Bentuk Dan Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang dinamis yang terjadi antara individu dengan  individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial yang terjadi tersebut merupakan kegiatan di mana individu akan menyesuaikan dan menginterprestasikan bagaimana dan apa yang akan dilakukan dalam menanggapi sesuatu demi menjalin hubungan dengan individu lain atau kelompok.

Menurut Bonner yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah dan atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya. Interaksi sosial bisa juga dikatakan sebagai hubungan timbal balik antar dua individu atau lebih. Interaksi sosial dapat terjadi dalam beberapa bentuk.

Bentuk Interaksi Sosial. Interaksi sosial yang terbentuk dalam antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dan kelompok dalam masyarakat dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu :

1. Interaksi Sosial Asosiatif.
Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan suatu kesatuan, yang memiliki sifat positif, yaitu mendukung seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Interaksi sosial asosiatif dapat berupa :
  • Kerja sama (Cooperation). Kerja sama adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang sama, dan timbul dari kesadaran akan manfaat untuk dirinya maupun orang lain. 
  • Akomodasi (Accomodation). Akomodasi merupakan proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok dalam meredakan konflik atau pertentangan.  
  • Asimilasi (Assimilation). Asimilasi merupakan percampuran antara dua kebudayaan yang melebur menjadi suatu kebudayaan baru. 
  • Akulturasi (Aculturation). Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing tersebut diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

2. Interaksi Sosial Disosiatif.
Interaksi sosial disosiatif merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang mengarah kepada suatu perpecahan antar individu maupun kelompok. Interaksi sosial disosiatif mempunyai sifat negatif. Interaksi sosial disosiatif dapat dibedakan menjadi :
  • Persaingan (Competition). Persaingan merupakan proses sosial yang terjadi ketika dua pihak atau lebih saling berlomba untuk melakukan sesuatu guna mencapai kemenangan tertentu, tanpa disertai dengan ancaman atau benturan fisik.  
  • Kontroversi (Controvertion). Kontroversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada di antara  persaingan dan pertentangan atau konflik. 
  • Pertentangan (Konflik). Pertentangan merupakan proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan, dengan disertai paksaan atau kekerasan.  
  • Pertikaian. Pertikaian merupakan proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontroversi. Pertikaian merupakan bentuk perselisihan yang dilakukan secara terbuka. 

Selain kedua bentuk interaksi sosial tersebut di atas, terdapat juga beberapa perbedaan yang terbentuk sebagai akibat dari adanya interaksi sosial, yaitu sebagai berikut : 
  1. Accidental disebut juga kontak sosial, yaitu interaksi sosial yang terjadi dengan tidak sengaja serta tidak direncanakan, dan mungkin tidak akan pernah terulang. 
  2. Repeated atau diulang, yaitu interaksi sosial yang pasti terjadi dari waktu ke waktu, yang sifatnya tidak direncanakan.
  3. Regular atau biasa, yaitu interaksi sosial yang terjadi secara rutin, sifatnya tidak direncanakan dan sangat umum.
  4. Regulated atau diatur, yaitu interaksi sosial yang terjadi karena telah diatur, sifatnya direncanakan dan diatur oleh adat atau hukum.

Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi Sosial. Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mendorong sehingga memunculkan proses terjadinya interaksi sosial. Faktor-faktor tersebut adalah :
  1. Imitasi, yaitu tindakan sosial meniru sikap, tindakan, dan tingkah laku atau penampilan fisik sosial seseorang. Sebagai suatu proses adakalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru tersebut individu-individu yang baik menurut pandangan umum dan masyarakat. Demikian sebaliknya, imitasi akan berdampak negatif apabila individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum dan masyarakat.
  2. Sugesti, yaitu pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain, yang berakibat pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti  pengaruh atau pandangan tersebut dan akan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir yang panjang. Sugesti biasanya diperoleh dari orang-orang yang memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya.
  3. Identifikasi, yaitu proses untuk melakukan perincian kesamaan identik dengan seseorang yang menginspirasinya. Identifikasi dapat dikatakan hampir sama dengan imitasi, hanya saja dalam proses identifikasi, imitasi dilakukan sebagai tahap awal yang hanya sementara atau sesaat saja. Identifikasi melibatkan proses kejiwaan yang begitu dalam.
  4. Simpati, yaitu proses kejiwaan dari seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain  baik karena penampilan, sikap, wibawa, atau tindakannya. Proses simpati dapat berkembang jika dalam keadaan saling pengertian.
  5. Motivasi, yaitu dorongan yang muncul atau dimunculkan dalam diri seseorang untuk melakukan sebuah interaksi. Dapat dikatakan bahwa motivasi mirip dengan sugesti. Bedanya adalah sugesti akan mengabaikan sisi rasionalitas, sedangkan motivasi akan mampu mendorong seseorang untuk untuk melakukan  sesuatu bersama dengan sikap kritis dan akal budinya.
  6. Empati, yaitu proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain, baik suka ataupun duka. Empati dapat terjadi saat mendengar berita menyedihkan atau membahagiakan dari orang lain, yang membuat seolah-olah merasakan kesedihan atau kebahagiaan tersebut.

Keenam faktor tersebut merupakan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial yang berasal dari dalam diri seseorang. Di samping faktor dari dalam diri seseorang sebagaimana tersebut di atas, terdapat juga faktor pendorong terjadinya interaksi sosial yang berasal dari luar diri seseorang, seperti misalnya :
  • tindakan atau sikap diam dari orang lain.
  • kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupan seseorang.

Demikian penjelasan berkaitan dengan bentuk dan faktor pendorong terjadinya interaksi sosial.

Semoga bermanfaat.