Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari hubungannya dengan sesama manusia yang lain maupun hubungan dengan kelompoknya. Hubungan yang terjalin tersebut disebut sebagai interaksi sosial. Menurut Soerjono Soekanto yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu dengan kelompok.
Interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan individu lainnya maupun yang terjadi antara individu dengan kelompok akan membentuk suatu sistem sosial yang saling mempengaruhi. Hal tersebut ditegaskan oleh Walgito dalam pendapatnya yaitu bahwa adanya hubungan timbal balik dalam interaksi sosial dapat memberikan pengaruh terhadap individu atau kelompok lain. Interaksi sosial juga berpengaruh terhadap kelompok dengan kelompok lain yang saling berhubungan.
Interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan individu lainnya maupun yang terjadi antara individu dengan kelompok akan membentuk suatu sistem sosial yang saling mempengaruhi. Hal tersebut ditegaskan oleh Walgito dalam pendapatnya yaitu bahwa adanya hubungan timbal balik dalam interaksi sosial dapat memberikan pengaruh terhadap individu atau kelompok lain. Interaksi sosial juga berpengaruh terhadap kelompok dengan kelompok lain yang saling berhubungan.
Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja, di rumah, sekolah, tempat kerja, angkutan umum, dan lain sebagainya. Interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia terdiri dari dua bentuk, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif. Dalam artikel ini, hanya akan menguraikan tentang interaksi sosial disosiatif.
Interaksi Sosial Disosiatif. Interaksi sosial disosiatif merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang mengarah kepada suatu perpecahan antar individu maupun kelompok. Interaksi sosial disosiatif mempunyai sifat negatif. Interaksi sosial disosiatif dapat dibedakan menjadi :
1. Persaingan (Competition).
Persaingan merupakan proses sosial yang terjadi ketika dua pihak atau lebih saling berlomba untuk melakukan sesuatu guna mencapai kemenangan tertentu, tanpa disertai dengan ancaman atau benturan fisik. Persaingan terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Proses mendapatkan sesuatu tersebut dilakukan dengan cara yang sehat dan sportif. Persaingan yang dilakukan dengan disertai ancaman atau kekerasan disebut dengan persaingan tidak sehat, dan sudah bukan merupakan suatu bentuk persaingan lagi melainkan suatu permusuhan.
Fungsi persaingan diantaranya adalah sebagai berikut :
- sebagai proses seleksi individu yang pantas untuk mendapatkan sesuatu, seperti kedudukan atauu jabatan, peran, dan lain-lain.
- menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang menginginkan suatu yang sama yang jumlahnya terbatas.
- menyalurkan kepentingan dan nilai dalam masyarakat.
2. Kontroversi (Controvertion).
Kontroversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Kontroversi juga merupakan suatu sikap menentang yang tersembunyi agar tidak terjadi perselisihan atau konflik secara terbuka. Kontroversi adalah bagian dari proses sosial yang ditandai dengan rasa ketidak-pastian, keraguan, penolakan, serta penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Kontroversi dapat terjadi karena adanya perbedaan pendirian diantara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain dalam masyarakat atau bisa juga perbedaan pendirian terhadap seluruh anggota masyarakat. Menurut Leopald von Wiese dan Howard Becker, kontroversi dapat dibedakan menjadi lima bentuk, yaitu :
- kontroversi umum, misalnya perlawanan, penolakan, protes, dan pihak lawan.
- kontroversi sederhana, misalnya menyangkal pendapat orang di depan umum.
- kontroversi intensif, misalnya penyebarluasan berita yang tidak benar (hoax).
- kontroversi rahasia, misalnya membocorkan rahasia pihak lain.
- kontroversi taktis, misalnya provokasi dan intimidasi.
3. Pertentangan (Konflik).
Pertentangan merupakan proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan, dengan disertai paksaan atau kekerasan. Pertentangan dapat terjadi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar antar individu, perbedaan kebudayaan, maupun adanya perubahan sosial yang cepat, sehingga menimbulkan disorganisasi sosial serta menciptakan adanya jurang pemisah diantara kedua belah pihak.
Pertentangan akan memuncak apabila keinginan-keinginan dari individu atau kelompok tersebut tidak dapat diakomodasi dan tidak tercapai adanya suatu kesepakatan tertentu sebagai jalan keluarnya. Akibatnya, individu atau kelompok tersebut akan menggunakan ancaman atau kekerasan untuk memaksakan keinginannya. Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk, sebagai berikut :
- pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang terjadi pada individu yang sejak awal sudah merasa tidak menyukai individu yang lain.
- pertentangan rasial, yaitu pertentangan yang terjadi karena kepentingan kebudayaan.
- pertentangan antar kelas sosial, yaitu pertentangan yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan sosial.
- pertentangan politik, yaitu pertentangan yang terjadi karena adanya perbedaan antar golongan dalam masyarakat.
- pertentangan yang bersifat internasional, yaitu pertentangan yang terjadi yang disebabkan karena adanya kepentingan negara lain yang menyangkut kepentingan nasional atau kedaulatan suatu negara.
4. Pertikaian.
Pertikaian merupakan proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontroversi. Pertikaian merupakan bentuk perselisihan yang dilakukan secara terbuka. Pertikaian dapat terjadi karena adanya perbedaan yang tajam di antara kelompok tertentu dalam masyarakat. Adanya perbedaan yang tajam tersebut menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga mendorong individu atau kelompok tertentu untuk melakukan tindakan penyerangan fisik terhadap individu atau kelompok lainnya.
Interaksi sosial yang terjadi akan selalu menimbulkan dampak bagi individu maupun kelompok masyarakat yang terlibat. Dampak yang timbul dari proses interaksi sosial dapat berupa dampak positif yang termasuk dalam kelompok interaksi sosial asosiatif, maupun dapat negatif yang termasuk dalam kelompok interaksi sosial disosiatif.
Namun begitu, untuk sampai dikatakan terjadi suatu interaksi sosial haruslah memenuhi dua unsur sebagai syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu :
Namun begitu, untuk sampai dikatakan terjadi suatu interaksi sosial haruslah memenuhi dua unsur sebagai syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu :
- adanya kontak sosial.
- adanya komunikasi.
dengan demikian interaksi sosial mempunyai ciri-ciri yaitu dilakukan oleh dua orang atau lebih, terdapat komunikasi antar pihak yang terlibat, memiliki maksud dan tujuan, memiliki dimensi waktu serta ada reaksi timbal balik yang ditimbulkan.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian interaksi sosial disosiatif sebagai salah satu bentuk dari interaksi sosial.
Semoga bermanfaat.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian interaksi sosial disosiatif sebagai salah satu bentuk dari interaksi sosial.
Semoga bermanfaat.