Sungai Citarum, siapa yang tidak kenal dengan sungai ini ? Sungai terbesar di bagian barat pulau Jawa, yang membelah propinsi Jawa Barat, Indonesia. Di sepanjang daerah aliran sungai Citarum, berjuta-juta orang menggantungkan hidupnya dari sungai ini.
Tapi sayangnya, sungai Citarum menyimpan cerita kelam, satu fakta yang tidak bisa dipungkiri, sungai Citarum termasuk dalam kategori sungai paling kotor dan beracun di dunia. Hal ini disebabkan karena hampir semua penduduk desa atau kota yang tinggal disepanjang atau dilewati aliran sungai Citarum hanya mengambil manfaatnya saja, tanpa pernah memelihara sungainya. Banyak dari mereka membuang sampah dan limbah industri di sungai Citarum. Sampah merupakan masalah klasik yang ada di hampir semua sungai di Indonesia. Sampah juga yang merupakan salah satu sebab terjadinya banjir di saat musim hujan di wilayah yang dilewati aliran sungai Citarum.
Membenahi sungai Citarum tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kerja sama di antara banyak pihak yang berkepentingan dengan hal tersebut. Membenahi sungai Citarum tidak bisa hanya dilakukan terhadap aliran sungainya saja, tetapi harus merupakan satu kesatuan yang terintegrasi, di mulai dari hulu sampai hilir sungai, termasuk menanamkan kesadaran masyarakatnya akan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Terlepas dari hal itu, tahukah anda di mana hulu sungai Citarum, di mana aliran sungai Citarum ini bermula ? Mungkin tidak banyak yang tahu, sungai Citarum berawal dari sebuah danau, yang dikenal dengan nama Situ Cisanti. Situ Cisanti merupakan sebuah danau buatan seluas lebih kurang 5 hektar, yang berada di lahan seluas lebih kurang 7 hektar, yang terletak di kaki gunung Wayang, dengan ketinggian 1.500 - 3.000 meter di atas permukaan laut, yang menampung air dari 7 mata air utama sungai Citarum, yaitu mata air Pangsiraman, Cikolebere, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung, dan Cisanti. Situ Cisanti secara administratif berada di dalam wilayah Desa Tarumanegara, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Menuju Situ Cisanti, mata kita akan disuguhi pemandangan alam di sepanjang perjalanan yang dilewati. Sayangnya, udara pegunungan yang sejuk sudah mulai terkikis oleh banyaknya daerah yang gundul di sepanjang daerah aliran sungai Citarum. Dari banyak sumber menyebutkan, bahwa banyak daerah yang tadinya hutan, kini telah berganti fungsi menjadi ladang-ladang penduduk yang umumnya ditanami sayur-sayuran. Selintas terbesit pertanyaan, amankah bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, jika tadinya akar-akar kokoh pepohonan yang dulunya mencengkeram tanah dan menahannya agar tidak longsong, sekarang diganti dengan tanaman sayur-sayuran yang saat waktunya panen, akar-akar dari tanaman tersebut akan ikut tercabut dari tanah ? Miris membayangkan hal tersebut. Bila tidak cepat dicari solusinya, cepat atau lambat bencana pasti akan menghampiri masyarakat di daerah sekitar Situ Cisanti.
Yang agak melegakan, ada beberapa warga di sekitar Situ Cisanti yang telah menyadari kondiisi tersebut. Mereka telah berinisiatif untuk berusaha menghutankan kembali daerah-daerah gundul di sekitar Situ Cisanti sebagai akibat dari perambahan hutan atau sebagai akibat alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian.
Kembali lagi, satu hal yang harus dipahami, menghijaukan kembali daerah sekitar Situ Cisanti tidak mungkin dilakukan sendiri, pelestarian alam tidak bisa dilakukan secara instan. Dibutuhkan suatu sistem yang terintegrasi dan berkesinambungan, serta kerja sama semua pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan hal tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, Astacala, organisasi mahasiwa pecinta alam Universitas Telkom Bandung, bersama-sama dengan Yayasan Astacala, yang merupakan wadah berkumpulnya anggota Astacala yang masih aktif sebagai mahasiswa maupun alumni, menyusun dan menjalankan suatu program yang sifatnya sosial untuk pelestarian alam di sekitar Situ Cisanti, tidak hanya berkaitan dengan segala hal yang bersifat fisik tapi juga penanaman pemahaman kepada penduduk (mulai dari usia anak-anak, remaja, hengga dewasa) sekitar Situ Cisanti akan pentingnya kebersihan dan pelestarian alam. Program ini tentunya akan berjalan dengan bekerja sama dengan masyarakat sekitar dan diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung di sekitar Situ Cisanti.
Tahun 2017 ini Astacala sudah memulai mewujudkan program-program tersebut, yang meliputi :
- Untuk menjaga kebersihan daerah di sekitar Situ Cisanti, yang merupakan daerah obyek wisata, Astacala melakukan pemasangan tempat-tempat sampah di beberapa titik yang dipandang perlu. Selain itu, Astacala juga memasang papan-papan yang bertuliskan himbauan untuk menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Dengan begitu diharapkan para pengunjung Situ Cisanti akan tumbuh kesadarannya untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan hal tersebut termasuk pula menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
- Menanamkan pemahaman dan kepedulian akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan tidak bisa dilakukan secara instan, mesti dimulai dari anak-anak usia dini, usia sekolah dasar. Untuk itu, Astacala berkerja sama dengan beberapa Sekolah Dasar disekitar Situ Cisanti untuk secara rutin mengunjungi siswa-siswa sekolah dasar tersebut untuk memberikan pemahaman-pemahaman tentang pentingnya pelestarian alam dan lingkungan.
- Membaca, merupakan salah satu cara untuk membuka wawasan. Menumbuhkan minat baca anak-anak sekitar Situ Cisanti merupakan target selanjutnya dari Astacala. Untuk menunjang minat baca pada anak-anak dibutuhkan banyak buku. Untuk mencukupi kebutuhan akan buku-buku bacaan tersebut, Astacala membuat satu program yang dilabeli dengan nama "Sedekah Buku". Diperuntukkan untuk semua orang atau warga masyarakat yang hendak menyedekahkan buku-bukunya, baik buku baru atau buku bekas pakai, yang nantinya akan disalurkan ke sekolah-sekolah atau perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekitar Situ Cisanti.
- Penghijauan kembali lahan hutan yang telah gundul sebagai akibat dari penjarahan ataupun akibat dari alih fungsi lahan menjadi tanah pertanian. Program ini direncanakan akan berjalan terus secara berkesinambungan. Penanaman kembali pohon-pohon tersebut telah dimulai untuk pertama kalinya pada bulan Oktober 2017. Untuk menunjang program penghijauan ini, Astacala membuat program yang diberi nama "Sedekah Pohon". Program ini juga diperuntukkan untuk semua orang atau warga masyarakat yang berkenan menyisihkan sedikit rejekinya untuk menghijaukan kembali lahan di sekitar Situ Cisanti. Dengan menyedekahkan Rp.20.000 (duapuluh ribu rupiah) untuk satu pohon, berarti telah ikut dalam usaha pelestarian lingkungan sekitar Situ Cisanti khususnya dan daerah aliran sungai Citarum pada umumnya.
- Kegiatan-kegiatan lain sebagai penunjang kegiatan-kegiatan tersebut di atas.
Semua program-program yang dilakukan Astacala tersebut nantinya akan dibuat laporan pertanggung jawabannya, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap para donatur. Kegiatan ini juga bukan merupakan kegiatan fiktif, karena semua kegiatan Astacala di sekitar Situ Cisanti di bawah pengawasan Yayasan Astacala yang telah berbadan hukum, dan setiap waktu bisa dilakukan audit.
Astacala membutuhkan kerja sama dan partisipasi dari semua pihak untuk mewujudkan cita-citanya dalam usaha pelestarian alam dan lingkungan, khususnya di sekitar wilayah Situ Cisanti dan daerah aliran sungai Citarum pada umumya. Untuk itulah, bagi semua pihak warga masyarakat yang mempunyai kelapangan rejeki dan berkenan untuk menyedekahkan sebagai rejekinya, baik untuk pengadaan buku-buku bacaaan atau bibit-bibit pohon untuk penghijauan di sekitar Situ Cisanti dan daerah aliran sungai Citarum, dapat menghubungi :
- Sedekah Buku, dapat menghubungi : Sdr. Aditia C.K, melalui nomor telepon 088 1121 0056.
- Sedekah Pohon, dapat menghubungi : Sdr.Dhiky, melalui nomor telepon 0857 4714 8245 atau dapat juga menyalurkan langsung donasi anda melalui Rekening Yayasan Astacala di Bank Mandiri dengan Nomor Rekening : 130-00-1544501-1.
Bagi anda yang ingin merencanakan wisata ke Situ Cisanti, ada beberapa rute yang bisa anda tempuh dengan berkendaraan :
- Rute menuju Situ Cisanti melalui jalur Alun-Alun Ciparay. Dari terminal Ciparay ambil jalan menuju Kecamatan Pacet atau langsung menuju Kecamatan Kertasari. Sedangkan jika menggunakan angkutan umum, bisa ditempuh dengan naik angkutan umum jalur yang menuju Kecamatan Kertasari, dari sini, dapat dilanjutkan dengan menggunakan ojek menuju lokasi.
- Rute menuju Situ Cisanti melalui jalur Pangalengan. Dari pasar Pangalengan menuju ke pintu gerbang PTPN VIII Pangalengan. Kemudian menuju Perkebunan Talun Santosa, tepatnya di Desa Santosa, Kecamatan Kertasari. Atau bisa juga mengambil patokan pertama yaitu jalan menuju Hot Spring Cibolang di Desa Wanasuka di area Perkebunan Teh Purbasari. Anda akan melewati Perkebunan Teh Malabar dan Pabrik Teh Malabar di Desa Babakan, Perkebunan Teh Purbasari, dan Pabrik Teh Kertasari di esa Wanasuka, dan Perkebunan Teh Talun Santosa di Desa Santosa, Kecamatan Kertasari.
Disarikan dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.