Pendakian Gunung Merapi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Gunung Merapi berada di antara Propinsi Jawa Tengah (masuk dalam wilayah Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang) dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung dengan ketinggian 2.911 meter di atas permukaan laut ini termasuk dalam jenis stratovolcana dan  merupakan gunung berapi yang paling aktif di dunia. Karena statusnya tersebut, gunung Merapi sampai dengan saat ini banyak menarik para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, seperti geologi, geofisika, vulkanologi, biologi, dan lain-lain untuk melakukan penelitian mengenai kondisi dari gunung Merapi tersebut.

Ada beberapa jalur pendakian untuk sampai ke puncak Merapi, di antaranya Jalur Selo, yang masuk dalam wilayah Kabupaten Boyolali dan jalur Kinahrejo, yang masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman.

Jalur Selo. Jalur pendakian ini yang relatif paling aman untuk mencapai puncak Merapi. Selama dalam perjalanan pendaki dapat menikmati pemandangan gunung Merbabu yang terletak di sebelah Barat Laut jalur pendakian. Untuk mencapai Desa Selo, pendaki bisa melaluinya dari Muntilan yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan bus umum jurusan Boyolali. Selanjutnya dari Desa Selo perjalanan dilanjutkan menuju Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang merupakan basecamp pendakian. Dari Dusun Plalangan perjalanan dilanjutkan menuju Pondok Pendaki yang dapat ditempuh dalam waktu 15 menit melalui jalan beraspal. 

Pondok Pendaki ini merupakan titik awal pendakian ke puncak Merapi. Dari Pondok Pendaki menuju Pos I dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit, melalui jalan perkebunan tembakau dan kebun sayur penduduk sekitar, hingga kemudian memasuki jalur hutan pinus. Dari Pos I menuju Pos II dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan medan bebatuan yang terjal, ditambah dengan hembusan angin yang cukup kencang. Selanjutnya dari Pos II perjalanan dilanjutkan ke Tugu, yang terletak di atas bukit, yang dapat ditempuh dalam waktu selama 1 jam 45 menit. Kemudian dari Tugu, perjalanan dilanjutkan menuju Pasar Bubrah (Plawangan) yang ditempuh dalam waktu selama 30 menit. Pasar Bubrah merupakan batas antara vegetasi dan bebatuan menuju puncak Merapi. Dari Pasar Bubrah menuju Puncak Garuda dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan melalui medan bebatuan yang mudah longsor. Untuk sampai ke puncak Merapi sebaiknya pendaki berhati-hati. Disarankan perjalanan dari batas vegetasi menuju puncak Merapi sebaiknya dilakukan saat pagi hari, hal ini untuk menghindari kabut tebal dan asap belerang yang biasanya muncul pada saat siang hari. Dahulu Puncak Garuda merupakan puncak tertinggi dari gunung Merapi, tapi sekarang Puncak Garuda sudah terpotong akibat letusan dari gunung Merapi.

Jalur Kinahrejo. Jalur pendakian ini bisa dicapai dari arah kota Yogyakarta menuju Kaliurang. Kinahrejo merupakan dusun tempat tinggal almarhum Mbah Maridjan yang merupakan juru kunci dari gunung Merapi. Sekarang kedudukan sebagai guru kunci gunung Merapi digantikan oleh putranya. Pendakian dari Kinahrejo (dan juga dari Bebeng)  ke Pos Bayangan dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Dari Pos Bayangan ke Pos I dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Di tengah perjalanan antara Pos Bayangan dan Pos I akan dijumpai persimpangan Kinahrejo dan Bebeng. Sebaiknya turun gunung pendaki berhati-hati dengan persimpangan ini. Selanjutnya dari Pos I menuju Pos II dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam, dengan medan seperti tangga. Dari Pos II menuju Pos III dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. Pos III ini sering juga disebut sebagai Pos Rudal, karena disekitar pos III terdapat rudal yang menghadap ke puncak Merapi. Di Pos III ini juga, pihak Keraton Yogyakarta bersama dengan masyarakat sekitar melakukan upacara Labuhan Merapi, sehingga Pos III ini terkesan penuh misteri. Selanjutnya dari Pos III menuju Pos IV dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit, dengan medan yang terjal. Dari Pos IV menuju Kendit (Plawangan) dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Kendit ini merupakan batas vegetasi dan bebatuan. Dari Kendit perjalanan dilanjutkan menuju Pemancar (pengukur seismograf) yang ditempuh dalam waktu sekitar satu jam., melalui medan bebatuan yang terjal dan sulit. Ada baiknya pendaki melakukan orientasi medan terlebih dahulu sebelum berangkat menuju puncak. 

Puncak Garuda tidak terlihat dari Kendit, karena terhalang oleh bukit terjal yang menjulang, yang oleh banyak orang disebut sebagai Puncak Kinahrejo.  Sebaiknya para pendaki ekstra hati-hati setelah sampai di daerah ini. Banyak pendaki yang tidak tahu jalur menuju Puncak Garuda setelah sampai di Puncak Garuda ini, yang menyebabkan pendaki tersesat. Dari Pemancar, pendaki mesti mengambil jalur ke arah kanan, melalui jalur yang penuh asap belerang yang menyengat hingga sampai ke Kawah Mati. Perjalan dari Pemancar ke Kawah Mati ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Di Kawah Mati ini terdapat lautan pasir hitam yang dikelilingi tebing-tebih terjal. Puncak Garuda berda di atas tebing sebelah kiri. Perjalanan dari Kawah Mati menuju Puncak Garuda dapat ditempuh dalam waktu 15 menit, melewati medan yang sangat terjal. Jadi pendaki mesti ekstra hati-hati.

Selain dari dua jalur tersebut, pendakian ke puncak Merapi dapat juga dilakukan melalui jalur Babadan, Kabupaten Magelang dan jalur Ndeles yang masuk di dalam wilayah Kabupaten Klaten. Hanya saja jalur Selo dan jalur Kinahrejo yang paling sering dipakai oleh para pendaki untuk sampai ke puncak Merapi.


Semoga bermanfaat.