Gingivitis adalah peradangan atau inflamasi pada gusi yang ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan warna gusi. Gingivitis jarang menyebabkan atau jarang dibarengi dengan rasa sakit, sehingga seringkali tidak disadari oleh penderitanya.
Istilah gingivitis secara terminologi terdiri dari "gingiva" yang berarti gusi dan "itis" yang berarti radang. Sehingga gingivitis dapat diartikan sebagai radang gusi. Goldman dan Cohen mengartikan gingivitis sebagai peradangan pada gusi yang diakibatkan oleh akumulasi bakteri dalam plak sepanjang gingiva margin. Sedangkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengartikan gingivitis sebagai peradangan pada gingiva (gusi) yang menunjukan adanya tanda-tanda penyakit atau kelainan pada gingiva (gusi). Gingivitis termasuk salah satu penyakit periodontal, yang mempengaruhi kesehatan periodontium (jaringan sekitar gigi yang terdiri dari gusi, jaringan lunak, dan tulang).
Tahapan-tahapan Gingivitis. Terdapat beberapa tahapan gingivitas, yaitu
- Lesi awal (permulaan). Perubahan akan terlihat di sekitar pembuluh darah gingiva (gusi) yang kecil di sebelah apikal dan epitelium jungtional. Pembuluh mulai bocor dan kolagen perivaskuler mulai menghilang, digantikan oleh beberapa sel inflamasi, sel plasma, limfosit, dan protein serum.
- Gingivitis tahap awal. Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva dan migrasi polymorphonuclear neutrophils.
- Gingivitis tahap lanjut. Dalam waktu 2-3 minggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Perubahan mikroskopik terus berlanjut. Pada tahap ini jumlah makrofag meningkat dan dapat ditemukan sel mast. Gingiva (gusi) mulai berwarna merah, bengkak, dan mudah berdarah.
Jenis Gingivitis. Gingivitis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- Gingivitis Akut, yang terdiri dari Gingivitis Ulseratif Nekrosis Akut dan Gingivostomatitis Herpetis Akut.
- Gingivitis Kronis, yang terdiri dari gingivitis simpel atau tidak berkompilasi, gingivitis berkompilasi, dan gingivitis deskuamatif.
- Gingivitis yang tidak berkaitan dengan plak atau bakteri.
Faktor Resiko Gingivitis. Gingivitis dapat menyerang siapa saja. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami gingivitis, diantaranya adalah :
- kesehatan mulut yang tidak terjaga.
- pemakaian gigi palsu yang tidak pas.
- mengidap diabetes.
- kurang nutrisi.
- adanya infeksi akibat jamur atau virus tertentu.
- kekebalan tubuh yang menurun.
- pengaruh usia.
- dan lain sebagainya.
Gejala Gingivitis. Gusi yang sehat pada umumnya keras dan berwarna merah muda pucat. Gingivitis biasanya tidak disertai dengan rasa sakit, sehingga penderita tidak menyadarinya. Apabila gusi mengalami pembengkakan, berwarna kehitaman, dan mudah berdarah bisa jadi itu merupakan gejala gingivitis. Jadi secara umum gejala gingivitis adalah sebagai berikut :
- gusi bengkak.
- gusi rentan mengalami pendarahan, misalnya pada saat menggosok gigi atau saat menggunakan benang gigi.
- terjadi perubahan warna pada gusi, yang semula berwarna merah muda menjadi merah kehitaman.
- napas bau (mulut bau).
Penyebab Gingivitis. Pada umumnya gingivitis disebabkan karena buruknya kebersihan oral, sehingga mengakibatkan :
- penumpukan plak pada gigi.
- sisa makan yang menempel pada gigi.
- bakteri.
- adanya karang gigi.
Plak pada gigi terbentuk dari kumpulan bakteri dan sisa-sisa makanan makanan yang menempel pada permukaan gigi. Lapisan plak ini biasanya akan hilang dengan menyikat gigi. Tetapi apabila dibiarkan menempel pada gigi, plak dapat mengeras dan membentuk karang gigi, yang hanya bisa dibersihkan oleh dokter gigi. Karang gigi memiliki lapisan luar yang lebih tebal, sehingga bakteri dan kuman di dalamnya akan terlindungi dan semakin berkembang biak. Bakteri dan kuman inilah yang akan mengiritasi lapisan gusi dan menyebabkan gingivitis (radang gusi). Selain itu gingivitis juga dapat disebabkan karena :
- cara menyikat gigi yang salah.
- bernafas melalui mulut, karena bernafas melalui mulut menyebabkan gigi menjadi kering dan gusi mudah teriritasi.
- faktor hormonal, kehamilan, gangguan serta defisiensi nutrisi, diabetes, dan lain sebagainya.
Pencegahan Terhadap Gingivitis. Sebagaimana nasehat dalam pepatah "lebih baik mencegah daripada mengobati", maka terhadap gingivitis-pun dapat dilakukan pencegahan. Berapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terserangnya gingivitis adalah sebagai berikut :
- menyikat gigi setidaknya dua kali sehari.
- membersihkan sela gigi dengan benang gigi setiap hari.
- melakukan pemeriksaan gigi secara rutin.
Pengobatan Gingivitis. Apabila sudah terserang atau menderita gingivitis, sebaiknya segara dibawa ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. Dokter gigi akan melakukan penanganan medis dengan memeriksa dan memastikan :
- Apabila penyebab gingivitis adalah plak atau karang gigi, maka dokter akan menanganinya sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi. Dokter gigi akan membersihkan plak dan karang gigi dengan seksama.
- Apabila ada gigi pasien yang berlubang atau gigi palsu yang rusak, maka dokter gigi akan melakukan penambalan serta perbaikan gigi palsu agar kesehatan mulut dapat terjaga.
- Apabila penyebab gingivitis adalah kekurangan vitamin C dan niasin, maka diberikan tambahan vitamin.
Setelah diadakan penangan medis oleh dokter gigi, selanjutnya di rumah penderita gingivitis dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
- melakukan pembersihan dental sesuai dengan jadwal yang telah direkomendasaikan oleh dokter.
- menggunakan sikat gigi halus dan menggantinya setidaknya 3 - 4 bulan sekali.
- menyikat gigi 2 kali sehari, atau setiap setelah makan.
- membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi sekali setiap hari.
- menggunakan obat kumur antiseptik, jika direkomendasikan oleh dokter gigi.
- menggunakan pembersih interdental, seperti tusuk gigi yang dikhususkan untuk membersihkan sela gigi.
- mempertimbangkan untuk menggunakan sikat gigi elektrik yang dapat lebih efektif mengangkat plak dan tartar.
Jika hal tersebut rutin dilakukan dan konsisten dalam menjaga kebersihan gigi, maka dalam beberapa hari jaringan gusi yang rusak akan sehat kembali.
Gingivitis atau radang gusi harus sesegera mungkin diobati. Gingivitis yang dibiarkan begitu saja dapat berpotensi berkembang menjadi periodontitis, yaitu inflamasi pada jaringan pengikat di dalam gusi dan pada tulang sekitar gigi, yang umumnya berujung pada gigi tanggal.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian gingivitis (radang gusi), penyebab dan pengobatannya.
Semoga bermanfaat.