Etika Mengundurkan Diri Dari Tempat Kerja

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Sesuatu yang diawali dengan baik, apabila harus mengakhiri mesti dengan baik juga. Hal tersebut berlaku juga di dunia kerja. Bisa dipastikan, semua orang masuk kerja dengan awal yang baik. Oleh karena itu, saat akan mengundurkan diri dari pekerjaan, sebaiknya dilakukan dengan baik pula.

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk berhenti dari suatu pekerjaan. Apapun alasannya, bagaimanapun kondisinya, apa yang sudah dimulai dengan baik, harus diakhiri pula dengan baik.Kalau ada masalah, selesaikan dulu dengan profesional. Pada prinsipnya mengundurkan diri dari tempat kerja harus dilakukan dengan cara yang cara yang baik.

Beberapa faktor pemicu seseorang mengundurkan diri dari pekerjaannya adalah sebagai berikut :
  • Biasanya seseorang memilih bekerja berdasarkan kemampuan dan pengalamannya. Namun apabila pekerjaan yang dijalaninya ternyata melebihi kemampuannya, biasanya seseorang akan cenderung tertekan dan stres. Sebaliknya apabila tuntutan pekerjaan jauh di bawah kemampuan, kejenuhan akan datang. Ketidak selarasan antara kemampuan dan tantangan ini dapat membuat seseorang memilih mundur.
  • Pekerjaan yang dilakukan dengan hati tentu hasilnya akan maksimal dan dapat dinikmati, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga orang lain. Karena itu, dalam bekerja dibutuhkan juga minat dan ketertarikan. Jika kedua hal tersebut tidak ada sama sekali, tentu akan sulit mencapai hasil yang diinginkan. Jika minat dan kesempatan mengaktualisasikan diri tidak ada, seseorang bisa memutuskan untuk berhenti bekerja. 
  • Lingkungan kerja yang kondusif serta suportif dapat membuat membuat orang nyaman dalam bekerja, sehingga kemampuan dalam bekerja dapat dikeluarkan dengan maksimal. Kalau lingkungan kerja sudah tidak mendukung untuk itu, maka seseorang juga bisa memutuskan untuk berhenti bekerja.

Ketiga alasan tersebut adalah hal wajar sebagai penyebab berhentinya seseorang dari pekerjaannya. Yang menjadi masalah apabila disamping ketiga alasan tersebut, ada juga konflik-konflik yang menyebabkan seseorang ingin cepat-cepat pergi dari tempat kerjanya. Semua hal yang berhubungan dengan dunia kerja menuntut profesionalisme, baik itu dalam hal kompetensi atau kemampuan, maupun kematangan dalam bersikap (attitude). Sebagai pekerja yang profesional dituntut untuk bisa mengendalikan sikap dan emosi.

Keputusan yang diambil secara emosional beresiko merugikan diri sendiri. Termasuk dalam hal pengunduran diri dari tempat bekerja. Keputusan berhenti dari tempat kerja yang dipicu oleh emosi sehingga kemungkinan besar tidak dipikirkan secara matang dan tidak mempersiapkan langkah selanjutnya justru akan merugikan diri pekerja sendiri.

Dalam dunia kerja  akan selalu muncul kemungkinan terjadinya konflik, baik dengan atasan, klien, bahkan sesama rekan kerja. Biasanya konflik-konflik ini juga merupakan pemicu seseorang untuk memutuskan berhenti bekerja. Apabila terjadi konflik, cobalah untuk melakukan mediasi terlebih dahulu sebelum memutusakan untuk berhenti bekerja. Dengan mediasi akan ditemukan titik temu untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan adanya mediasi diharapkan hubungan baik dengan perusahaan, atasan, maupun dengan rekan kerja akan tetap terjaga. Apabila setelah diadakannya mediasi tetap tidak ada titik temu, maka berhenti dari pekerjaan adalah pilihan terakhir yang mau tidak mau harus diambil. 

Berikut etika pengunduran diri dari tempat bekerja :
  • Informasikan pengunduran diri jauh-jauh hari sebelumnya atau sesuaikan dengan aturan perusahaan.
  • Selesaikan semua tugas dan tanggung jawab sebelum benar-benar meninggalkan kantor.
  • Tanyakan kepada pihak manajemen, apakah akan ada pengalihan tanggung jawab pada orang lain atau tidak. Apabila ada, dampingi pengganti anda dan jelaskan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
  • Jagalah hubungan baik. Jangan meinggalkan kesan buruk pada rekan-rekan kerja.
  • Bereskan tempat kerja anda sebelum benar-benar meninggalkan kantor. Serahkan semua dokumen-dokumen penting pada orang yang bertanggung jawab untuk itu, dan bawa semua barang pribadi anda.
  • Jangan lupa berpamitan pada atasan maupun rekan-rekan kerja anda.
  • Selesaikan semua urusan administrasi. Kembalikan semua fasilitas kantor yang anda terima dan anda gunakan..
  • Tetap menjaga nama baik perusahaan meskipun anda sudah tidak lagi bekerja di situ.

Pada prinsipnya adalah sebagai seorang profesional, akhirilah masa kerja anda di suatu perusahaan atau instansi dengan kesan yang manis, apapun permaslahan yang terjadi. Profesionalisme tidak hanya perlu diperlihatkan selama bekerja, tapi juga saat anda akan berhenti bekerja. Dengan begitu, anda akan diingat oleh rekan kerja anda sebagai sosok yang elegan.

Semoga bermanfaat.