kejadian traumatis. Kejadian traumatis tersebut seperti kekerasan, pelecehan, bencana alam, dan lain sebagainya. Orang yang mengalami gangguan stres pasca trauma sering memiliki pikiran dan kenangan abadi yang menakutkan bila dihadapkan kembali dengan kondisi tertentu yang membuatnya trauma.
3. Depresi.
Depresi merupakan suatu keadaan di mana alam perasaan seseorang terganggu. Banyak ahli yang telah mendefinisikan tentang apa yang dimaksud dengan depresi, diantaranya adalah :
- Hawari, mendefinisikan depresi sebagai suatu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemutungan, keleluasaan, ketiadaan semangat hidup, perasaan tidak berguna, putus asa, dan lain sebagainya.
- Kaplan, mendefinisikan depresi sebagai satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
- Nugroho, mendefinisikan depresi sebagai suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam.
Depresi merupakan gangguan patologis terhadap suasana hati (mood) yang mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak-berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang.
4. Skizofrenia.
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Menurut Maramis, skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai di mana-mana sejak dahulu kala, akan tetapi pengetahuan kita tentang sebab musabab dan patogenisanya sangat kurang.
5. Kleptomania.
Kleptomania merupakan bentuk gangguan jiwa di mana penderita memiliki keinginan untuk memiliki barang orang lain, sehingga mendorong dirinya untuk mencuri. Dorongan atau keinginan untuk mencuri tersebut berasal dari dalam diri secara spontan dan sulit untuk dikendalikan. Barang yang dicuri tidak melihat apakah dia membutuhkan atau tidak, seorang kleptomania hanya merasakan kepuasan karena telah dapat mencuri barang orang lain.
6. Anti Sosial (Sociopathy).
Anti sosial merupakan gangguan jiwa di mana penderita takut pada sekelompok orang atau takut berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa jenis ini, biasanya memiliki sifat tidak empati, suka menghina orang lain, merasa orang lain di bawahnya, sinis, sifat acuh tak acuh, agresif, dan tidak bisa beradaptasi dalam masyarakat.
7. Gangguan Psikosomatik.
Gangguan psikosomatik disebut juga dengan neurosa organ atau gangguan psikofisiologik, karena pada gangguan psikosomatik biasanya hanya fungsi faaliah saja yang terganggu. Maramis mengatakan bahwa gangguan psikosomatik merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah.
8. Gangguan Mental Organik.
Gangguan mental organik merupakan gangguan fungsi jaringan otak yang dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau di luar otak. Maramis menyebutkan bahwa gangguan mental organik merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Pembagian menjadi psikotik dan non psikotik lebih menunjukkan pada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu dari pada pembagian akut dan menahun.
9. Gangguan Kepribadian (Psikopatia).
Gejala-gejala gangguan kepribadian dan gejala-gejala neurosa hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi maupun rendah. Gangguan kepribadian, neurosa, dan gangguan intelegensi sebagian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Orang dengan gangguan kepribadian memiliki pola pikir, perasaan, atau perilaku yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang lain. Jenis gangguan kepribadian dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
- tipe eksentrik atau aneh, misalnya gangguan kepribadian paranoid, skizoid, skizotipal, dan anti sosial.
- tipe dramatis atau emosional, misalnya gangguan kepribadian narsistik, histrionik, dan borderline (ambang).
- tipe cerdas dan takut, misalnya gangguan kepribadian obsesif kompulsif, avoidant (menghindar), dan dependen.
10. Self Injury.
Self injury merupakan gangguan jiwa di mana penderitanya cenderung ingin melukai dirinya sendiri dan dapat membahayakan nyawanya sendiri. Hal tersebut terjadi karena penderita self injury merasa apabila ia melukai tubuhnya maka rasa sakit emosionalnya juga teratasi. Seseorang yang mengalami self injury memiliki tingkat agresifitas yang tinggi, hipersensitif, membenci dirinya sendiri, kesulitan mengontrol emosi, dan dipicu oleh stres yang berat.
11. Demonomania.
Demonomania merupakan gangguan jwa yang sangat erat hubungannya dengan eksistensi makhluk atau alamm ghaib. Orang yang menderita gangguan kejiwaan jenis ini akan selalu memiliki perasaan ketakutan yang berlebihan, bahkan ketakutan tubuhnya akan dirasukin oleh roh jahat dari alam ghaib. Orang yang mengalami demonomania akan semakin parah setelah ia melihat film-film horor, membaca buku tetang makhluk alam ghaib atau mendengar cerita-cerita yang menakutkan.
12. Aboulomania.
Aboulomania merupakan gangguan jiwa di mana seseorang dalam kondisi selalu merasa kesulitan ketika hendak mengambil suatu keputusan, bahkan untuk keputusan mengenai hal yang sederhana sekalipun.
13. Enosimania.
Enosimanisa merupakan bentuk ganguan jiwa di mana seseorang memiliki ketakutan pada pendapat orang lain, kritik, atau komentar tentang dirinya. Orang dengan enosimania memiliki kehati-hatian karena takut salah atau disalahkan.
14. Ablutomania.
Ablutomania merupakan gangguan jiwa yang dialami seseorang yang berkaitan dengan suatu kondisi untuk selalu membersihkan tubuhnya. Sebetulmnya ablutomania merupakan hal yang positif, tapi akan sangat merepotkan dan mengganggu apabila ketakutan terhadap kotor atau kuman datang dalam skala perdetik yang berdampak pada keinginan untuk membesihkan tubuh secara intens.
15. Climomania.
Climomania berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti "obsesi tidur". Jadi seseorang yang mengalami climomania akan cenderung memiliki keinginan untuk berlama-lama di atas kasur.
16. Gamomania.
Gamomania merupakan bentuk gangguan jiwa di mana seseorang terobsesi untuk mengajukan pernikahan. Seseorang yang mengalami gamomania biasanya biasanya memiliki obsesi untuk mengajukan atau mengajak menikah kepada orang-orang yang berbeda dalam waktu yang sama. Dalam banyak kasus, gamomania dapat memicu terjadinya poligami.
17. Psikopat.
Psikopat merupakan suatu bentuk gangguan jiwa di mana penderitanya mempunyai obsesi mengerikan dan merugikan orang disekitarnya. Orang dengan gangguan psikopat tidak memiliki empati, tidak bertanggung jawab, dan hanya peduli dengan keinginan dan kesenangan pribadinya. Orang yang psikopat biasanya memiliki kecerdasan yang tinggi dan mampu mempelajari keadaan sekitar dengan sangat baik untuk memenuhi kebutuhannya, egois, tidak berperasaan, mudah emosi dan pendendam, penuh dengan trik pintar, dan suka membuat masalah. Seorang psikopat sangat pandai menyembunyikan dirinya dalam masyarakat. Mereka cenderung suka sendiri dan bersosialisasi hanya untuk kebutuhannya.
18. Gangguan Obsesif Kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder).
Gangguan obsesif kompulsif merupakan bentuk gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya pikiran dan obsesi yang tidak terkendali akan sesuatu, sehingga mendorong orang untuk melakukan secara berulang-ulang. Orang yang mengalami gangguan obsesif kompulsif sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Ada pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan memasuki pikiran dan menyebabkan rasa cemas, jijik, atau tidak senang. Orang dengan gangguan obsesif kompulsif akan terganggu oleh pemikiran konstan atau ketakutan yang menyebabkan mereka melakukan ritual atau rutinitas tertentu.
Yosep, gangguan jiwa digolongkan menjadi dua jenis yaitu :
- Neurosis, yaitu kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis di mana tidak ada stimulus yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut.
- Psikosis, yaitu gangguan penilaian yang menyebabkan ketidak-mampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya, sehingga penderita akan menyimpulkan suatu realita baru menurut diri penderita sendiri. Psikosis juga merupakan suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan dengan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut.
Sedangkan Maslim, menggolongkan gangguan jiwa menjadi beberapa jenis, yaitu :
- gangguan mental organik dan simtomatik.
- skizofrenia.
- ganggua skizotipal dan gangguan waham.
- gangguan suasana perasaan.
- ganggua neurorik.
- gangguan somatoform.
- sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik.
- gangguan kepribadian kepribadian dan perilaku masa dewasa.
- retardasi mental.
- gangguan perkembangan psikologis.
- gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak-kanak dan remaja.
Gangguan Jiwa Yang Sering Dialami Perempuan. Dari berbagai jenis gangguan jiwa tersebut, ada tiga jenis gangguan jiwa yang banyak dialami oleh kaum perempuan, yaitu :
1. Depresi.
Berdasarkan hasil penelitian, perempuan 75 % sangat rentan mengalami depresi dibandingan dengan pria. Selain karena faktor hormonal, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti faktor keluarga.
2. Gangguan Kecemasan.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, perempuan 60 % lebih mungkin untuk mengalami gangguan kecemasan. Hal tersebut terjadi karena perempuan cenderung memendam emosi yang dirasakan dibandingkan langsung meluapkannya.
3. Gangguan Stres Pasca Trauma.
Berdasarkan penelitian, perempuan 10 % lebih mungkin untuk mengalami gangguan stres pasca taruma. Hal ini adalah gangguan jiwa yang terjadi setelah seseorang mengalami kejadian yang traumatis, seperti kecelakaan berat, pelecehan, dan lain sebagainya.
Semoga bermanfaat.