Mitos Seputar Kehamilan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Satu hal yang paling dinanti dan diharapkan oleh pasangan suami istri adalah kehadiran seorang anak. Seringkali banyak cara dan upaya dilakukan oleh pasangan suami istri untuk mendapatkan seorang anak, dari konsultasi dan pemeriksaan medis  ke dokter kandungan hingga menempuh pengobatan non medis atau alternatif.

Tapi tahukah anda bahwa di dalam masyarakat Indonesia terdapat banyak sekali mitos seputar kehamilan ? Mungkin beberapa mitos seputar kehamilan tersebut sudah pernah anda dengar. Mitos seputar kehamilan tersebut bisa jadi ada yang benar dan bisa dibuktikan secara ilmiah, tapi banyak juga dari mitos seputar kehamilan tersebut yang tidak jelas dan tidak ada dasarnya.

Beberapa mitos seputar kehamilan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengadopsi Anak Mempercepat Kehamilan.
Memang dalam beberapa kasus yang terjadi dalam masyarakat, dengan mengadopsi anak, seorang istri akan cepat mendapatkan kehamilan. Seringkali kita dengar, banyak pasangan suami istri yang sudah menikah bertahun-tahun namun belum juga dikaruniai anak memutuskan untuk mengadopsi anak, dengan maksud sebagai "pemancing". Hal ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, tapi beberapa pasangan suami istri telah membuktikan kemanjuran mitos ini.

Secara psikologis, kehadiran anak adopsi akan mempengaruhi pasangan suami istri, terutama sang ibu. Kehadiran anak yang diadopsi akan membawa kebahagiaan dan mengurangi ketegangan emosi dan depresi sang ibu sehingga berpengaruh positif bagi kondisi psikologisnya. Perlu diketahui bahwa perasaan stress merupakan salah satu penyebab sulitnya kehamilan. Rasa bahagia, santai, dan emosi yang tidak tertekan atau emosi yang stabil akan membantu meningkatkan produksi hormon yang akan mengoptimalkan fungsi sistem reproduksi sehingga pada akhirnya dapat mempercepat kehamilan.

2. Posisi Rahim Retrofleksi Tidak Bisa Hamil.
Rahim retrofleksi adalah letak rahim yang cenderung menekuk ke belakang, ke arah saluran pelepasan atau dalam bahasa sehari-hari lebih dikenal dengan rahim terbalik. Di kalangan masyarakat kita, apabila ada seorang ibu yang memiliki rahim dengan posisi seperti ini, biasanya akan diurut atau dipijat untuk mengubah posisi rahim.

Mitos ini tidak tidak benar, karena banyak perempuan dengan posisi rahim retrofleksi bisa tetap hamil. Pendapat yang mengatakan, untuk mempermudah kehamilan perempuan dengan posisi rahim retrofleksi, bisa dilakukan dengan posisi tertentu saat berhubungan suami istri, juga tidak benar dan tidak ada dasarnya. Hal yang penting untuk diingat, bahwa urut atau pijat rahim tidak akan mengubah posisi rahim.

3. Melakukan Hubungan Suami Istri Sesering Mungkin Saat Istri Dalam Masa Subur.
Secara medis, mitos ini kurang tepat karena dengan frekuensi berhubungan suami istri yang terlalu sering maka kualitas reproduksi pria akan menurun. Walaupun secara logika, jika kita mempersering hubungan suami isteri maka kemungkinan hamil juga akan meningkat. Hal inilah yang mendasari munculnya mitos tersebut. Yang terpenting dan berlaku dalam hubungan suami istri adalah prinsip "utamakan kualitas daripada kuantitas".

4. Berhubungan Suami Istri Setelah Selesai Menstruasi Akan Mempercepat Kehamilan.
Mitos ini bisa jadi benar, tapi bisa juga salah. Karena semuanya tergantung pada masa ovulasi isteri. Apabila masa ovulasi pendek maka mitos ini benar karena masa subur hampir tidak ada. Tapi apabila masa ovulasinya panjang maka mitos ini salah. Karena beberapa saat setelah berakhirnya menstruasi, dinding rahim akan merapat dan juga tidak ada sekresi cairan dari kelenjar. Kondisi ini akan berlangsung selama tiga sampai lima hari dan dikenal sebagai masa tidak subur. Sehingga berhubungan suami istri pada masa ini justru sangat kecil peluangnya untuk bisa hamil.

5. Setelah Berhubungan Suami Istri Berbaringlah Ke Arah Kanan.
Mitos ini juga tidak benar. Meskipun secara medis belum pernah diteliti, namun berdasarkan pengetahuan kedokteran mengenai struktur anatomi alat reproduksi perempuan, dapatlah disimpulkan bahwa mitos ini keliru. Arah kanan atau kiri ketika berbaring tidaklah membawa pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya kehamilan. Demkian pula anggapan yang mengatakan bahwa biar cepat hamil, segera berbalik (berdiri terbalik dengan posisi kepala di bawah dengan bantuan dinding) setelah selesai berhubungan suami istri. Anggapan seperti itupun keliru. Berdasarkan pada teori yang ada, para ahli menyarankan untuk istri berbaring dahulu selama 20 - 30 menit setelah berhubungan suami istri. Hal ini untuk memberi kesempatan terjadinya pembuahan sel telur dalam rahim.

Demikian penjelasan berkaitan dengan mitos seputar kehamilan.

Semoga bermanfaat.