Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari sekedar suatu kondisi sedih. Depresi dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sosial seseorang. Menurut Kartono yang dimaksud dengan depresi adalah kondisi muramnya hati seperti kesenduan, kepedihan, dan perasaan yang buram yang bersifat patologis, yang biasanya ditimbulkan oleh rasa sakit hati yang teramat dalam, trauma psikis, rasa bersalah, dan rasa inferior. Jika depresi tersebut psikotis sifatnya maka disebut melankholi.
Depresi merupakan masalah yang dialami oleh banyak orang, pada berbagai tingkat usia dan berbagai kelas sosial. Seseorang yang mengalami depresi pada umumnya akan menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas. Beberapa orang yang mengalami depresi terkadang tidak memperlihatkan gejala depresi, tetapi beberapa orang lainnya memperlihatkan gejala depresi bahkan cenderung berlebihan.
Jenis Depresi. Terdapat beberapa jenis depresi yang sering dialami oleh manusia. Beberapa jenis depresi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Depresi Mayor.
Depresi mayor atau major depressive disorder atau disebut juga dengan depresi berat atau depresi klinis merupakan salah satu jenis depresi yang paling sering terdiagnosis. Penyebab pasti dari depresi mayor belum dapat diketahui dengan pasti. Hanya saja, beberapa hal yang dapat memicu depresi mayor diantaranya seperti faktor keturunan, pengalaman buruk (trauma psikologis), serta gangguan susunan kimiawi dan biologis otak.
Gejala depresi mayor biasanya ditandai dengan hilangnya nafsu makan, badan lemas sehingga tidak ada motivasi untuk beraktivitas atau bekerja seperti biasa, menyendiri atau menghindar dari orang-orang bahkan dari keluarga. Lebih spesifik, seseorang yang mengalami depresi mayor apabila ia mengalami gejala kesedihan, keputus-asaan, dan kesepian selam dua minggu berturut-turut.
Depresi mayor terdiri dari dua jenis, yaitu :
- atypical depression. Atypical depression merupakan jenis depresi yang tidak mengikuti gejala-gejala khas yang timbul dari gejala depresi. Seseorang yang mengalami depresi atipikal memiliki tanda-tanda makan terlalu banyak, tidur terlalu banyak, suasana hati yang sangat reaktif, dan terlalu sensitif terhadap adanya penolakan. Seseorang yang mengalami depresi atipikal ini juga mendapati dirinya tiba-tiba bersemangat saat menghadapi peristiwa yang positif.
- melancholic depression. Kebalikan dari atypical depression, seseorang yang mengalami depresi jenis ini akan memiliki ganguan tidur dan cenderung selalu merenungkan hal-hal yang membuat mereka bersalah. Depresi jenis ini biasanya meyerang orang yang sudah berusia senja.
2. Depresi Kronis.
Depresi kronis atau disebut juga dengan persistent depressive disorder atau dysthymia merupakan salah satu dari jenis depresi yang sering juga terdiagnosis selain depresi mayor atau depresi berat. Hanya bedanya, jenis depresi kronis pada umumnya telah dialami oleh seseorang selama dua tahun berturut-turut atau lebih.
Ada banyak faktor pemicu munculnya depresi jenis ini, seperti faktor keturunan, gangguan kesehatan jiwa lainnya (seperti gangguan bipolar dan kecemasan), trauma, cidera fisik di kepala, memiliki penyakit kronis. Depresi kronis biasanya tidak terlalu mengganggu pola aktivitas penderitanya, akan tetapi cenderung mempengaruhi kualitas kehidupan penderitanya, seperti sulit konsentrasi, pola pikir terganggu, mudah putus asa, dan lain sebagainya.
3. Gangguan Bipolar.
Gangguan bipolar atau bipolar disorder merupakan gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan adanya peningkatan suasana hati abnormal dalam jangka waktu tertentu. Pada gangguan bipolar, penderita bisa mengalami dua kondisi yang saling bertolak belakang yaitu depresi dan mania.
- Kondisi depresi pada gangguan bipolar ditunjukkan dengan sensasi tidak berdaya, putus asa, serta kesedihan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan seseorang yang mengalami kondisi ini akan mengurung diri di kamar, tidak punya nafsu makan, dan lain sebagainya.
- Kondisi mania ditandai dengan munculnya perilaku atau emosi yang meluap-meluap, seperti rasa kegembiraan atau kesedihan yang berlebihan yang tidak dapat dikendalikan. Periode mania bisa terjadi dalam kondisi ringan (hypomania) sampai pada kondisi yang ekstrem (berat) sehingga menyebabkan kerusakan pada kehidupan penderitanya. Dalam kondisi seperti tersebut, gangguan bipolar akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengenali realitas. Seseorang yang mengalami gangguan bipolar dalam kategori berat membutuhkan perawatan di rumah sakit.
4. Depresi Setelah Melahirkan.
Depresi setelah melahirkan atau postpartum depression merupakan jenis depresi yang bisa dialami oleh perempuan pasca melahirkan atau psikosis pasca melahirkan, yaitu suatu kondisi di mana seorang perempuan mengalami episode suasana hati yang disertai dengan kebingungan, halusinasi atau delusi. Hal tersebut diakibatkan karena kehamilan dapat membawa perubahan hormonal secara signifikan, dan hal tersebut yang mempengaruhi suasana hati seorang perempuan.
Depresi setelah melahirkan tersebut juga dapat dialami oleh seorang laki-laki, sebagai akibat dari perubahan lingkungan, seperti perubahan peran dan gaya hidup setelah menjadi orang tua. Depresi setelah melahirkan biasanya terjadi di tahun pertama kelahiran anak dan biasanya segera menghilang setelah orang tua mulai terbiasa.
5. Depresi Situasional.
Depresi situasional merupakan jenis depresi yang tidak menentu, yang disebabkan oleh respon otak terhadap stres. Jenis depresi situasional ini ditandai dengan munculnya gejala depresi, seperti murung, adanya perubahan pola tidur, serta adanya perubahan pola makan disaat adanya kejadian yang memberikan tekanan mental yang cukup tinggi. Sedangkan pemicu daru depresi situasional ini, setiap orang berbeda-beda, tergantung dari situasi yang mereka alami yang menyebabkan depresi, seperti kehilangan pekerjaan, penyesuaian diri denga lingkungan baru, dan lain sebagainya.
6. Gangguan Suasana Hati Musiman.
Gangguan suasana hati musiman atau seasonal effective disorder ini muncul sebagai akibat atau berkaitan dengan perubahan waktu atau musim, seperti dari musim panas ke musim dingin. Depresi jenis ini akan membaik dengan sendirinya ketika musim atau cuaca telah kembali seperti semula.
7. Treatment Resistant Depression.
Depresi jenis ini menurut dokter Sarah Noble dapat terjadi karena faktor keturunan atau karena pengaruh lingkungan. Penderita depresi jenis ini tidak selalu siap untuk mendapatkan penangan. Seringali setelah mendapatkan obat antidepresi atau terapi lain, depresi ini tetap bertahan. Untuk menangani depresi jenis ini harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk memastikan diagnosis yang tepat, sehingga dokter dapat mengidentifikasi penyebab gangguan kejiwaan tersebut dan gejala-gejalanya.
8. Disruptive Mood Dysregulation Disorder.
Depresi jenis ini biasanya dialami oleh anak-anak. Apabila seorang anak mengalami depresi ini, maka anak tersebut akan menjadi suka berteriak dan mengalami temper tantrum. Anak yang mengalami depresi jenis ini akan sering marah-marah setiap hari dan kesulitan dalam berteman. Depresi jenis ini dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan, psikoterapi, serta pelatihan terhadap orang tua agar orang tua tersebut siap menangani kebiasaan anak yang mengalami depresi jenis ini.
Sedangkan menurut National Institute of Mental Health, depresi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
- Gangguan Distimik (Dysthymic Disorder). Gangguan distimimik yaitu suatu kondisi kronis pada seseorang yang ditandai dengan gejala depresi yang sering terhadi dan hampir sepanjang hari, setidaknya selama dua tahun lamanya.
- Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorder). Gangguan depresi mayor yaitu suatu kondisi depresi berat pada seseorang yang ditandai dengan gejala sulit tidur, sulit bekerja, mood rendah, rasa rendah diri, kehilangan minat pada kegiatan normal, tidak bersemangat, dan umumnya terjadi setidaknya dua minggu.
Semoga bermanfaat